YLSM KOMOPA, 19 Mei 2015------KAPOLDA Papua bongkar 4 mayat di depan pintu keluar masuk kantor KORAMIL Paniai
Timur Enarotali telah ditolak oleh keluarga korban melalui peserta pertemuan
yang hadir di POLRES Paniai, Madi, West Papua, 18 Mei 2015 kemarin. Karena
jazadnya sudah busuk yang teringgal itu hanya tulang belulang saja. Ditolak
keras karena sisi adat yang berlaku di suku Mee mayat yang sudah dikuburkan
tidak bisa dibongkar kembali.
Soal otopsi itu sudah
terlambat. Dokter Agus, Direktur RSUD Paniai telah melakukan visum di lapangan
sepak bola Karel Gobai, 10 Desember 2014 lalu. Para korban telah ditembak mati
di tempat oleh TNI dan Polisi yang bertugas di Enarotali pada hari Senin, 8
Desember 2014, enam bulan yang lalu.
Kasus Paniai Berdarah 8
Desember 2014 lalu termasuk KASUS PEMBUNUHAN KILAT TERENCANA
Berdasarkan kenyataan di
lapangan tentang prosesi peristiwa Paniai Berdarah ini, maka Kasus Paniai
Berdarah adalah masalah internasional yang segera akan diselesaikan. Kasus
Paniai Berdarah itu benar-benar terbukti Pelanggaran HAM Berat. Karena
PENEMBAKAN KILAT TERENCANA. Oleh karena itu, kasus tersebut tidak bisa akan
diselesaikan hanya oleh orang-orang Indonesia sendiri atas perintah presiden
Jokowi-Jk dengan cara menggunakan berbagai tindakan pemaksaan apapun kepada
Orang Asli Paniai terutama keluarga korban.
Presiden Jokowi diminta
pertegas implementasi pernyataannya untuk izinkan buka akses jurnalis asing ke
Paniai melihat situasi dari dekat terhadap apa keluhan kelurga korban 8
Desember 2014, pada 6 bulan yang lalu.
Presiden Indonesia, Jokowi-Jk diminta tidak perlu kecewa berat akibat lepasnya Orang Asli Papua Barat dari Sorong sampai Samarai dari NKRI. Isu kemerdekaan Papua Barat ke publik telah diperkuat oleh berbagai tindakan TNI dan Polsisi seperti salah satunya yang terbukti di peristiwa Paniai Berdarah, 8 Desember 2014 lalu.
PENGUMUMAN UNTUK ORANG
ASLI PAPUA BARAT DI PANIAI
Diumumkan kepada semua
Orang Asli Papua Barat dari rumpun bangsa Melanesia di Paniai, bahwa kunjungan
ke kota Enarotali dan Madi kecuali para PNS, Pasien dan anak-anak sekolah
segera akan dibatasi dengan cara membentuk Kelompok Kerja Serikat Fam untuk
memberdayakan Budaya Berkebun secara swadaya dan swadana di kampung halamannya
masing-masing menghindari jatuhnya korban penembakan kilat jilid II di
Enarotali.
Disampaikan di Paniai, 19 Mei 2015
Servius Kedepa
Ketua Umum YLSM Pegunungan
Tengah Papua Barat
Kabupaten Paniai
Disposkan Oleh: ylsm komopa
0 komentar:
Posting Komentar