Saat menutup kubur empat korban di Lapangan Karel Gobai, tepatnya depa Kantor Koramil Paniai. Foto: Abeth. |
Paniai, MAJALAH SELANGKAH -- Empat mayat
yang menjadi korban penembakan aparat gabungan dari TNI 751 dan Koramil Paniai
serta Polisi dan Brimob akhirnya dikebumikan di depan tiang Bendera Lapangan
Karel Gobai, Enarotali sekitar pukul 15.55.
Mereka adalah, Alpius You, Simon Degei, Otianus Gobai dan Yulian Yeimo. Sedangkan dua korban meninggal dunia lainnya, yakni Abian Gobai dan Yulian Tobai dikebumikan secara terpisah oleh keluarga duka di lokasi lain.
Mereka adalah, Alpius You, Simon Degei, Otianus Gobai dan Yulian Yeimo. Sedangkan dua korban meninggal dunia lainnya, yakni Abian Gobai dan Yulian Tobai dikebumikan secara terpisah oleh keluarga duka di lokasi lain.
Sebelum dimakankan, sempat terjadi tawar-menawar
antara pihak keluarga korban dan seluruh lapisan masyarakat Paniai dengan
Bupati Kabupaten Paniai, Hengky Kayame. Menurut bupati, mayat dikubur di
penguburan (TPU) di Toputo Enarotali, namun masyarakat bersikeras untuk tetap
dimakamkan di lapangan Karel Gobay.
Tokoh intelektual asal Mee Pago, Yance Gideon Mote
mengungkapkan keprihatinan terhadap sikap Kapolda Papua dan Pangdam
Cenderawasih yang tidak kunjung tiba guna melihat korban akibat ulah anak
buahnya.
"Mereka sudah janji mau datang hari ini untuk
lihat para korban tapi tidak datang, berarti mereka sudah takut sebab pelakunya
adalah benar-benar mereka," tegas Yance.
"Kami mau aparat tidak boleh hadir di negeri
Meuwo ini, khususnya Paniai. Karena kehadiran mereka, kami dijadikan
sebagai binatang buruannya," ungkapnya.
Dalam upacara pemakaman secara adat itu
berlangsung tanpa disaksikan oleh pejabat daerah Paniai, seperti Bupati, Wakil
Bupati, Kapolres, Wakapolres, Dandim, Danyon serta petinggi lainnya. Hanya
terlihat aparat keamanan, TNI dan Polri berpakaian seragam berjaga-jaga di
lingkungan lapangan Karel Gobai dengan memegang senjata lengkap.
Pantauan majalahselangkah.com, pada pukul 14.12
waktu setempat, pihak keluarga korban dibantu masyarakat Paniai lainnya
langsung mengambil alat untuk bergotong-royong melakukan menggali tanah berukuran
5X5 dengan kedalaman tiga meter yang menjadi peristirahatan terakhir bagi
korban penembakan di Paniai, Senin (8/12/2014) lalu. (Baca: Update: 5
Orang yang Tewas Ditembak Adalah Pelajar SMA, Warga Gelar Duka Bersama di
Lapangan Terbuka)
Pemakaman dilalui dengan doa singkat yang dibawakan oleh
salah satu hamba Tuhan secara sukarela serta diiringi isak tangis keluarga
korban dan kerabat tak luput ketika Empat mayat dijejerkan di atas tanah.
Salah satu tokoh masyarakat Paniai, Benni Zonggonau
mengatakan pemakaman terpaksa dilakukan pihaknya karena gubernur Papua, Kapolda
Papua dan Pangdam hingga memasuki hari keempat belum ada tanda-tanda akan
kunjungan mereka.
"Lapangan sepak bola yang sering digunakan untuk
tempat upacara hari besar Indonesia hari ini kami gunakan untuk tempat kuburan,
karena mereka empat yang kami makamkan ini ditembak di sini (Lapangan), jadi
dikuburkan juga di sini," kata Benni Zonggonau di sela-sela pemakanan di
Lapangan Karel Gobai, Rabu (10/11/2014) sore.
Dijelaskan, dalam waktu dekat lapangan tersebut akan
dipagari sebagai simbol daerah pertumpahan darah. Kami akan pasang papan nama
juga, jelasnya.
Alumni Uncen Jayapura ini menambahkan, dirinya bersama
para intelektual lainnya akan membantu Bupati Paniai untuk menindaklanjuti
kasus penembakan tersebut untuk pelakunya diungkap ke publik serta diproses.
Sebagian besar masyarakat Paniai saat ini masih
melakukan duka bersama di lapangan menggunakan tenda. (Abeth
Abraham You/MS)
0 komentar:
Posting Komentar