“Imipa
Sulut Memberikan” Kronologi Pembunuhan Mahasiswa Papua oleh Warga Tataaran
=====================================================================
TEAM
INVESTIGASI IMIPA PUSAT-SULUT
Ikatan
Mahasiswa Indonesia Papua telah membuat tim Ivetigasi atas pembunuhan almarhum
Petius Tabuni Oleh IMIPA Sendiri.
Dibawa
ini adalah hasil Pengakuan Dari Kronologi yang benar Oleh Mahasiswa Papua
sesuai Kronologinya.
Sekitar
jam 02.30 WITa Awal Mula Masalah
(W K)
yang mengendarai mobil Avanza, bersama dengan temannya J K dan KA, Sekitar jam
2 keluar cari akua di Tataaran dekat antara Pertigaan dan Atm, mencari toko
tapi tidak ada yang buka pada saat itu, kemudian menoleh ke arah ATM ada
seorang berhadapan dengan (L dan S) yang sedang beradu argumen. Sehingga saya
lekas turun dari Mobil dan saya menghampiri mereka dan mengatakan, bapak
“biarkan mereka. Kemudia bapak itu membiarkan mereka, Saya pun berjabatangan
dengan bapak itu.
Kemudian
saya menyuruh mereka untuk segera kembali ke asrama Kamasan VI. Karena saya
berlawanan arah dengan mereka sehingga saya memutar mobil untuk bisa mengawal
mereka. Pada saat saya memutar mobil, mereka (Lazarus Lambe dan Semi Lambe)
sudah mengunakan motor mendahului saya, menuju ke arah asrama Kamasan VI.
Setelah saya memutar mobil dan mengikuti mereka dalam perjalanan menuju asrama,
kedua teman mahasiswa (L L dan S L) sudah di keroyok, ada beberapa yang
menggunakan Pisau dan pedang. Karena kami melihat mereka mengeroyok Lasarus dan
semi sehingga kami menuju asrama untuk sampaikan pada teman-teman di asrama,
dengan maksud pergi menyelamatkan mereka dengan baik. Ketika saya sampaikan
pada mereka, teman-teman yang lagi mebuat syukuran pada acara wisuda mahasiswa
itu, sehingga mereka yang mendengar ikut kembali ke tempat kejadian perkara.
Jarak dari asrama ke TKP sekitar 700-800 meter.
Hal
yang sama di katakan oleh kedua Mahasiswa (L dan S) Awal mula tujuan ke ATM
BRI, tepatnya di pangkalan ojek atau di depan ATM Bank Sulut. Disana kami
bertemu dengan seseorang yang mengaku diri keamanan disekitar situ, untuk
menyuh kami pulang. Sehingga kami pun bertujuan untuk kembali ke asrama,
bersamaan dengan itu ada teman kami yang datang mengunakan mobil. (W) mereka
menggunakan Mobil Avanza, kami kembali ke asrama Kamasan VI Tondano, sewaktu
dalam perjalanan menuju asrama tepatnya di selokan sungai JEMBATAN KUNING,
karena pada saat itu saudara (S) topinya tertiup angin hingga jatuh dan maksud
kami untuk mengambil topi (S L) yang terjatuh.
Sekitar
jam 03.15 WITa
Pada
saat mereka menggambil topi tersebut kemudian ada suara orang yang tidak
dikenal, karena gelap, dia berkata “KIAPA NGANA” (Kamu kenapa), bersamaan
dengan itu ada sekitar 7 orang lainnya, mengejar kami berdua (L L dan S L)
ketika kami berusaha untuk menghidar atau berlari kemudian mereka mengejar kami
(L dan S ) , dan ada yang menggunakan motor. Yang mengunakan motor yang
menyelip di depan kami, mereka melakukan penganiyaan (menendang Sendi dan
terbentur Lazarus, lalu kami berdua jatuh, kata Lazarus), kemudian kami berdiri
namun mereka memukul kami mengunakan tangan, kemudian kami berlari dan
terpencar ketakutan dan ada yang mengancam kami mengunakan pisau dan Pedang.
Sehingga saya (Lazarus) berlari menuju persawahan warga, dan adik saya (Semi)
berlari menuju ke sekitar area Asrama Raja Ampat, ada seorang ibu yang melihat
saya dan menyuru saya masuk kedalam asrama.
Sekitar
jam 03.45 WITa
Saya
(kata Lazarus) berada di tempat persawahan disana sekitar 30 menit, kemudian
saya mendengar ada beberapa suara dan saya kenal kalau itu teman-teman
mahasiswa papua dari asrama Kamasan VI. Sehingga saya berani keluar dan menemui
mereka dan mereka menyuruh saya pulang ke asrama kamasan.
