TPNPB Tidak Setuju Juha Christensen Sebagai Juru Runding. - Suara Wiyaimana Papua
Headlines News :

.

.
Home » , , » TPNPB Tidak Setuju Juha Christensen Sebagai Juru Runding.

TPNPB Tidak Setuju Juha Christensen Sebagai Juru Runding.

Written By Suara Wiyaimana Papua on Rabu, 29 Januari 2025 | Rabu, Januari 29, 2025


TPNPB Tidak Setuju Juha Christensen Sebagai Juru Runding. 

Tawaran Juha Christensen, aktivis perdamaian internasional asal Finlandia, kepada pemerintah Republik Indonesia untuk memediasi adanya dialog antara pemerintah dengan kelompok pejuang kemerdekaan Papua atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), termasuk para pendukungnya di dalam maupun luar negeri, ternyata sepihak.

Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, mengaku tidak pernah ada rencana usulkan juru runding atau mediator yang tidak kredibel bahkan lebih memihak Indonesia dalam menangani penyelesaian status politik Papua.

Sama halnya nama Juha Christensen, kata Sebby, usulan lainnya pun belum tentu diterima TPNPB. Selama tidak ada niat baik dan hanya sepihak, apapun usulannya tetap akan ditolak. Artinya, siapa dengan latar belakang jelas yang dianggap layak menjadi mediator atau fasilitator mesti sama-sama disepakati, tidak lagi sepihak memaksakan kehendaknya.

“Pemerintah kolonial dan semua pihak harus ketahui bahwa dalam perjuangan bangsa West Papua tidak ada istilah duduk satu meja untuk berdialog. Tidak. Dialog bicara apa? Palingan mau berbasa-basi tentang konsep pembangunan, mau bilang harus lebih peduli untuk memperhatikan kesejahteraan, dan lain-lain. Itu omong kosong. Mau bicara soal makan minum itu stop. Harus perundingan,” ujar Sebby Sambom kepada Suara Papua melalui telepon seluler, Senin (27/1/2025).

Perlu dibedakan antara dialog dan perundingan, kata Sebby, karena keduanya berbeda konteks, mekanisme, dan tujuan.

“Siapa minta dialog, apalagi dialog damai? West Papua mau itu perundingan. Jangan kolonial kasih gula-gula politik ke sekian lagi sama West Papua. Hari ini West Papua tidak butuh kata-kata manis di mulut, tetapi pada saat bersamaan kolonial lanjut bunuh-bunuh kami sambil terus menerus kuras kekayaan alam dan segala-galanya. Kami tidak mau itu. Tuntutan TPNPB jelas, yaitu perundingan antara West Papua dan Indonesia. Perundingan harus difasilitasi oleh lembaga independen atau negara netral dibawah pengawasan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB),” tegasnya.

Sebby menyatakan, TPNPB tak mungkin membawa nasib West Papua ke jurang kehancuran. Oleh karenanya, Indonesia diminta bersedia untuk lakukan perundingan dengan TPNPB.

“Harus ada perundingan di tingkat internasional. Tetapi kami tidak akan kompromi dengan usulan ataupun tawaran sepihak dari pemerintah kolonial. Apalagi yang namanya Juha Chritensen, itu tetap kami tidak terima. Dia sudah hancurkan Aceh, jangan Papua lagi,” ujarnya.

Kata Sebby, Juha Christensen teridentifikasi sebagai salah satu tokoh pemrakarsa dalam perjanjian Helsinki untuk masalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dia terlibat langsung dalam perundingan Aceh dengan Indonesia di Helsinki, Finlandia.

“Dia juga berhasil bebaskan pilot asal Selandia Baru itu di Ndugama. Semua sudah saksikan rekaman videonya pada waktu Juha tembus hutan dan ketemua kelompok TPNPB bersama keluarga Egianus Kogeya. Pada waktu pembebasan pilot Susi Air itu kami sudah umumkan bahwa Juha Christensen terlibat dan dalam masuk ke markas secara liar, bujuk-bujuk pasukan TPNPB maupun orang-orang Nduga. Dia sebelumnya terlibat dalam penyelesaian masalah Aceh. Kita kenal perjanjian Helksinki itu. Jadi, orang yang sama juga kemarin bujuk Egianus Kogeya dan keluarganya untuk serahkan pilot ke Indonesia. Itu bukan membantu TPNPB, tetapi berjuang untuk kolonial. Terbukti dia orangnya Indonesia. Benar-benar pro-Indonesia. Itu tidak mungkin kami setuju,” tutur Sebby.

Lanjut ditegaskan, sikap TNPB jelas yakni tidak mau terjebak dalam setingan Indonesia. Oleh karenanya, kelompok lain sebaiknya jangan konyol tanpa perhitungan yang pada akhirnya berpotensi mengorbankan satu bangsa besar ini.

“Kita jangan korbankan misi perjuangan kemerdekaan. TPNPB sebagai penjaga api perjuangan pasti tidak sejalan dengan kelompok maupun individu yang sedang senang dengan munculnya Juha. Kita tahulah siapa dia. Maka, saudara yang lain jangan terpancing setingan kolonial. Saya ulang lagi, jangan terjebak dengan permainan kolonial yang kelihatan baik, tetapi isinya sangat busuk. Dampaknya besar, jadi kami tetap tolak. Lebih baik pihak lain saja. Jangan kita semua dapat isi dalam karung baik-baik.”

Sebby Sambom bahkan tekankan, Juha Christensen tidak masuk dalam perhitungan manajemen markas pusat komando nasional TPNPB.

“Kita selalu sampaikan bahwa perundingani itu akan terjadi jikalau dimediasi oleh pihak ketiga yang netral. Itu biasanya ada organisasi-organisasi yang diakui oleh PBB. Dan, ada profesor-profesor yang diakui oleh PBB. Tidak seperti orang macam Juha Christensen. Dia kan jelas-jelas pro-Indonesia, memuluskan langkah untuk membantu Indonesia. Faktanya dalam persoalan Aceh, dia punya jasa besar. Pengalaman dari kelompok pejuang Aceh itu pelajaran bagi West Papua. Seperti yang dialami Aceh itu jangan terjadi lagi sama West Papua. Makanya, kami tegas dan tidak akan dengar, tidak akan percayakan kepada pejuang diaspora dan diplomat kita yang ada di luar negeri. Jadi, Juha Christensen itu TPNPB tolak. Dari lalu kami juga sudah warning, umumkan DPO (daftar pencarian orang) dari TPNPB setelah pembebasan pilot di Ndugama. Dia datang akan ditembak mati. Referensinya bisa cari di media-media. Waktu itu kami sudah umumkan,” ujar Sebby.

Sumber://suarapapua.com/2025/01/27/tpnpb-tidak-setuju-juha-christensen-sebagai-juru-runding/

Share this article :

0 komentar:

.

.

Pray For West Papua

Pray For West Papua

MELANESIANS IN WEST PAPUA

MELANESIANS IN WEST PAPUA

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

GOOGLE FOLLOWER

Traslate By Your Language

WEST PAPUA FREEDOM FIGHTER

WEST PAPUA

WEST PAPUA

VISITORS

Flag Counter
 
Support : WEST PAPUA | WEDAUMA | SUARA WIYAIMANA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Suara Wiyaimana Papua - All Rights Reserved
Template Design by WIYAIPAI Published by SUARA WIYAIMANA