Jumat, 16 Agustus 2024

TPNPB OPM, Pelaku Pembunuhan Pilot Selandia Baru Militer Indonesia

Pasukan Gabungan TPNPB OPM NDUGA dan ILAGA

Pasukan Komnas TPNPB Tidak Bunuh Pilot Helicopter Asal Selandia Baru, Namun TPNPB Curigai Bahwa Pelaku Pembunuhan Pilot Asal New Zealand Adalah Militer Dan Polisi Indonesia. 

Siaran Pers Yang Kedua Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Per Jumat, 16 Agustus 2024.

Silahkan ikuti Pernyataan Resmi Komnas TPNPB yang dikeluarkan oleh Wakil Komandan Operasi Umum Dan Panglima TPNPB Wilayah III Ndugama Darakma Bridgen Egianus Kogeya Dan Pasukannya yang kami lampirkan dalam siaran Pers ini. Dan pernyataan ini dalam bentuk video serta audio voice oleh Jubir Komnas TPNPB Sebby Sambom. 

Selamat pagi warga dunia dan masyarakat progresif indonesia juga pemerintah indonesia dan warga Papua Dan juga juga kepada semua pejuang dan pendukung Papua Merdeka di seluruh dunia, dan negara anggota PBB dan juga sekjen PBB dengan semua stafnya da juga  komisi HAM PBB, bahwa Pada hari ini tanggal 16 Agustus 2024, saya Sebby Sambom Juru Bicara Komando Nasional, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka, Atas nama panglima tinggi dari organisasi kami (TPNPB OPM) menggumumkan ke publik atas pernyataan komandan operasi umum TPNPB Mayor Jenderal Lekagak Talenggen dan juga pernyataan resmi yang dilanjutkan oleh wakil komandan operasi bersama panglima TPNPB Wilayah III Ndugama Derakma Brigader Jenderal Egianus Kogeya dan pasukannya dimana mereka secara resmi pada tanggal 15 Agustus 2024  mengeluarkan pernyataan yang harus diumumkan secara publik oleh Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, maka hari ini kami mengumumkan pernyataan ini dalam bentuk video dalam dua bahasa. Video pertama dalam bentuk bahasa suku lani dimana wakil komandan operasi umum TPNPB se-tanah Papua menjelaskan dalam bahasa bahwa;

Pilot helikopter asal Selandia Baru itu dibunuh oleh indonesia dengan cara apa itu mereka scenario semua, indonesia yang bunuh dan kami TPNPB tidak tahu menahu dan tidak bertanggung jawab, tapi yang bertanggungjawab penuh atas kematian pilot itu adalah pemerintah indonesia dengan institusi TNI-POLRI di Papua, Itu kita sampaikan dalam bahasa indonesia juga sama.

Panglima Egianus dan pasukannya secara resmi mengumumkan atas nama organisasi kami bahwa TPNPB tidak bertanggung jawab dan jelas-jelas pembunuhan pilot itu dilakukan melalui scanario yang  telah di setting oleh pemerintah indonesia maka, pemerintah indonesia dengan institusi TNI-POLRI yaitu Satgas Damai Carthens di Papua harus bertanggung jawab dan kami sampaikan kepada publik secara Nasional, Internasional yang  terutama kepada keluarga korban dan juga kepada pemerintah selandia baru dan warga masyarakat selandia baru, di Wilayah pasifik dan dunia bahwa pilot itu kami sudah melakukan pemeriksaan semua pasukan TPNPB ternyata itu dibunuh oleh pemerintah indonesia melalui Satgas Damai Carthens menggunakan orang hitam, jadi orang hitam itu Tentara dan Polisi Indonesia atau mereka punya proxy yang kami sebut namanya TPNPB/KKB binaan TNI-POLRI, jadi kami juga sangat siap sampaikan ke pengadilan internasional pun kami tetap berani sampaikan dengan fakta-fakta, jadi indonesia juga harus memberikan fakta-fakta yang akurat jangan hanya sebatas saksi memberitakan begitu.

Karena mereka harus menangkap pelakunya dan memberitakan kepada publik, supaya publik percaya kepada Pemerintah indonesia. 

Tetapi jelas-jelas di dalam sejarah orang Papua, dimana misionaris Kristen pertama orang Eropa masuk di Papua itu tanggal 5 Februari 1855 setelah 52 tahun kemudian orang-orang penjajah kolonial belanda masuk di Papua 1909, 52 tahun kemudian indonesia masuk tahun 1963. Maka, indonesia menjajah Papua selama 62 tahun, misionaris kristen orang Eropa tinggal di Papua selama 52 tahun dan pemerintah kolonial belanda tinggal di Papua selama 52 tahun.

52 tahun + 52 tahun + 62 tahun adalah 166 tahun kami dibawah penjajahan oleh dunia Kapitalis, Imperialis dan kolonialis, oleh karena dalam sejarah kami sekian tahun tidak pernah bunuh orang barat, orang kulit putih dari eropa, Amerika, Australia dan Selandia Baru tidak pernah. Hanya satu misionaris tahun 50-60-an yang masuk di Yali Selatan dibunuh, masak dan makan dan itu maklum karena pada saat itu kami masih dalam primitif dan kanibal.

Kami terus terang, saya juru bicara Komnas TPNPB Sebby Sambom dari suku yali besar adalah kanibal dan suku yali besar kami ada di 4 kabupaten, jangan salah. Yalimo, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan Boven Digul  maka kami adalah kanibal di Papua, Ras kanibal di Papua yang pernah makan itu tapi dengan darah misionaris itu maka tanah Papua sudah dikuduskan dan kami sudah bertobat terima injil maka mustahil kami bunuh orang-orang barat dari Eropa, Amerika, Australia yang datang ke Papua, Sebab mereka itu menyatuh dengan kami, mereka tidur di honai dengan kami, makan ubi dengan kami apapun yang kami makan mereka sesuaikan tapi, orang indonesia kulit sawo matang itu tidak. Anda lihat kami makan makanan di kampung anda merasa jijik itu berarti anda bukan manusia.

Kalau orang barat itu mereka kulit putih tapi mereka manusia karena mereka bisa sesuaikan dengan kami begitu. Oleh karena itu, kematian pilot ini Indonesia bertanggung jawab. 

Demikian Siaran Pers Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB OPM Per Jumat, 16 Agustus 2024 yang kedua.

Dan diteruskan kepada semua pihak oleh Jubir Komnas TPNPB Sebby Sambom. 

Dan terima kasih atas kerja sama yang baik.

Sumber : TPNPB-News


Tidak ada komentar:

Posting Komentar