Senin, 30 April 2018

TPNPB: Situasi Saat Ini Kurang Nyaman di Tembagapuara

TPNPB menembaki Mobil patroli Brimob
Suara Wiyaimana Papua--Kondisi Areal PT. Freeport kurang nyaman akibat penyerangan yang dilancarkan dan dilakukan oleh anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) dibawa pimpinan Kodam III melalui penanggungjawab Hendrik Wangmang di Tempagapura, Papua.

Penembakan yang dilakukan oleh TPN dapat dibenarkan dan mengakui bahwa kejadian yang terjadi di Mile, 66 pada hari sabtu, (28/04/2018), dan penyerangan kedua pada  minggu tanggal, 29/ 04/ 2018 di Tembagapura adalah benar dari anggota TPN dibawa pimpinan KODAM III. 

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sedang melakukan penyerangan di mile 63 Tembagapura, Timika Papua pada hari Minggu (29/4/2018). TPNPB Mulai melakukan penyerangan sejak pukul 10: 15 am, pagi ini.

TPN menerima pesan seingkat dari tempat kejadian pemebakan mobil konvoi TNI. Pesan singkat tersebut dikirim oleh Hengki Wanmang. “pagi ini TPNPB melakukan penyerangan 2 mobil konvoi militer Indonesia bagian pengamanan areal Freeport di mile 63 Tembagapura Papua”, tulisnnya.

Penyerangan mobil konvoi militer Indonesia yang bertugas pengamanan PT. Freeport Indonesia di Tembagapura, merupakan bagian yang menjadi sasaran tembak dari TPNPB, maka hal tersebut layaknnya terjadi. Karena terlihat jelas dalam ketentuan peraturan perang TPNPB, telah termuat tentang dimana sasaran tembak yang adalah musuh TPNPB.

"Menurut pimpinan TPN menyatakan bahwa, kami tidak akan menyerah dibawa pangkuan Ibu pertiwi sebelum melakukan REEFERENDUM demokratis di Tanah papua,"

Karena itu, pada hari ini TPNPB kembali melakukan penyerangan terhadap Mobil Konvoi milik TNI di mille 63 Distrik Tembagapura, Mimika Papua.

Seperti, Sikapnya awal Kepala Staf KODAP III Kali Kopi, Henggy Wanmang, “perlawanan dalam perang tahapan kami tidak akan berhenti sampai PT. Freeport Tutup. Kami perang, tujuan Papua Merdeka, kami mau merdeka, jadi perang ini perang pembebasan nasional untuk Papua Merdeka”, Sikapnya.

Tentunya Penyerangan tak akan henti, sebelum tujuan TPNPB memenuhi, sebagimana pada awal bulan tahun 2018, telah mengajukan resmi 8 syarat kepada Pemerintah Indonesia, namun hal itu tidak ditanggapi pula. Sikap TPNPB telah jelas bahwa, sebelum memenuhi tujuan TPNPB akan dan sedang dilakukan penyerangan adalah bagian dari upaya perjuangan kemerdekaan bangsa Papua.

Untuk itu penyerangan dan penembakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan oleh TPNPB terhadap TNI dan Polri di Papua. Dengan satu tujuan yaitu untuk menuntut hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat bangsa Papua.


Informasi yang kami himpun saat ini TPNPB masih mempertankan segala kekuatannya dimedan pertempuran. Kemudiaan satuan Militer Indonesia melakukan penyisiran diareal pertambangan Freeport mulai dari Mile 50 hingga 66 Tembagapura.

"Tuntutan TPNPB-OPM akan menuntut Indonesia, Belanda dan Amerika harus menyepakati penyelesaian status persoalan West Papua melalui Makama Internasional dan intervensi PBB segera diturunkan di Tanah Papua, " pesannya.

Sebelum menghentikan aksi penembakan TPNPB berharap segala produk yang diterapkan oleh penguasa kolonial diberhentikan termasuk eksploitasi sumber alam di Tanah Amungsa, West Papua.

Pada hari senin, (30/04/2018) Militer Indonesia bersiap-siaga untuk mengejar pelaku penembakan dan sekalian melakukan operasi besar-besaran di Areal pertambangan mulai banti, kimbeli, opitawak dan arwanop termasuk area pertambagan mulai dari Grasgberg sampai Porsite. Gabungan Militer Indonesia mereka juga menggunakan helikopter untuk memantau keberadaan TPNPB dari Udara.

Situasi di Kabupaten Mimika Distrik Tembagapura Kampung Banti darurat militer. Saat ini Helicopter angkut mengirimkan pasukan elit anti teror militer Indonesia sedang mobilisasi udara di Papua barat untuk menyerang serangan udara terhadap TPNPB.

TPNPB mengundang kepada awak media Internasional dan lembaga-lembaga kemanusiaan untuk memantau situasi yang terjadi di lapangan agar benar-benar mengetahui tujuan aksi-aksi TPNPB yang selama ini kepada TNI/POLRI dan PT. Freeport Indonesia milik perusahaan asing yang ada di tanah amugsa Timika papua.


"Setelah memastikan kekuatan TPNPB wilayah Papua sudah memenuhi standar nasional untuk melanjutkan Revolusi bertahapan menuju revolusi total." katanya.

TPNPB menghendaki perdamaian status persoalan papua harus ditempu melalui upaya diaolog taraf Internasional guna mengakhiri kekerasan di papua. Mulai dari hari proklamasi kemerdekaan West Papua tahun 1961, kemudian kegagalan PEPERA 1969 sebagai cacat hukum, da mencari solusi perdamaian antara Indonesia, Belanda, Amerika dan West Papua duduk dimeja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar