Perayaan Natal dengan Korban Pelanggaran HAM |
(Refleksi
Singkat insiden penembakan 8 Desember 2014 Di Enagoadi –Paniai)
Oleh : Yeimoyagamo Selphi
Oleh : Yeimoyagamo Selphi
“KASIH DAN DAMAI ITU INDAH” kalimat
ini tidaklah lazim dan asing di pemandangan kita bukan? Ya, di kota Jayapura
bahkan diseluruh pelosok tanah Papua, kalimat ini tersebar. Negara Indonesia
melalui aparatnya sedang mengkampanyekan sebuah nilai yang
sebenarnya telah ada dan di miliki oleh suku – suku yang mendiami pulau nan
indah ini. Itulah slogan Besar dan indah yang di tetap kan oleh PANDAM TNI di
Tanah Papua , di setiap kodim, yonif, dan di setiap pos penjagaan kita tentu
akan kita temukan slogan ini. Slogan indah yang Tersirat KEJAHATAN
KEMANUSIAAN, PEMBUNUHAN, PEMBANTAIAN, PENGANIYAYAAN, PEMERKOSAAN, PENCURIAN,
INTIMIDASI, MARGINALISASI, dan GENOSIDA. Sebelum jauh kita bahas
tenang Slogan Indah TNI diatas tanah Papua, saya senang jika kita melihat kembali
apa yang Alkitab katakkan tentang arti nilai KASIH dan DAMAI.
“KASIH”
Paulus pada pengajaran kepada jemaat di Korintus banyak berbicara tentang Kasih salah satunya yaitu 1 Korintus 13 : 1- 13 .
Paulus pada pengajaran kepada jemaat di Korintus banyak berbicara tentang Kasih salah satunya yaitu 1 Korintus 13 : 1- 13 .
Lebih
kepada ayat 4, 5,6 “ Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak
sopan, dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia idak pemarah dan tidak
menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan,
tetapi karena kebenaran.
“DAMAI”
Berbahagialah orang yang membawa Damai karena mereka akan disebuat anak –anak Allah (Matius 5 :9); Yesaya 9:5’6.
Berbahagialah orang yang membawa Damai karena mereka akan disebuat anak –anak Allah (Matius 5 :9); Yesaya 9:5’6.
Damai
yang bersumber dari Tuhan adalah damai yang tidak dapat diberikan oleh dunia
ini, damai itu indah dan mulia dan adanya.
Bangsa
Papua yang terbentang dari Sorong – Samai yang terdiri dari 276 suku bahasa dan
bangsa setelah mengenal apa itu KASIH dan DAMAI. Sejak kehidupan nenek moyong
dalam tiap suku maupun klen, bangsa Papua telah hidup dalam DAMAI dan KASIH.
Hal itu tergambar dari mereka masing – masing saling menghargai tanah sesama,
dusun sesama, kebun sesama, anak sesama, hamba laki –laki dan perempuan.
Walaupun dalam tingkat yang masih relatif tradisional mereka sangat paham dan
menghargai batas- batas wilayah antara suku satu dan suku lain, dari klen satu
ke klen lain, Batas penngkapan ikan dilaut, di danau, disungai, telaga –telaga.
Mereka saling menghargai batas – batas pembukaan lahan, saling menghargai dalam
mengambil hasil hutan, batas –batas wilayah untuk penangkapan buruan. Karena
mereka cinta akan DAMAI dan mereka saling mengasihi. Mereka sangat menjaga alam
mereka sebagai milik pusaka masing – masing suku.
Nilai
– nilai akan DAMAI dan KASIH yang telah ada itu dijelaskan konsepnya melalui
kehadiran para pekabaran injil (Para missionaris) dari Jerman dan Kanada di
daerah pesisir, didaerah pegunungan, didaerah sungai dan rawa, dataran rendah
dan perbukitan tinggi. Melalui pekabaran Injil TUHAN dan di jelaskan dalam
ALKITAB maka semakin membuat suku –suku di Papua menjadikan Konsep DAMAI dan
KASIH menjadi milik diri, dijadikan darah dan daging, lahir dan tumbuh dalam
jiwa tiap orang Papua. Berbicara soal DAMAI dan KASIH bukan hal baru lagi bagi
Bangsa Papua sebab hal itu telah terlahir dalam hati dan Jiwa tiap orang Papua.
Kembali
pada Judul “KASIH
DAN DAMAI YANG DINODAI” tepat pada hari raya kaum nasrani, pada
bulan yang suci, bulan yang penuh DAMAI dan KASIH di kota Injil Enagotadi,
terjadi satu insiden berdarah, PELECEHAN AKAN
ALKITAB, PELECEHAN AKAN HARI RAYA PENGIKUT KRISTUS, PELECEHAN ATAS JIWA YANG
PENUH DENGAN DAMAI DAN KASIH, Pelanggaran Hak Asasi Manusia
berat. Yang menewaskan 5 jiwa tak berdosa dan 17 Mengalami Luka berat. Hal ini
merupakan Perlakuan yang Biadap dan tidak berperikemanuasian. Yang Paling anah
dan menjadi bahan lelucon karena di lakukan oleh ALAT NEGARA yang selama ini
dengan gencar dan semangat mengampanyekan “KASIH DAN DAMAI ITU INDAH diatas
Tanah Papua.
1. Afius
You (17thn) siswa SMA YPPGI EnagotadiYulian Yeimo ( 17thn ) siswa SMA YPPGI
Enagotadi
2. Simon
Degei (18 thn) siswa SMN I Enagotadi
3. Alfons
Gobai (17 thn)
4. Abia
Gobai (28 thn )
Sesuai
dengan Tema Umum Natal Gereja Kemah Injil ( KINGMI ) di tanah Papua secara
sinodal pada tahun ini yaitu “ Memaknai Natal, Menghadirkan Generasi Pembawa
Damai”(Yesaya 9 :5,6).
Kalian
adalah orang –orang yang cinta DAMAI dan KASIH serta Generasi – generasi
Pembawa damai, di hilangkan nyawa oleh mereka yang mengampanyekan hal itu.
Benar – benar tidak di masuk akal dan konyol. Mereka lupa diri, mereka yang melakukan
penembakan dirasuki oleh roh jahat dan malaikat Maut. Keluaran 20 : 13 ‘ JANGAN
MEMBUNUH” hanya TUHAN sang pencipta DIA sajalah yang pantas memberi dan
mengambil nyawa manusia. Namun celakan lah yang ingin menyamai TUHAN dan
menjadi malaikat pencabut nyawa sesamanya.
Suku
MEE pada khususnya adalah suku yang cinta akan DAMAI dan KASIH. Suku MEE dari
zaman nenek moyang telah mengenal kasih. Hal ini karena Suku Mee banyak
membangun hubungan dengan suku – suku tetangganya seperti Suku Moni, suku Kamoro,
Kaimana, dalam perdagangan tradisional dimasa lampau.
Yang
menjadi bahan renungan kita bersama pada perayaan natal kali ini adalah :
Jika sejak dahulu nilai DAMAI dan KASIH Itu telah ada diatas negeri Cenderawasih ini, siapa sebenarnya yang sedang MEMPERKOSA nilai –nilai itu diatas Negri ini?
Natal bersama Pemerintah Provinsi Papua beserta Polda dan Pandam di bawah Sorotan Tema DAMAI itu Indah. Damai model dan jenis apa yang dimaksudkan dalam tema natal ini?
Mengapa Generasi Pembawa damai bagi Papua di waktu mendatang dinodai dengan moncong sejata di bulan yang penuh Damai?
Jika sejak dahulu nilai DAMAI dan KASIH Itu telah ada diatas negeri Cenderawasih ini, siapa sebenarnya yang sedang MEMPERKOSA nilai –nilai itu diatas Negri ini?
Natal bersama Pemerintah Provinsi Papua beserta Polda dan Pandam di bawah Sorotan Tema DAMAI itu Indah. Damai model dan jenis apa yang dimaksudkan dalam tema natal ini?
Mengapa Generasi Pembawa damai bagi Papua di waktu mendatang dinodai dengan moncong sejata di bulan yang penuh Damai?
DAMAI
DAN KASIH jenis apa yang sebenarnya sedang di Kampanyekan oleh Aparat Negara di
negeri ini?
DAMAI
DAN KASIH Jenis apa pula yang hendak di bawah Oleh Presiden Indonesia Jokowi-JK
di tanah Papua? Sehingga dana APBD 20 M hendak dihabiskan dalam acara natal
bersama ? bukan kah keluarga korbanlah yang layak di bantu? Honai –honai yang
dibakar dipuncak jaya oleh aparat lah yang harus di bantu?
Pada
akhir dari refleksi singkat ini saya secara pribadi sebagai Mee Yagamo dengan
Tegas katakan
“STOP MENCABUT NILAI DAMAI DAN KASIH DALAM JIWA KAMI” Kami bukan hewan, kami bukan Binatang buruan kalian, STOP MEMBUNUH KAMI, STOP MENANGKAP KAMI, STOP MEMENJARAHKAN KAMI, STOP MENGINTIMIDASI KAMI, STOP MENODAI TANAH KAMI.
Kami merindukan DAMAI DAN KASIH SEJATI, BUKAN DAMAI DAN KASIH yang dipaksanakan dengan moncong senjata, kekerasan dan penindasan.
“STOP MENCABUT NILAI DAMAI DAN KASIH DALAM JIWA KAMI” Kami bukan hewan, kami bukan Binatang buruan kalian, STOP MEMBUNUH KAMI, STOP MENANGKAP KAMI, STOP MEMENJARAHKAN KAMI, STOP MENGINTIMIDASI KAMI, STOP MENODAI TANAH KAMI.
Kami merindukan DAMAI DAN KASIH SEJATI, BUKAN DAMAI DAN KASIH yang dipaksanakan dengan moncong senjata, kekerasan dan penindasan.
(TULISAN
INI SAYA BAGIKAN KETIKA NATAL SUKU MEE DI DAERAH DAMTA DI GOR APO, dan ada
panitia suku mee yang melarang agar selembaran ini tidak dibagikan. Karena
ibadah natal yang dibuat waktu itu dihadiri oleh PANDAM dan anak buahnya.Seolah
acara itu disiapkan untuk meredam suku Mee berbicara soal penembakan yang
sangat menodai hari raya umat Kristen dan pelanggaran HAM berat itu)
Sumber: Fb (Selfhy Yeimo Emigai Yagamo)
0 komentar:
Posting Komentar