Pdt. Benny Giay dan Pdt. Socratez Yoman (Foto: Ist) |
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com --- Ketua Sinode Gereja Kemah Injil
(Kingmi) di tanah Papua, Pdt. Benny Giay mengatakan, aparat keamanan harus
segera mengumumkan siapa pelaku penembakan dan pembantaian lima warga sipil di
Paniai, pada 8 Desember 2014 lalu.
“TNI/Polri
harus segera umumkan siapakah pelaku penembakan warga sipil di Paniai, apakah
benar dilakukan oleh kelompok Organisasi Papua merdeka (OPM), seperti yang
dituduh sebelumnya," ungkap Benny Giay, ketika dihubungi suarapapua.com,
Jumat (13/14/2014).
Menurut Benny, hasil investigasi pemerintah dan aparat keamanan harus
diumumkan kepada publik dengan sejumlah bukti yang rasional dan objektif.
"Semua tahu bahwa warga sipil di Paniai mati ditembak oleh aparat
TNI/Polri, karena yang resmi memegang senjata adalah TNI/Polri, karena itu
harus dijelaskan dengan bukti nyatanya, siapa penembaknya,"
katanya. (Baca: Lagi, Satu Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri;
Korban Jadi Lima Orang)
Menurut Giay, tidak rasional kalau hanya menuduh dan yang dituduh itu
OPM, tanpa bukti nyata, karena itu harus ada bukti dan dijelaskan serta
diumumkan.
“Yang pegang senjata secara resmi itu TNI/Polri. Jadi penembakan di
Paniai harus dijelaskan dan buktikan. Kalau disangka OPM, mana buktinya?
Mungkin OPM binaan?” kata Giay. (Baca: Kapolda
dan Pangdam Batal ke Paniai, 4 Jenazah Dimakamkan di Depan Kantor Koramil)
Giay juga mengatakan bahwa markas OPM di Eduda, Paniai telah
dibumihanguskan oleh aparat keamanan beberapa tahun lalu, sehingga jika dituduh
demikian, maka tidak benar, karena tindakan kekerasan yang memakan korban jiwa
ini harus butuh kejelasan dan pembuktian.
“Saya rasa tidak ada OPM di Paniai. Semua bisa jadi-jadian, OPM binaan.
Saya kira tidak ada OPM di Paniai,” tambah Giay. (Baca: Warinussy: TNI dan Polri Telah Melakukan Pelanggaran
HAM Berat di Paniai)
Editor: Mikael Kudiai
HONARATUS PIGAI
Sumber:suarapapua.com/read/2014/12/14/2229/benny-giay-yang-pegang-senjata-resmi-di-paniai-hanya-aparat-tnipolri
0 komentar:
Posting Komentar