APAKAH JOKOWI JAWABAN ATAS NASIB BANGSA PAPUA BARAT...?
Situasi Indonesia sangat berkaitan dengan posisi perjuangan
kita. Situasi perjuangan West Papua terkait erat pada: 1) Masa Transisi SBY ke
Jokowi dan prediksi penanganan Papua dalam kepemimpinan Presiden Jokowi nanti;
2) Sandiwara Otsus dan Otsus Plus di Jakarta; 3) Penguatan pertahanan militer
RI di Kawasan teritori West Papua. 4) serta wacana Presiden SBY menjadi Sekjen
PBB.
Pertama, massa kepemimpinan Jokowi-JK akan dihalangi oleh
koalisi partai oposisi “Merah Putih”. Jokowi tidak akan lari dari keputusan
parlemen dalam mengambil kebijakan terhadap persoalan West Papua. Partai-partai
Orde Baru yang yang berafiliasi dalam Koalisi “Merah Putih” akan tetap
mempertahankan status quo dari praktek penjajahan di West Papua yang sudah
berlangsung dari jaman Orba. Lantas, apakah Jokowi-JK akan melakukan dialog
Jakarta-Papua seperti yang diharapkan banyak pihak di Papua?
Pertanyaan itu belum tentu sebab kembali lagi pada poin bahwa di
Republik ini masih terdapat barisan garis keras, ultra-nasionalis, dan kaum
fundamentalis muslim yang menginginkan Papua hancur. Kepentingan mereka kini
berada di Parlemen (DPR-RI). Artinya, pendekatan dialog, pendekatan
kesejahteraan, dan model pendekatan lain yang akan dilakukan oleh Jokowi-JK
tidak akan banyak menghasilkan harapan bagi perjuangan Papua Merdeka. Yang
memprihatikan adalah kekalahan Prabowo akan memacu dirinya berupaya menjaga dan
memburuk situasi West Papua.
Intinya, Jokowi akan berupaya menutupi konflik politik West
Papua dengan pendekatan kesejahteraan dan pembangunan. Rakyat akan terus
dikondisikan dalam program kebijakan ala Jokowi. Ini menjadi ancaman gerakan
perlawanan yang berbasis massa.
Kedua, 10 Tahun kepemimpinan SBY, Otsus digantung dan
dipeti-es-kan. Lukas Enembe sepertinya mengemis Jakarta agar menambah
kewenangan melalui Otsus Plus. Isu Papua Merdeka digadaikan untuk meloloskan
draf yang dikirimkan ke Jakarta. Namun, Jakarta sangat hati-hati dan menyunting
hampir semua kewenangan yang diajukan dalam Otsus Plus. Artinya, Jakarta sudah
tidak ada niat eksistensi orang Papua dipertahankan melalui Otsus, apalagi
kecurigaan Jakarta yang sangat besar terhadap Otsus di West Papua. Bila Otsus
saja begitu, tentu saja perjuangan Papua Merdeka tidak akan dikompromikan oleh
Jakarta. Tentu saja, Jakarta ingin Papua dihancurkan agar dikuasai sepenuhnya
oleh mereka.
Ketiga, Bicara lain main lain sudah menjadi budaya Jawa. Selama
Presiden RI orang Jawa sikap itu akan tetap diterapkan di West Papua. Artinya,
sama seperti SBY, Jokowi dalam penanganan Papua akan banyak menawarkan dan
menjanjikan program kebijakan yang membuat orang Papua terlena. Sambil orang
Papua terlena, Jokowi akan melanjutkan program penguatan keamanan maritim
dengan penguatan dan penempatan alustista (alat militer) dan perluasan Teritori
Militer di sepanjang wilayah West Papua.
Papua akan menjadi wilayah yang sangat diproteksi dengan
kekuatan militer penuh. Sementara, program pembasmian pejuang dan perjuangan
Papua Merdeka akan semakin massif. Semua efek yang ditibulkan dari pendekatan
militeristik akan ditutupi dengan wacana dan retorika khas Jawa yang pandai
yakni: Jakarta sedang membangun Papua. Kondisi ini akan lebih di dukung lagi
karena prospek investasi global semakin dibuka aksesnya dalam masa kepemimpinan
Jokowi-JK di West Papua. Mau tidak mau, mereka akan membasmi perjuangan demi
pengamanan investasi asing.
Keempat, SBY menjadi figur yang disegani sementara ini di
Wilayah Asia Pasifik. Banyak organisasi internasional akan menawarkan dirinya
pada posisi-posisi penting di kanca internasional. Kepiyawaian retorika SBY
dalam politik luar negeri menarik perhatian dunia. Media menguak dirinya pantas
menjadi Sekjen PBB. Dalam hubungannya dengan Papua, SBY dianggap telah
mengamankan konflik Papua. SBY telah menjalin hubungan baik dengan Negara-negara
Asia Pasifik. Papua dianggap sebagai masalah internal. Promosi Indonesia
sebagai Negara demokrasi membuat dunia tutup mata terhadap Papua yang terus
bergejolak.
West Papua
Faktor kolonialisme dan kapitalisme menjadikan wilayah West
Papua saat ini dalam posisi yang darurat. Papua sebenarnya darurat, tetapi
orang Papua belum membuka mata dan sadar pada realita. Terlena dalam
agenda-agenda kolonialisme Indonesia. Penindasan yang sangat massif, sistematis
dan terkoordinir dijalankan oleh kolonialisme Indonesia. Lihat saja pemekaran
yang menjamur (saat ini Pemprov sebanyak 20 kabupaten dan 2 Propinsi pemekaran
sendang digodok di Jakarta), konflik Pilkada, droping migran pendatang,
pencurian SDA besar-besaran, pembunuhan sistematis, dan lain-lain. Semua ini
berada dalam satu program operasi intelijen Indonesia. Ini nyata kita lihat
setiap saat. Sebenarnya situasi hari ini harus menjadi lonceng kematian bagi
bangsa Papua. Bila kita susun semua bentuk penindasan, tentu sangat banyak.
Orang Papua terbagi dalam 4 kelompok yakni: Orang Papua yang
sedang berjuang Papua Merdeka, Orang Papua yang sibuk kerja dan lupa pada
realita, Orang Papua yang bekerja sama dengan kolonial untuk hancurkan Papua,
dan orang Papua yang ingin Papua maju dalam bingkai NKRI. Semua golongan orang
Papua ini sebenarnya –sadar atau tidak- sedang menghadapi satu situasi darurat
bersama yakni mati punah dan dikuasai oleh pendatang Indonesia.
Perjuangan ini harus terus berjalan, walau setiap saat kita
tertimpa duka. Kita tidak perlu terbawa dalam suasana sedih yang melemahkan
jiwa patriotisme kita. Kita tidak akan terus menangisi penderitaan perjuangan.
Tentu, kita tidak mau terus menerus menerima gempuran penguasa kolonial
Indonesia. Kita harus terus berjejer dalam barisan perlawanan, sambil
memperkuat simbul-simbul perlawanan. Serangan musuh hari ini merupakan hasil
dari perlawanan real dan maju yang kita lahirkan. Kita tidak lagi berada pada titik
yang main-main dan biasa-biasa. KNPB dan Penjajah Indonesia berada pada tingkat
perlawanan yang tinggi. Tentu saja, kita tidak akan tinggal diam untuk menepati
janji kita terhadap rakyat dan bangsa Papua bahwa “kita harus mengakhiri”.
Sumber: FB: Ones Nesta Suhuniap, SEKJEN KNPB Pusat
0 komentar:
Posting Komentar