|
Merauke, KNPBNews – Terror
dan Intimidasi yang berkepanjangan terus menerus dilakukan oleh TNI PAM
Perbatasan terhadap masyarakat sipil di Kampung Kuwel Distrik Eligobel
Kabupaten Merauke.
Teror dan intimidasi yang terjadi terus menerus
dalam waktu yang lama, Ini bermula dari Komedan Satgas Tuan. Nikolaus Yeem
(Alm) sejak ditangkap, dianiaya dan disiksa pada tanggal 11 Januari 2001 di
Kali Palda (salah satu tempat di kampung kweel), penangkapan ini terjadi akibat
korban dituduh harus bertanggungjawab sebagai komendan Satgas tentang
pengibaran bendera Bintang Kejora pada tahun 2000 di kota Merauke.
Penganiayaan dan penyiksaan ini dilakukan semalam
suntuk dalam perjalanan dari kali Palda ke kota Merauke yang jaraknya kurang
lebih 100 KM. Dan pada tgl, 12 Januari 2001 korban ditahan di sel polres
merauke sampai bulan Mei 2001 dan bulan Juni 2001 dikirim ke lembaga. Korban
mengalami proses persidangan sebanyak empat kali yaitu pada tgl 04 Juli 2001
Sidang ke- I, tgl 11 Juli 2001 sidang ke- II, tgl 18 Juli 2001 sidang ke- III
dan tgl 25 Juli 2001 sidang ke- IV yang hasil sidangnya korban dibebaskan tanpa
syarat karena tidak ada saksi. Setelah dibebaskan korban kenbali ke kampung
Kweel Distrik Eligobel Kabupaten Merauke.
Kesakasian Kehidupan Almahrum Nicolaus Yeem saat
masi hidup Di daerah perbatasaan Papua.
Saya yang menulis ini adalah salah satu orang
pribumi Papua yang hidup di daerah perbatasan Papua Barat dan PNG. Kalau boleh
jujur saya mau katakan bahwa hidup menjadi manusia pribumi Papua adalah “indah”
dan “saya bangga” menjadi salah satu masyarakat pribumi Papua.
Namun kehindahandan kebanggaan saya miliki itu
ternyata telah menjadi momok yang sangat menakutkan bangsa Indonesia, (Pemerintahan,
pasukan TNI dan POLRI) yang berada di sepanjang perbatasan. Di saat pemerintah
dan TNI-POLRI yang berada dikabupaten merauke lebih khusus di sepanjang daerah
perbatasan mendegarkan nama saya ataupun melihat langsung saya dan berada di
depan mereka maka anggapan mereka bahwa mereka sedang mendengarkan atau melihat
seorang pengkianat bangsa Indonesia.
Contoh beberapa kasus atau peristiwa baik berbentuk
kejadian langsung ataupun tidak
Langsung:
- ISU
Isu yang sering terjadi karena dibuat menjelang Tgl
1 Desember dalam setiap tahunnya, sejak tahun 2000 hingga saat ini (Tahun 2008)
adalah isu akan adanya pengibaran benderah bintang kejora disalah satu daerah
di Merauke yang akan dikibarkan oleh saya dan teman-teman orang Papua.
- NYATA
Pada tanggal 18 juli 2007 saya diisukan oleh
komandan Kopasus Bupul I sersan satu Marten beserta anggotanya yang diturunkan
lewat kepala kampung Kweel Godefridus Inagijai, ketua Bamuskam Denisius
Inagijai, anggota TPN piaraan kopasus Serfinus Gwamerjai, ketua dewan gereja
katolik stasi Kweel philipus Geiwaljai, ketua adat kampung Kweel Egenius
Beljai. Maka pada Tanggal 22 juli jam 09.1 WPB. Saya dipanggil dan di periksa
oleh Danki Pos 312 Siliwangi Kweel (kapten Kadir), katanya bahwa saya sedang
kumpulkan kaum muda dari kampung Kweel dan Bupul untuk mengibarkan Bendera
Bintang Kejora pada tanggal 01 Agustus 2007 di kali palda (salah satu tempat di
kampung kweel) untuk mengcaukan jalanya perayaan 17 Agustus 2007.
Pada tanggal 30 juli 2007 kurang lebih jam 08.15
WPB saya diberentikan di tengah jalan oleh seorang intel Polisi Polikarpus
Ululukyanan dan dia katakan bahwa saya akan mengibarkan bendera Bintang kejora
di kampung Kweel, maka saya akan ditembak mati di tempat.
Isu itu pada awalnya tanggal 09 juli 2007 Komandan
Kopasus Bupul I mengatur dengan kepala kampung Kweel. Dasarnya mereka tidak
senang saya mengumpulkan pemuda dari kampung Kweel dan Bupul untuk bekerja
mencari kulit gambir (Gemor) dihutan. Maka tanggal 10 juli 2007 jam 08.27 WPB saya
dipanggil, diperiksa dan dipukul oleh komandan kopasus Bupul I sersan satu
Marten .
Dan sejak itu kopasus di Bupul I ini selalu datang
menggunakan kepala kampung, Bamuskam, Dewan gerejad dan ketua adat untuk
menekan masyarakat kampung Kweel agar saya diusir keluar dari kampung Kweel.
Dan semua ini diatur dan direncanakan oleh kopasus dengan mengunakan kekuatan
kepala kampung dan Masyarakatnya untuk mengusir saya dan keluarga keluar dari
kampung Kweel.
Tibalah saat yang paling tepat bagi mereka saat itu
yaitu pada tanggal 07 Oktober 2007, hari minggu setelah selesai sembayang
kopasus dan kepala kampung Kweel mengadakan rapat besar. Disana adir semua
kerabat keluarga yang selalu bersama-sama dengan saya dinyatakan sebagai
pengkianat bangsa, Pengacau, perusak dan semua kaum muda yang selalu
bersama-sama dengan saya dipotret, diambil gambarnya sebagai orang-orang jahat.
Maka semua orang dikampung Kweel saat itu menjadi
takut dan Ngeri, maka munculah tuduan kepada saya tampa saya dihadirkan dalam
pertemuan itu.
Nicolaus Yeem adalah :
- Pengkianat bangsa, OPM, separatis, pengacau, penipu, pencuri, penjajah.
- Orang muyu itu etnis lain tidak bawa tanah dari daerah muyu.
- Datang berlimdung di kampung Kweel cari makan , kesasar, perusak adat orang Kweel dan hinaan lainnya.
Lalu kopasus memberi 1 kepala pohon wati dengan
harga Rp.200.000,- untuk menjadi sah dan diserakan secara adat bahwa saya
beserta istri dan anak harus diusir keluar dari kampung Kweel.
Tepat pada tanggal 07 oktober 2007 jam 18.52 WPB
saya beserta istri dan anak didatangi oleh utusan pemerintah kampung, utusan
adat, Agama, serta toko masyarakat, mereka datang dan menyuruh saya dan
keluarga harus segera keluar malam ini juga, tetapi keadaan suda gelap maka
saya mengambil keputusan untuk besoknya baru saya dan keluarga keluar dari
kampung Kweel.
Padat anggal 18 oktober 2007 tepat jam 08.37 WPB
saya beserta keluarga keluar dan tinggalkan kampung Kweel berpindah dan harus
pindah. Pindah dari kampung Kweel ke kampung simpati kurang lebih 42 dari
kampung Kweel.
Selang waktu satu bulan kemudian tepat pada tanggal
07 November 2007. Saat itu saya telah keluar dari kampung simpati kurang lebih
jam 09.22 WPB, setelah saya keluar, menuju kota merauke, dibelangkanya istri
saya didatangi oleh dua anggota TNI-312 siliwangi Pos maro. Mereka katakana
bahwa saya telah ijinkan mereka ambil tanduk rusa, sedangkan saya sendiri tidak
perna bertemu dan sepakat dengan mereka. Istri saya katakana bahwa itu urusan
nanti dengan Bapak, Bapak sedang tidak ada saat ini, tetapi dua anggota TNI ini
begitu kuat memaksakan kehendak mereka, ditambah lagi dengan sebuah surat yang
mereka buat untuk saya yang isinya demikian :
Kepada :
Yth : Bapak Nico
Dengan Hormat,
Sebelumnya saya mohon maaf apabila kurang sopan,
karena tanduk yang Bapak punya saya bayar tampa sepengetahuan Bapak. Kalau
bapak kurang berkenan Bapak saya tunggu di pos kali Maro dan kita bisa
koordinasi selanjutnya…
Hormat saya
Pak Jul
Surat itu ditambah dengan uang Rp 150.000 mereka
kasih keistri saya dan langsung mereka masuk kedalam kamar tidur keluarga
dan mereka mencabut tanduk rusa yang saya suda paku kuat balok didalam kamar.
Tanduk itu mereka membawah pergi.
Istri dan anak saya mereka begitu takut dan trauma
dengan kejadian – kejadian semuanya itu.
Dan sampai saat ini (27 November 2008) saya merasa
tidak punya tempat untuk menyampaikan pengalaman hidup yang lebih banyak pahit
ini.
- Kepada siapakah saya harus menyampaikannya ?
- Siapakah yang akan menjadi penyelamat kami ?
Kesaksian Ibu Ancelina Dambujai Istri dari Almarum
Nicolaus Yeem
Sejak Almarum Nicolaus Yeem masi hidup, rumah kami
(istri Almarum) di kampung Kweel selalu didatangi oleh kopasus dan tentara pam
perbatasan yang berkisar empat sampai lima orang. Ketika kedatangan mereka,
Bapak (Almarum Nicolaus Yeem) tidak ada di rumah maka mereka selalu saja
menanyakan pada saya (istri Almarum) yang sifatnya memaksa dan mendesak
tentang senjata yang menurut mereka bapak ada simpan, namun Saya (istri
Almarum) selalu saja menyampaikan bahwa tidak ada senjata. Dan memang benar
bahwa Almarum Nicolaus Yeem tidak memiliki senjata.
Suatu saat saya (Istri Almarum) pergi ke kios
dengan tujuan untuk membeli minyak tanah, sebelum sampai ke kios saya bertemu
dan bergabung dengan beberapa teman-teman yang lagi duduk-duduk di persimpangan
jalan yang jaraknya tidak jauh dari kios tempat pembeli minyak tanah. Selang
beberapa menit datang dua anggota tentara pam perbatasan, sala satunya bernama
Markus Mona. Tentara-tentara itu mereka menyuru teman-teman lain pergi karena
mereka perlu dengan saya (istri Almarum). Saya (istri Almarum) menanyakan pada
mereka, bapa-bapa ada perlu apa sama saya ?
TNI : Apakah ibu punya suami sama pak Niko ya ?
Ibu Ance : Ya, betul.
TNI : Ibu Ance, sebetulnya Pak. Matias (Kakak ibu Ance) tidak setujuh ibu bersuami dengan pak. Niko, pak. Niko itu jelek.
Ibu Ance : Pak. Matias (Kakak ibu Ance)
suda setujuh dan kami suda tinggal sama-sama, semua itu Tuhan yang tetntukan
siapa jodoh kita
TNI : Ibu, Apakah pak Niko ada simpan
senjata ? Ibu jujur saja, kami suda bicara dengan kami punya komendan
(PANGDAM). Kalau ibu kasi tahu kami tentang keberadaan senjata, ibu ikut kami
ke pos kami akan memberikan uang 50 Juta. Uang itu ibu bisa menggunakan untuk
buka usaha atau buka kios di kampung Kweel ini.
Pak Niko itu OPM, tahun 2000/2001 Pak Niko itukan
komandan satgas kenapa mau dengan dia. Dia pengacau, dia pengasut di kota
Merauke. dia OPM yang mempunyai senjata, kenapa ibu suka dengan dia ?
Saya (istri Almarum) tidak menanggapi pembicaraan
mereka dan saya pamit dari mereka untuk pergi ke kios membeli minyak tanah dan
pulang.
Hal yang serupa juga terjadi, suatu saat sekitar
jam 09.00 WPB, pak Niko telah keluar bersama masyarakat pergi berburu. Selang
beberapa menit datang aparat pam perbatasan ke rumah kami dan mereka menanyakan
pak Niko tapi Saya (istri Almarum) sampaikan bahwa suda keluar. Seperti
biasanya mereka tanya tentang senjata yang menurut mereka pak Niko ada simpan.
Sebagai manusia biasa Saya (istri Almarum) merasa
bosan, tertekan, resah dan takut maka Saya (istri Almarum) menyuru mereka
silakan periksa sendiri di dalam rumah dan mereka masuk periksa, tindakan ini
seperti mengeledah rumah sehingga mengakibatkan anak-anak Saya (istri Almarum)
takut.
Saya (istri Almarum) sedikit marah dan masuk ambil
senapan angin dan menunjukan kepada mereka, kami hanya punya senapan angin yang
ini saja sedangka senjata api yang bapa-bapa maksud itu tidak ada. Melihat
senapan angin itu, mereka langsung ambil senapan angin itu dan bawa pergi tanpa
mengembalikannya.
Terror dan intimidasi TNI terhadap Almarum Nicolaus
Yeem dan keluarganya tentang kibarkan bendera bintang kejora dan senjata api di
kampung Kweel itu masi terjadi dan berlangsung sampai dengan sekarang berita
dinaikan.
Hal ini terjadi pada Tuan. Matias Dambujai dan Ny.
Godelifa Dambujai yang adalah kakak dari istri Almarum. TNI masi datang pada
mereka dan tanyakan tentang senjata yang dimiliki oleh (Almarum Nicolaus Yeem).
Sesungguhnya bahwa senjata itu tidak ada, sehingga dengan tindakan TNI seperti
itu membuat keluarga Saya (istri Almarum) merasa tertekan dan takut.
Sumber: knpbnews.com
0 komentar:
Posting Komentar