Lawan KNPB |
PAPUA BARAT DARURAT HAM
JOKOWI SEGERA MEMBERIKAN REFERENDUM DI PAPUA
===============================================
Situasi gejolak politik, kekerasan, teror, intimidasi, penyiksaan dan kematian warga sipil bangsa Papua Barat akhir akhir ini harus dituntaskan pemerintahan Indonesia (JOKOWI dan JK) serta seluruh jajaran aparatur negaranya tak harus serta merta menjawab persoalan bangsa Papua Barat dengan isu ekonomi, kesejahteraan dengan dialog atau komunikasi konstruktif.
Situasi gejolak politik, kekerasan, teror, intimidasi, penyiksaan dan kematian warga sipil bangsa Papua Barat akhir akhir ini harus dituntaskan pemerintahan Indonesia (JOKOWI dan JK) serta seluruh jajaran aparatur negaranya tak harus serta merta menjawab persoalan bangsa Papua Barat dengan isu ekonomi, kesejahteraan dengan dialog atau komunikasi konstruktif.
Rentetan peristiwa
berdarah yang terjadi akhir akhir ini merupakan akumulasi dari persoalan sejarah
politik rekayasa PEPERA yang belum tuntas. Sejarah PEPERA merupakan akar
persoalan dari seluruh rentetan peristiwa berdarah yang terjadi di Tanah Papua
sejak tahun1960-an sampai kini, perjuangan rakyat Papua Barat sejatinya adalah
menuntut kemerdekaan penuh dari bangsa Indonesia.
Penentuan Pendapat
Rakyat (PEPERA) tahun 1969 digelar tak relevan dengan perjanjian The New York
Agreement dan The Roma Agreement yang menyatakan one man one vote (satu orang
satu suara) tapi dalam pelaksanaannya penguasa pemerintah Indonesia menggunakan
sistim perwakilan. Indonesia, Belanda dan Amerika Serikat tak konsisten dan
melanggar The New York Agreement dan The Roma Agreement tentang satu orang satu
suara, sebaliknya PEPERA dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat ala demokrasi
pemerintah Indonesia.
“PEPERA gagal total dan
cacat demi hukum internasional, suka atau tak suka, senang tak senang bangsa
Papua Barat dengan serta merta diseret takluk dibawah ancaman hegemoni NKRI dan
pemerintahan asing demi kepentingan ekonomi politik,”.
Pelanggaran HAM di Papua
Barat belum pernah Berakhir sampai dengan saat ini, sejak 1963 bangsa Papua
barat dianeksasikan oleh Indonesia orang Papua Barat terus dibantai sama
seperti binatang. Kekerasan 3 tahun terakhir ini Negara melakukan kekersan
melalui TNI/POLRI. Pembungkaman ruang demokrasi pembunuhan Kilat penagkapan
sewenag-wenangsejak tahun 12 sampai dengan tahun 2014 meninkat di Papua barat.
Menjelang perajaan Hari Natal 25 Desember dan Peringati Hari HAM sedunia 10 desember 2014 Polisi terus melakukan penembakan terhadap rakyat sipil. Penembakan terhadap 5 warga sipil dan 22 orang terluka sedang dirawat di paniai. Pembunuhan masal terhadap rakyat sipil yang dilakuan oleh kepolisian merupakan kejahatan Negara.
Menjelang perajaan Hari Natal 25 Desember dan Peringati Hari HAM sedunia 10 desember 2014 Polisi terus melakukan penembakan terhadap rakyat sipil. Penembakan terhadap 5 warga sipil dan 22 orang terluka sedang dirawat di paniai. Pembunuhan masal terhadap rakyat sipil yang dilakuan oleh kepolisian merupakan kejahatan Negara.
Penembakan 5 warga sipil
pada tanggal 08 desember 2014 di paniai tidak dapat dibenarkan degan alasan apa
pun, polisi tidak harus melakukan penembakan terhadap rakyat sipil karena
mereka tidak memiliki senjata, mereka hanya rakyat biasa yang harus dilindungi
oleh kepolisian sebagai pengayom dan pelindung rakyat.
Setiap menjelang
perayaan hari Natal polisi terus melakuan penembakan terhadap rakyat sipil dan
pembela HAM di Papua Barat, pembunuhan Msal terhadap rakyat sipil pada hari ini
senin 08 Desember 2014 di paniai merupakan kado Natal yang diberikan oleh Polda
Papua dan pemerintahan Jokowi kepada rakyat Papua.
Kado Natal bagi rakyat
Papua pernah terjadi beberapa tahun pada tahun 200 pada tanggal 10 November200
tokoh Papua Theys H Eluay dibunuh oleh kopasus. Kemudian pada tanggal 16
desember 2009 pejuang keadilan almarhum Kelly Kwalik dibunuh oleh densus 88 dan
polisi di timika, kemudian pada tanggal 16 Desember 2012 Hubertus Mabel ketua
Komisariat KNPB Pusat dibunuh di wamena.
Pada tanggal 19 Polres
Dogiyai Menembak 3 anggota KNPB dan melakukan penangkapan sewenang-wenanp
terhadap 12 aktivis KNPB Dogiai dan 13 aktivis KNPB, kemudian 15 orang
dibebaskan 3 hari kemudian 10 orang masih di tahan sampai saat ini. Kado Natal
oleh pemerintahan Jokowi JK Tahun 2014 TNI/POLRI tembak 5 orang ditembak mati
dan 22 orang terluka di paniai.
