(Dok : Diskusi Terbuka FRI-WP) |
TERNATE (14/08/17) ― Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) menyelenggarakan diskusi terbuka dengan tema. “Sejarah Papua dan Perjuangan Demokrasi”. Diskusi berlangsung pukul 14:30.WIT, di Kampus II Universitas Khairun (Unkhair). Dalam kegiatan ini, dihadiri 15 orang yang mengambil posisi duduk melingkar hingga diskusi berjalan dengan baik.
Arbi M. Nur, selaku koordinator penyelenggara membuka diskusi dengan menyampaikan tujuan dari kegiatan ini bahwa “diksusi ini sebagai tahapan membangun penyadaran terhadap mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Papua yang ada di Kota Ternate.
Selanjutanya diskusi berjalan dengan saling memberikan argumentasi tentang sejarah Papua dan perjuangan demokrasi yang sampai saat ini masih menjadi wacana hangat di media sosial facebook, tweet, google dan media sosial lainnya. Bahakan, tentang situasi saat ini, dalam media apapun, masih banyak media yang memuat Papua bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kenyataanya, West Papua bukan bagian dari NKRI. Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi; dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia hanya berlaku dari sabang sampai Amboina yang disebut dengan Negara Republik Serikat (RIS). Sedangkan Papua tidak dimasukan kedalamnya, karena Papua adalah bagian dari New Guinea Belanda. Kenapa Papua disebut dengan New Guinea Belanda (Nederlans Nieuw-Guinea)? Karena pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, Wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlans Nieuw-Guinea/Dutch New Guinea ).
Situasi saat ini, tentang kemerdekaan West Papua memiliki dua sudut pandang yang berbeda. Yakni, ada yang mendukung kemerdekaan bangsa West Papua, ada sebagiannya lagi mengakui West Papua bagian dari NKRI.
Penyampaian dari kawan Papua yang berinisial “YY”, di Papua sendiri untuk yang mendukung kemerdekan West Papua (100% mendukung lepas dari NKRI) adalah orang-orang Papua wilayah pegunungan. Sedangkan di wilayah pesisir pantai (Sentani) tidak mendukung lepas dari NKRI, dengan kondisi tanah milik masyarakat di wilayah ini sudah banyak dijual.
Lanjut “YY”, kami punya hati, tentang penembakan di Deiyai ini adalah salah satu pelanggaran HAM, dan sebaliknya, mereka (TNI/Polri) yang tidak punya hati, membuat banyak korban jiwa di Papua. Kami besyukur, dan berterimakasih banyak kepada teman-teman yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dan telah mengundang kami dalam diskusi ini.
Sempat membuat suasana diskusi mengesankan, dan diskusi dilanjutkan dengan cerita lepas bersama hingga berakhir pukul 18:06.WIT.
Terus berkobar!
Bangun Solidaritas untuk West Papua!
[IVT]
Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP)
Bangun Solidaritas untuk West Papua!
[IVT]
Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar