Dari kanan ke kiri, Simon Degei (18), Otianus Gobai (18), dan Alfius Youw (17) saat dijejerkan di lapangan sepak bola Karel Gobay oleh keluarga korban bersama warga di sana. Foto: Abeth |
Paniai, MAJALAH
SELANGKAH -- Ternyata, 5 orang yang ditembak aparat gabungan
Polisi dari Kepolisian Resort (Polres) Paniai, Kepolisian Daerah (Polda Papua)
dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Tim Khusus dari Batalyon 753 Nabire,
Kodam XVII Cenderawasih Papua, adalah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).
Wartawan majalahselangkah.com menemui
sejumlah pihak, termasuk keluarga korban di tempat kejadian maupun di Rumah
Sakit Umum (RSUD) untuk memastikan nama-nama korban tewas dan korban luka-luka.
Berdasarkan
penelusuran itu, 5 orang yang ditembak adalah pelajar SMA Negeri 1 Paniai
Timur. Sementara, 17 orang yang terkena luka tembak, 4 di antaranya
adalah pelajar Sekolah Dasar.
Para pelajar yang
tewas tertembak adalah:
SATU: Simon
Degei berusia 18 tahun. Ia sekolah di SMA Negeri 1 Paniai Timur
dan saat ini berada di Kelas III. Ia ditembak mati di tempat kejadian dan
saat ini masih dijejer bersama mayat lainnya di lapangan sepak bola Karel Gobay.
DUA: Otianus Gobai. Ia
berusia 18 tahun. Otianus siswa SMA Negeri 1 Paniai Timur, Kelas III,
mengenakan baju sekolah, Osis. Ia ditembak mati di tempat.
KETIGA: Alfius Youw berusia 17 tahun. Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai Timur, Kelas III. Tampak di foto, dia mengenakan baju olahraga biru. Sama dengan tiga lainnya, ia ditembak mati di tempat.
Kepada majalahselangkah.com, kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Paniai, Andreas Tekege mengatakan, pihaknya mencatat kejadian tersebut adalah sejarah baru dan rugi besar dengan tewasnya para pelajar SMA kelas III ini.
KETIGA: Alfius Youw berusia 17 tahun. Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai Timur, Kelas III. Tampak di foto, dia mengenakan baju olahraga biru. Sama dengan tiga lainnya, ia ditembak mati di tempat.
Kepada majalahselangkah.com, kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Paniai, Andreas Tekege mengatakan, pihaknya mencatat kejadian tersebut adalah sejarah baru dan rugi besar dengan tewasnya para pelajar SMA kelas III ini.
KEEMPAT: Yulian
Yeimo berusia 17 tahun. Ia belajar di SMA Negeri 1 Paniai Timur. Saat ini
berada di kelas I. Ia meninggal di RSUD Paniai.
KELIMA: Abia Gobay berumur
17 tahun. Ia juga siswa SMA Negeri 1 Paniai Timur. Seperti 3 rekan lainnya, ia
berada di Kelas III. Abia ditemukan tewas ditembak di Kampung
Kogekotu, sebelah lapangan terbang, sekitar 400 meter dari Kantor Polsek
Enarotali. Mayat Abia Gobay telah dibawa pergi ke rumah oleh
keluarga. Malam ini tidak dijejer bersama mayat empat rekannya.
Hingga malam ini,
mayat para korban masih dijejer di lapangan terbuka sepak bola "Karel
Gobay" pusat kota Enarotali. Keluarga korban bersama masyarakat mengadakan
duka bersama. Di sana, warga telah memasang tenda di lapangan.
"Kami akan di
sini sampai Kapolda dan Pangdam datang tanggung jawab perbuatan anak buah
mereka di sini," kata salah satu orang tua korban.
"Kami rugi
besar sekali. Ini sejarah baru bagi kami. Mereka adalah anak SMA dan kelas
III. Bulan Juni akan ujian dan masuk perguruan tinggi. Ini tidak hanya satu
orang. Kami benar-benar kehilangan," tuturnya. Kapolres Paniai,
Daniel T. Prionggo tidak menjawab telepon dari, majalahselangkah.com. Sementara, Wakapolres Paniai memantau
langsung korban yang dijejer di lapangan sepak bola Karel Gobay, tetapi tidak
memberikan keterangan kepada wartawan.
Majalahselangkah.com menemuai dokter
Yosua Purba, dokter yang menangani para korban yang dirawat di ruang IGD
RSUD Paniai. Ia menjelaskan, pihaknya melayani korban sejak Pukul 09.00 dengan
pasien yang berlumuran darah.
Pihak RSUD
Paniai, pada siang tadi belum mendata korban luka-luka yang dirawat di sana.
Wartawan media ini mendatangi pasien langsung dan menanyakan nama mereka.
Berdasarkan pendataan itu, 4 orang siswa sekolah dasar (SD), 1 orang siswa SMP,
serta ada PNS, mahasiswa, Satpam, Ibu Rumah Tangga.
Yulian Tobai,
Satpam RSUD Paniai siang tadi tampak kritis luka tembak dan peluru masih
bersarang di tubuhnya.
Berikut nama-nama
mereka:
1.
Oni Yeimo (Pemuda) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
2.
Yulian Mote (25 tahun, PNS) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
3.
Oktovianus Gobay (Siswa SMP Kelas I) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
4.
Noak Gobai (Mahasiswa di STIKIP Semester V) dirawat di RSUD Paniai.
5.
Bernadus Magai Yogi (Siswa SD kelas IV) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
6.
Akulian Degey (Siswa SMP kelas 1) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
7.
Agusta Degey (28 tahun, Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD.
8.
Andarias Dogopia (Pemuda) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
9.
Abernadus Bunai (Siswa SD kelas IV) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
10. Neles
Gobay (PNS) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
11. Jerry
Gobay (Siswa SD kelas V) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
12. Marice
Yogi (52 tahun, Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
13. Oktovianus
Gobay (Siswa SD kelas V) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
14. Yulian
Tobai (Satpam RSUD) dirawat di RSUD Paniai di Madi, kritis.
15. Yuliana
Edoway (Ibu Rumah Tangga) dirawat di RSUD Paniai di Madi.
16. Jermias
Kayame (48 tahun, Kepala Kampung Awabutu) dirawat di RSUD.
17. Selpi
Dogopia (34 tahun).
Hingga malam ini, majalahselangkah.com belum
memastikan, berapa banyak orang dari 17 orang ini yang sudah diperbolehkan
pulang untuk perawatan di rumah oleh dokter RSUD. Kronologi sementara, telah dipublikasikan
majalahselangkah.com siang tadi. Majalahselangkah.com masih mengumpulkan data dari
berbagai, termasuk dari pihak kepolisian.
Diketahui, Kepala
Polisi Daerah Papua, Inspektur Jenderal Polisi Yotje Mende menjelaskan,
anggotanya hanya melakukan upaya
pengamanan. (Abeth Abraham You/GE/MS)
Sumber: Majalah Selangkah
0 komentar:
Posting Komentar