Hal ini merupakan
pemusnahan Ras Melanesia dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Polda
Papua dari tahun ke Tahun. Kepolisian Daerah polda Papua terus melakukan
kekerasan di Papua Barat, kami menilai semua kekerasan di Papua aktornya Polda
Papua..
Tidakan aparata
Kepolisian terhadap rakyat sipil benar-benar tidak manusiawi, Polda Papua harus
bertanggung jawab atas tindakan aparatnya di paniai hari ini.
Bangsa Papua Barat
adalah Bangsa yang bermartabat, bangsa yang memiliki nilai-nilai hirarki
tersendiri, sebelum Negara kesatuan rebuplik indonesia datang menguasai wilayah
Papua Barat 53 tahun yang lalu. Orang Papua hidup damai Rukun tentram aman dan
menjalankan kehidupanya.
Bangsa Papua memiliki budaya adat istiadat hidup aman namun orang Indonesia ras melayu datang menghancurkan atanan nilai-nilai budaya Nilai demokrasi nilai-nilai hukum dan martabat manusia papua oleh klonial Indonesia sampai dengan saat ini.
Bangsa Papua memiliki budaya adat istiadat hidup aman namun orang Indonesia ras melayu datang menghancurkan atanan nilai-nilai budaya Nilai demokrasi nilai-nilai hukum dan martabat manusia papua oleh klonial Indonesia sampai dengan saat ini.
Orang Papua Barat jauh
sebelum NKRI menguasi wilayah Papua Barat hidup bebas aman damai dan tentram,
tidak pernah melakukan membunuh sembarang seperti Indonesia lakukan saat ini
terhadap orang Papua.aneksasi wilayah papua barat ke dalam Indonesia hanya
untuk membunuh merampas memperkosa dan datang hanya untuk mencuri.
Manusia Papua terus dimusnakan oleh Indonesia selama 50 tahun orang Papua Barat dianeksasi demi kepentingan ekonomi dan sumber daya alam di Papua barat.
Manusia Papua terus dimusnakan oleh Indonesia selama 50 tahun orang Papua Barat dianeksasi demi kepentingan ekonomi dan sumber daya alam di Papua barat.
Sebelum klonialisme
datang di Papua Barat, orang Papua memiliki satu Nasionalisme suatu sikap
politik dari dari sorong sampai merauke.Orang Papua satu bangsa yang mempunyai
kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan.
Nasinalisme Bangsa Papua
Barat sampai dengan saat ini masih yaitu, berjuang untuk menetukan nasib bangsa
ini sendiri, mengatur diri sendiri dan merdeka secara politik dan mandiri
secara ekonomi.
Pemerintah Indonesia tidak pernah ada niat baik untuk membangun dan mensejahtrakan rakyat Papua barat namun yang ada hanya mencuri sumber daya alam dan manusianya terus dimusnakan.
Pemerintah Indonesia tidak pernah ada niat baik untuk membangun dan mensejahtrakan rakyat Papua barat namun yang ada hanya mencuri sumber daya alam dan manusianya terus dimusnakan.
Menyikapi situasi
terakhir menigkatnya pelangaran HAM yaitu, pembunuhan kilat, Penagkapan
sewenag-wenag, perampasan tanah diskriminasi rasial tindakan kejahatan lainya.
KNPB sebagai media nasional rakyat Papua menyampaikan bahwa:
1. Komisi Hak Hak Asasi
Manusia (HAM) PBB segera lakukan rapat darurat untuk membahas situasi terakhir
HAM di Papua Barat sebab kondisi Papua Barat dalam Zona Darurat.
2. Mengutuk Pembunuhan
Masal di Paniai dan mengancam praktek praktek militerisme dalam bentuk bentuk
kekerasan, intimidasi, penyiksaan, pembunuhan dan penangapan sewenang wenang
yang dilakukan aparat gabunganTNI/Polri diseluruh wilayah tanah air Papua Barat
dengan dalil separatis, makar, KKB dan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) sebab
perjuangan bangsa Papua Barat adalah menegakan hak kedaulatan politik HAM.
3. Presiden JOKOWI
Segera bertanggug Jawab atas pembunuhan masal di Paniai dan segera Hetikan
pemekaran Kodam dan Polda Papua Barat
4. Pemerintah
Indonesia(Joko Widodo dan Jusuf Kalla) segera membuka ruang kebebasan seluas
luasnya bagi Jurnalis Independen dan Pekerja HAM Internasional di Papua Barat
untuk kepentingan investigasi dan informasi.
5. Segera hapuskan
stigma hukum separatis, makar dan GPK yang selama ini distigmakan oleh
pemerintah pusat untuk membungkam aspirasi perjuangan Papua merdeka. Dan
pemerintah Indonesia segera membuka ruang demokrasi di Papua Barat.
6. Segera tutup total PT
Freeport sebab perusahaan emas kepunyaan Amerika Serikat merupakan dalang
sumber kejahatan HAM dan lingkungan serta seret dan adili James Moffet dan
kroni kroninya ke Mahkamah Internasional
Badan Pengurus Pusat
KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (BPP-KNPB)
AGUS KOSAY ONES SUHUNIAP
Ketua I Sekertaris Jendral
Ketua I Sekertaris Jendral
0 komentar:
Posting Komentar