Pastor
Neles Tebay, Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) menyeruhkan agar semua
pihak mengambil jalan damai untuk menyelesaikan konflik di Papua, pasca
meletusnya kembali penembakan terhadap dua orang anggota Brigade Mobil (Brimob)
oleh kelompok bersenjata pada Rabu lalu.
Dalam penembakan di depan bantor
bupati, di Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Barat itu, dua korban Ajun
Inspektur Dua Thomson Siahaan dan Brigadir Dua Everson menjadi korban.
Mereka ditembak saat sedang membantu
menurunkan kursi dan tenda yang akan digunakan untuk persiapan perayaan Natal
Gereja Kemah Injil Indonesia di Ilaga, demikian keterangan polisi.
Pastor Neles, yang juga Dosen di
Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur Jayapura mengatakan, aksi kekerasan, entah
siapapun pelakunya, tidak akan membantu penyelesaian masalah, juga kutukan
terhadap para pelaku penembakan tidak akan mencegah penembakan di masa depan.
“Seperti yang diajarkan oleh
pengalaman selama ini, penangkapan, pengadilan dan pemenjaraan para pelaku
penembakan, sekalipun penting dalam rangka menegakkan hukum, bukan merupakan
solusi yang tepat,” katanya dalam pernyataan tertulis yang dikirim keucanews.com, Kamis
kemarin.
Ia menjelaskan, sekalipun banyak
pelaku penembakkan ditangkap dan dipenjarakan di masa lalu hingga kini, tetapi
aksi penembakan masih terus berlanjut.
“Maka, satu-satunya jalan yang
manusiawi untuk menemukan solusi yang komprehensif adalah jalan dialog,” kata
Pastor Neles.
Hanya melalui dialog, jelas dia,
faktor-faktor penyebab penembakan dapat dilihat dalam perspektif yang luas,
dibahas dengan kepala dingin, diidentifikasi yang jelas, serta secara bersama
menemukan dan menyepakati.
Ia menegaskan, JDP yakni, selama
faktor-faktor penyebab belum ditemukan dan solusi-solusinya belum disepakati
bersama, selama itu pula kemungkinan tetap terbuka bagi anggota-angota
Brimob dan masyarakat sipil menjadi korban penembakan.
“Adanya dugaan pemasukkan dan
penjualan senjata dan butir-butir peluru secara illegal memperlebar kemungkinan
terjadinya penembakan di hari-hari mendatang”, kata dia.
Humas Polda Papua Kombes Sulistyo
Pudjo Hartono mengatakan, mereka masih mengejar pelaku penembakan itu. “Pasukan
TNI dan Brimob masih melakukan pengejaran”, katanya.
Sejauh ini, ia menyebut, pihaknya
belum bisa menjelaskan, pelakunya dari kelompok mana.
Ia menjelaskan kepada ucanews.com,
pada Rabu itu, dua korban ditembak dari jarak dekat. “Peluru menembus pelipis
Everson. Seentara Thomson terkena tembakan di kaki dan dada,“ ungkapnya.
Ia menyebut penembakan ini
terencana. “Pelaku juga merampas dan membawa kabur dua pucuk senjata jenis AK
47 milik anggota”, katanya.
Meski polisi mengatakan masih
menduga identitas pelaku, namun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)
mengklaim merekalah yang bertanggung jawab terhadap aksi itu.
Panglima Tinggi TPNPB Goliath
Tabuni mengatakan mereka adalah pelaku dan meminta militer untuk tidak
membabi buta terhadap warga sipil dalam mencari pelaku, di mana dilaporkan
aparat membakar rumah warga.
“TPNPB bertanggung jawab, aparat
militer Indonesia jangan bertindak sewenang-wenang di Ilaga,” katanya seperti
dikutip situsTPNPB
komnas-tpnpb.net.
Terkait motif serangan itu, dalam
situs mereka, dikatakan, itu “adalah bagian dari upaya persiapan revolusi
total, untuk merebut hak kemerdekaan bangsa Papua Barat.”
“Senjata rampasan resmi menjadi
milik TPNPB untuk melawan balik anggota aparat negara Indonesia di Papua,”
demikian situs mereka.
Ketika ditanya terkait klaim TPNPB
ini, Kombes Pudjo mengatakan, polisi berlum berani mengambil kesimpulam.
“Tunggu saja proses penyelidikan selesai,” katanya.
Ryan Dagur, Jakarta
Sumber: UCAN Indonesia - Ucanews
0 komentar:
Posting Komentar