Nabire, MAJALAH
SELANGKAH -- Keluarga korban Jenderal
TPN/OPM Divisi II Pemka IV Paniai, Leonardus
Magai Yogi meminta Kepala Kepolisian Resort (Kepolres) Nabire, Papua, AKBP.
Ronald Situmeang tidak melakukan pembohongan publik melalui media massa.
Hal itu ditanggapi
menyusul pengakuan Kapolres Nabire melakukan pemakaman terhadap jenazah Leonardus
Magai Yogi pada malam hari, Kamis (30/04/2015) di tempat pemakaman umum Nabire
setelah sanak keluarga yang dihubungi tidak kunjung datang untuk mengambil
jasadnya.
Pengakuan tersebut
mendapat tanggapan serius dari pihak keluarga. Mabipai (46) keluarga korban
yang datang ke Nabire dari Enarotali, Kabupaten Paniai mengaku pihaknya belum
melihat wajah Leonardus Magai Yogi. Ia menilai, Kapolres Nabire membongi publik
melalui media massa.
"Polri
membalikan fakta. Masa, mereka (Polri) yang tembak, mereka pula yang makamkan.
Aturan dari mana? Leo ditembak mati dan dibawa ke ruang jenazah bersama dua
orang. Pintu masuk hingga di jalan raya depan RSUD Nabire dijaga ketat aparat
keamanan, kalau Leo tertembak di kaki, bagaimana bisa mati?" tanya
Mabipai, Senin (4/5/2015).
Menurutnya, peryataan Kapolres tersebut tidak sesuai fakta, kata dia, hanya menyombongi diri sendiri agar pihak lain mengetahui Polri memberi akses kepada keluarga. "Selama sehari penuh, siapapun, termasuk keluarga dan kerabat korban, tak diijinkan masuk. Siatuasi siaga satu. Wartawan yg mau meliput saja ditangkap dan dianiaya aparat," jelas dia.
Menurutnya, peryataan Kapolres tersebut tidak sesuai fakta, kata dia, hanya menyombongi diri sendiri agar pihak lain mengetahui Polri memberi akses kepada keluarga. "Selama sehari penuh, siapapun, termasuk keluarga dan kerabat korban, tak diijinkan masuk. Siatuasi siaga satu. Wartawan yg mau meliput saja ditangkap dan dianiaya aparat," jelas dia.
Ia justru bertanya-tanya, keluarga korban yang dimaksud Kapolres. "Polres hubungi siapa? Kami keluarga korban belum paham bagian ini. Aneh, bolak-balik fakta. Ternyata Polisi Indonesia tidak professional, kamu harus belajar banyak dulu," tandasnya.
Menurutnya, pernyataan Kapolres Nabire aneh dan tidak diterima logika karena bagaimanapun itu, tentu tidak diijinkan masuk ke kawasan RSUD yang sudah disterilkan aparat keamanan.
"Bukankah
jenazah Leo diam-diam dibawa aparat dan dimakamkan pada malam hari tanpa
diberitahu kepada kami? Kapolres tahu kami punya nomor Hp sama siapa? Bicara
yang benar dan masuk logika sajalah," ucapnya.
Sebelumnya,
Koordinator Pekerja Kemanusiaan Papua dan Jakarta, (PKPJ) John NR. Gobai
meminta kepada Kapolda Papua, Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kasat Brimob Polda
Papua untuk mendapatkan akses menjenguk korban penembakan, tetapi keluarga
korban bersama pekerja kemanusiaan dan rohaniwan tidak mendapatkan restu. (Baca: Pekerja
Kemanusiaan dan Keluarga Pertanyakan Jenazah Panglima TPN-OPM Paniai, Leonardus
Magai Yogi)
"Kami juga
mau mengambil jenazah bagi TPN/OPM yang sudah meninggal, terlepas dari apa yang
diperjuangkan selama ini," kata John. (Abeth Abraham You/MS)
Sumber: Pemakaman Jendral TPN/OPM Divisi II Paniai: Kapolres ...
Sumber: Pemakaman Jendral TPN/OPM Divisi II Paniai: Kapolres ...
0 komentar:
Posting Komentar