Pasukan Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Devisi II Pemka IV Pembela Keadilan Wilayah Paniai. Foto: Ist. |
Jayapura, MAJALAH
SELANGKAH -- Matius Murib salah satu Aktivis Hak Asasi Manusia
(HAM) menilai kejadian yang menimpa Panglima Tentara Pembebasan
Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Devisi II Pemka IV Pembela Keadilan
Wilayah Paniai, Leonardus Magai Yogi merupakan kejadian unik sepenjang sejaran
pembunuhan aktivis kemanusiaan di tanah Papua.
Hal itu dikatakan
lantaran hingga kini keluarga masih mempertanyakan mayat, karena sejak
peristiwa itu menimpa dirinya, keluarga korban belum pernah melihat wajah atau
pun mayat Leo Maga Yogi.
"Ini
peristiwa misteri sepanjang sejarah perjuangan Papua, karena setelah ditembak
mati belum sempat tiba di keluarga, kasus ini sangat bebeda dengan pembunuhan
tokoh-tokoh di Papua misalnya mayat Kelikwalik di pulangkah, sementara itu
mayat Mako Tabuni di pulangkan ke keluarga. Tetapi kematian Leo ini unik dan berbeda
dan cara baru," ungkapnya kepada majalahselangkah.com, Sabtu (9/05/2015)
di Jayapura, Papua.
Tak hanya Leo
Magai Yogi, kata dia, mayat korban atas nama Yulian Nawipa juga mengalami nasib
yang sama. Sementara Marchel Muyapa, sopir pribadi Leo sedang dirawat di rumah
sakit Polisi Bahyangkara Jayapura Papua.
Sebagai aktivis
kemanusiaan, dirinya berharap korban yang sedang menjalani perawatan di RS
Bhayangkara segera dikembalikan kepada keluarga serta kepolisian tidak
melakukan ancaman yang berujung mengganggu psikologis korban.
Dijelaskan Murib,
pihaknya sedang melakukan advokasi atas peristiwa tersebut.
Panglima Tentara
Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Devisi II Pemka IV
Pembela Keadilan Wilayah Paniai, Leonardus Magai Yogi tewas dalam perjalanan ke
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire setelah sebelumnya Tim Satgas Polda Papua
dan Tim Khusus Polres Nabire melakukan penembakan terhadap dirinya serta
beberapa anggota lainnya di Kampung Sanoba Atas Distrik Nabire, Kamis (30/4/2015),
Pukul 10:40 waktu setempat.(Hendrikus Yeimo/MS)
0 komentar:
Posting Komentar