Ilustrasi Polisi lakukan Patroli – Jubi/Indrayadi TH |
Abepura,
Jubi – Aparat Gabungan TNI dan Polri menembak mati lima warga sipil dan melukai
9 orang masyarakat di Enarotali, kabupaten Paniai, Papua, 7 Desember pukul
12:14 waktu Papua.
Pernyataan itu disampaikan aktivis HAM Papua, Yones Douw kepada Jubi
melalui sambungan telpon, Senin (8/12). “Penembakan terjadi di depan lapangan
Soeharto Enarotali,” kata Douw dari Paniai.
Korban yang tewas akibat kebrutalan aparat keamanan gabungan
tersebut, kata Douw, masing-masing bernama Habakuk Degei seorang warga sipil,
Bertus Gobay dan Neles Gobay, keduanya mahasiswa STIE Karel Gobay, Yopianus
Gobay seorang siswa SMA dan Yulianus Yeimo. Sementara korban luka berat ada
tiga orang.
“Luka tembak diperut. Peluru masih dalam tubuh. Ada 22 korban luka
ringan kaki tertembus peluru,” lanjut Douw.
Kejadian ini, menurut Douw terjadi pada hari Minggu (7/12), sekitar
pukul 00:15 WP. Saat itu, satu mobil Fortuner tanpa lampu melaju di depan
pondok natal pemuda setempat, menuju ke Madi. Tiga orang pemuda yang berada di
pondok natal tersebut menyampaikan kepada pengendara mobil untuk menyalakan
lampu mobil.
“Mereka hanya sampaikan ini malam, jadi pasang lampu baru lewat.
Kita sama-sama jaga dan kami juga merayakan natal jadi kamu juga menghargai
kami,” kata Douw menirukan pesan tiga pemuda itu.
Namun pengemudi mobil yang rupanya berisi aparat keamanan langsung
lewat tanpa pembicaraan apapun. Tiga pemuda itu kembali ke pondok seperti
biasa. Mereka tidak pikir apa yang terjadi, karena mereka tidak buat kesalahan.
“Mereka tiga asyik pasang lagu-lagu natal dan menikmati lagu natal,
tiba-tiba satu truk berisi aparat gabungan dan mobil fortuner dari arah Madi
berhenti di depan Pondok. Mereka menganiaya Yulianus Yeimo sampai tidak berdaya
dan mereka bongkar Pondok Natal itu,” katanya.
Pasca penganiayaan tersebut, pagi harinya masyarakat dari kampung
Ipakiye menuju ke kota Enarotali yang jaraknya diperkirakan 5 Km dengan tujuan
menanyakan dan meminta penjelasan dari aparat keamanan mengenai pelaku dan
mobil yang dikendarai.
Sekitar pukul 10.00 WIT, karena marah, masyarakat lalu membakar satu
buah mobil Fortuner yang diduga sebagai mobil yang semalam melintas di depan
pondok natal. Setelah itu mereka berkumpul di lapangan Karel Gobay, sambil
bernyanyi dan waita. Tindakan masyarakat ini ternyata ditanggapi secara brutal
oleh aparat keamanan. Mereka langsung menembak masyarakat yang ada di lapangan
Karel Gobay itu.
Yones Douw membantah isu yang menyebutkan ketiga pemuda yang dipukul
pada minggu (7/12) malam terlibat gerakan separatis TPN/OPM.
“Tiga Pemuda yang berada di pondok natal dan korban yang ditembak mati itu
bukan TPN/OPM atau bukan orang Partai Politik. Mereka itu benar-benar
masyarakat sipil, pelajar dan mahasiswa. Jadi peristiwa berdarah di Paniai ini
tidak ada kaitan dengan Papua Merdeka atau TPN OPM,” kata Douw.
Pihak Kepolisian Daerah Papua, saat dikonfirmasi tentang insiden
penembakan masyarakat sipil ini, mengaku masih mengumpulkan data dari Kapolres
Paniai.
“Kasus
itu sedang saya minta keterangan dari Kapolresnya,” kata Kabidhumas Polda Papua,
Kombespol Sulistyo Pudjo. (Mawel
Benny)
Foto Korban Tewas di Tempat
Sumber: tabloidjubi.com
0 komentar:
Posting Komentar