TNI/POLRI Memebak Mat 6 Anak Sekolah Paniai West Papua |
MENJELANG HARI HAM
SEDUNIA, POLISI TEMBAK 5 ORANG MATI TEMPAT, 22 TERLUKA DI PANIAI KADO NATAL
BAGI RAKYAT PAPUA
Menjelang
perajaan Hari Natal 25 Desember dan Peringati Hari HAM sedunia 10 desember 2014
Polisi terus melakukan penembakan terhadap rakyat sipil. Penembakan terhadap 4
warga sipil dan 6 orang sedang kritis, sedang dirawat di rumah sakit paniai.
Pembunuhan masal terhadap rakyat sipil yang dilakuan oleh kepolisian merupakan
kejahatan Negara.
Penembakan
4 warga sipil pada tanggal 08 desember 2014 di paniai tidak dapat dibenarkan
degan alasan apa pun, polisi tidak harus melakukan penembakan terhadap rakyat
sipil karena mereka tidak memiliki senjata, mereka hanya rakyat biasa yang
harus dilindungi oleh kepolisian sebagai pengayom dan pelindung rakyat.
Pembunuhan
kali ini menunjukan kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian terhadap rakyat
sipil di Papua Barat merupakan Pemusnahan ras Melanesia, genosida benar- benar
dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap rakyat sipil. Polisi aktor kejahatan
di Papua, hal terbukti dengan tidakan brutal oleh polisi dan Brimob di paniai.
Setiap
menjelang perayaan hari Natal polisi terus melakuan penembakan terhadap rakyat
sipil dan pembela HAM di Papua Barat, pembunuhan Msal terhadap rakyat sipil
pada hari ini senin 08 Desember 2014 di paniai merupakan kado Natal yang
diberikan oleh Polda Papua dan pemerintahan Jokowi kepada rakyat Papua.
Kado
Natal bagi rakyat Papua pernah terjadi beberapa tahun pada tahun 200 pada
tanggal 10 November200 tokoh Papua Theys H Eluay dibunuh oleh kopasus. Kemudian
pada tanggal 16 desember 2009 pejuang keadilan almarhum Kelly Kwalik dibunuh
oleh densus 88 dan polisi di timika, kemudian pada tanggal 16 Desember 2012
Hubertus Mabel ketua Komisariat KNPB Pusat dibunuh di wamena dan Hari ini
polisi membunuh 5 rakyat sipil di Paniai dan 22 orang lainya kritis.
Hal
ini merupakan pemusnahan Ras Melanesia dilakukan oleh pemerintah Indonesia
melalui Polda Papua dari tahun ke Tahun. Kepolisian Daerah polda Papua terus
melakukan kekerasan di Papua Barat, kami menilai semua kekerasan di Papua
aktornya Polda Papua. Karena sebelumya pada tanggal 19 Polres Dogiyai Menembak
3 anggota KNPB dan melakukan penangkapan sewenang-wenanp terhadap 12 aktivis
KNPB Dogiai dan 13 aktivis KNPB, kemudian 15 orang dibebaskan 3 hari kemudian
10 orang masih di tahan sampai saat ini.
Tidakan
aparata Kepolisian terhadap rakyat sipil benar-benar tidak manusiawi, Polda
Papua harus bertanggung jawab atas tindakan aparatnya di paniai hari ini.
Oleh
karena itu kami Badan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat (BPP-KNPB)
menutut :
1.
Mendesak pemerintah trebuplik Indonesia Presiden Ir.Joko widodo Polda Papua
Pangdam Gubernur Lukas Enembe Polda Papua pangdam Segera Bertanggung jawab;
2.
Gubernur Lukas Enembe DPRP dan MRP segera bertanggung Jawab atas pembantaian
dilakukan oleh aparat kepolisian Indonesia terhadap rakyat Papua karena, kalian
mempertahankan keberadaan NKRI di Papua barat melakukan pemusnahan terhadap
rakyat Melanesia di West Papua;
3.
Kami Serukan kepada masyarakat Internasional, jurnalis Internasional, Amesti
Internasional Komnas HAM dan Pelopor khusus PBB datang ke Papua untuk melakukan
penyelidikan secara menyeluruh di Papua Barat;
4.
Serukan kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) segera gelar referendum di
Papua barat karena papua barat zona darurat.
Demikian
seruan kami atas perhatian tak lupa kami haturkan berlimpah terima kasih.
BADAN
PENGURUS PUSAT
KOMITE
NASIONAL PAPUA BARAT ( BPP-KNPB)
Ones
Suhuniap
Sekertaris
Umum
0 komentar:
Posting Komentar