Enden Wanimbo (kiri) Dan Puron Wenda (kanan). (Foto : Amri/SP) |
Dua Toko Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Enden
Wanimbo dan Puron Wenda kembali menegaskan sikapnya untuk meminta agar Papua
“di merdekakan” oleh Pemerintah RI di masa pemerintahan Presiden Jokowi, karena
dirinya mengaku sudah terlalu banyak penderitaan yang di alami bangsanya selama
ini.
“Kami sudah cukup di jajah Indonesia, kami minta
merdeka dan menentukan nasib sendiri, kami bukan minta uang, bukan minta
pemekaran, kami minta kedaulatan”, kata Puron Wenda dan Enden Wanimbo dalam
pernyataan sikap mereka yang dibacakan di Markas Besar Malaganery Tiom,
Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Senin, (1/12/2014) kemarin.
Pernyataan sikap yang dibacakan dalam sebuah sesi
upacara singkat tersebut tanpa di lakukan pengibaran bendera Bintang Kejora,
karena area sekitar Markas Besar mereka itu sudah berdiri beberapa bendera
Bintang Kejora setiap harinya.
Pernyataan
sikap keduanya yang di dampingi oleh puluhan pasukannya lengkap dengan berbagai
jenis senjata kemarin itu di warnai dengan tembakan ke udara yang di lepaskan
oleh Enden Wanimbo dan pasukannya.
Meski bagi pemerintah, proses Pepera adalah sudah
final, namun bagi Enden Wanimbo kembali menegaskan bahwa menurutnya pelaksanaan
Pepera tidak sesuai aturan, karena tidak berlaku azasone
man one vote sesuai
dengan mekanisme demokratis internasional.
“hak kami masih ada, cacat hukum, rakyat Papua Barat sekarang menuntut
hak secara demokrasi, kami sekarang berjuang untuk merdeka, Indonesia tidak
melaksanakan prinsip – prinsip hukum internasional, karena kepentingan ekonomi,
sampai sekarang terlalu banyak pelanggaran, kami menuntut kedaulatan penuh
bangsa Papua bukan otonomi dan cari makan”, tambah Enden Wanimbo lagi dalam
orasi politiknya.
Ia juga menyatakan terima kasih dan dukungannya terhadap Pemerintah
Vanuatu yang telah bersedia menmberikan dukungan baik materiil maupun moril
terhadap perjuangan bangsa Papua sehingga akan menggelar Simposium
Internasional sejak 30 November 2014 lalu hingga 4 Desember 2014 mendatang.
“kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Vanuatu yang telah
memberikan dukungan bagi perjuangan kami, semoga dengan adanya seminar
internasional yang tengah di gelar di Vanuatu, akan mempersatukan seluruh
pergerakan pejuang kemerdekaan yang ada di Papua yang selama ini terpecah –
pecah karena berbagai kepentingan”, kata Enden Wanimbo di dampingi Puron Wenda
kepada SULUH PAPUA usai membaca pernyataan sikapnya di Markas Besar Malaganery
kemarin.
Terkait 1 Desember yang minim aksi, menurutnya bukan berarti pergerakan
ideologi Papua merdeka sudah tiarap, namun itu menunjukkan kedewasaan
perjuangan Papua merdeka yang mana menghargai proses pertemuan yang sedang
berlangsung di Vanuatu saat ini.
“Tidak masalah, seruan kami bukan soal pengibaran benderanya, tapi bagaimana rakyat bangsa Papua Barat memiliki kesadaran yang sama dengan kami akan 1 Desember, walaupun tidak ada bendera di kibarkan, bendera Bintang Kejora berkibar di hati orang Papua kok”, katanya dengan nada sedikit kesal ketika ditanya SULUH PAPUA bahwa seruan Puron Wenda beberapa waktu lalu untuk pengibaran bendera BK tidak di penuhi semua elemen pergerakan Papua di daerah lain.
“Tidak masalah, seruan kami bukan soal pengibaran benderanya, tapi bagaimana rakyat bangsa Papua Barat memiliki kesadaran yang sama dengan kami akan 1 Desember, walaupun tidak ada bendera di kibarkan, bendera Bintang Kejora berkibar di hati orang Papua kok”, katanya dengan nada sedikit kesal ketika ditanya SULUH PAPUA bahwa seruan Puron Wenda beberapa waktu lalu untuk pengibaran bendera BK tidak di penuhi semua elemen pergerakan Papua di daerah lain.
Sumber://suluhpapua.com
0 komentar:
Posting Komentar