Sekitar
jam 03.45 WITa
(Semi)
Sewaktu di asrama raja ampat saya bersembunyi, disana ada seorang ibu diasrama
yang melihat saya, sehingga ibu itu mengatakan masuk ke dalam rumah (asrama
raja ampat). Setelah sekita 25-30 menit berlalu, saya mendengar ada suara
teman-teman mahasiswa papua mereka mencari saya sehingga saya memberanikan diri
untuk keluar dengan maksud menemui mereka. Saya mengambil motor pada saat yang
sama, saya mendengar ada yang menghunus Pedang di atas aspal (sebelah Barat)
sehingga saya meninggalkan motor dan saya merapatkan barisan bersama dengan teman-teman
asrama.
Sekitar
jam 04.00 WITa
Rombongan
I. Teman Kami (Frans Jikwa) Pada yang menuju ke depan pertigaan jalan Tataaran.
Karena pada waktu itu anak-anak tidak berhasil bertemu dengan kedua teman
(Lazarus dan Semi) sehingga anak-anak MELAMPIASKAN KEMARAHAN MEREKA “secara
spontanitas ke rumah-rumah warga”). Rombongan ke II mahasiswa asrama kamasan
yang bertemu dengan mereka tak lebih dari 15 menit mereka menyusul Rombongan I
(Pertama), rombongan ke II ini, yang bertemu dengan kedua (Lazarus dan Semi)
Sekitar
jam 04.00 wita
Warga
TATAARAN mulai berkumpul satu persatu dan semakain banyak, warga tataaran
dengan membawa benda tajam (Pedang, parang dan Tombak) maupun benda tumpul
(Kayu, besi dan Batu), Disitu juga ada anggota kepolisian yang ikut bergabung bersama
masyarakat dan melempari mahasiswa papua di RUAS JALAN JEMBATAN KUNING
tersebut.
Pada
saat Bentrokan antara Warga Tataaran versus Mahasiswa papua, pada saat itu
saudara (sdr.Lazarus) keluar dari barisan sehingga dia (sdr Lemius) terkena
goresan pedang dengan luka berat warga tataaran. Teman-Teman Mahasiswa Papua
berupaya untuk menyelamatkan sdr. Lemius, serta ditandu menuju asrama, semua
teman-teman di asrama melihat (sdr.lemius) yang bersimbah darah mereka tidak
menerima perlakukan warga tataaran.
ALMAHRRUM
PETIUS TABUNI melihat keponakannya (sdr.Lemius Jikwa) berlumuran darah, maka
Almahrum tidak menerima kenyataan (Pamanya di pukul dengan Balok oleh warga
tataaran), Almahrum marah dan bersama-sama dengan Mahasiswa di Asrama menuju
kerumunan warga Tataaran di depan ruas jalan Tataaran, Kejar kejaran antara
warga Tataaran vs mahasiswa papua silih berganti saling menyerang dimana Warga
Tataaran mengunakan beberapa alat tajam (Pedang, Parang, pisau dan Tombak dan
alat tumpul lainnya (tidak bisa dipastikan), sehingga mahasiswa papua terdesak
mundur ke asrama kamasan VI. Disana semua warga Masyarakat Tataaran sudah
berkumpul dengan maksud mereka masuk dan menyerang Mahasiswa Papua yang berada
di asrama kamasan VI, jumlah yang saat itu mengikuti syukuran dan acara wisuda
dan terjebak dengan keadaan penyerangan warga tataaran berjumlah 447 orang, itu
terdiri dari mahasiswa papua yang berkuliah di Tondano, Tomohon dan Manado.
Di
Asrama Kamasan semakain banyak warga Tataaran yang sudah berkumpul dan
melempari Asrama Kamasan VI dengan Batu, mereka juga mempersenjatai diri dengan
benda tajam (Panah wayang, Pedang, Parang, Pisau, Tombak), benda tumpul (Kayu,
Batu, Besi) ada yang menggunakan senapang angin. Pengepungan ini, terjadi
hingga siang hari sekitar jam 11.00 WITa. Warga Tataaran juga mengintimidasi
Mahasiswa Papua di semua asrama kabupaten-kabupaten/Kota se tanah papua lainnya
yang berlokasi di Wilayah Tataaran, hingga akhirnya polisi silih berganti
menjemput mahasiswa di tiap asrama. Polisi juga mengamankan asrama-asrama
kabupaten-kabupaten/kota yang berada di Tataaran. Ketika semua mahasiswa yang
diungsihkan sementara di asrama Putra Kamasan VI di perkirakan berjumlah 600an
orang mahasiswa papua yang berada di Tondano, dimana mereka semua berkuliahan
di UNIMA Tondano.
Oleh:
P.Lokon
0 komentar:
Posting Komentar