Proses Aneksasi Terhadap
Bangsa Papua
Perjuangan kemerdekaan
bangsa papua adalah gerakan yang bersifat dinamis dan kolektif bukan suatu
gerakan yang sebatas wacana sesaat di mulut. Tetapi sebagai seorang penghuni
yang sedang merasakan proses imprealisme, kapitalisme dan kolonialisme diatas
negeri ini wajib berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan
menyangkut pembebasan bangsa. Indonesia dengan ambisi mencablok wilayah West
Papua merupakan bukti keterlibatan secara sepihak yang disepakati oleh negara
Amerika, Belanda dan Indonesia tanpa melibatkan masyarakat pribumi sebagai hak
kepemilikan wilayah west papua. Dan kesepakatan secara sepihan dilakukan pada
tahun 1962 di New York merupakan bentuk pelecehan atas hak-hak sipol dan ekosop
diatas negerinya sendiri. Setelah melakukan kesepakatan antara Amarika, Belanda
dan Indonesia untuk wilayah West papua maka mulai dari tahun 1963 bangsa papua
mengalami penderitaan dan hal itu sebagai awal malapetaka bagi bangsa papua
hingga kondisi kini.
Sesuai dengan perjanjian
"New York Agreement" tahun 1962 merupakan bentuk pelecehan atau
penipuan kepada bangsa papua yang dilakukan secara sepihak antara Indonesia,
Amerika dan Belanda adalah cacat hukum Internasional. Maka PBB sebagai hak
pengambilan kebijakan segera mencabut hasil persetujuan secara sepihak yang
dilakukan antara Indonesia, Amerika dan Belanda atas status sejarah dan hal
ideologi papua.
Himbauan melalui surat
undangan aksi sebelumnya. Akhirnya bangsa papua dapat berpartisipasi dalam
agenda yang bertema " ILEGAL STATUS INDONESIA DI PAPUA". Aksi demo
kali ini dilakukan dalam bentuk Ibadah bersama sebagai bentuk penolakan hari
aneksasi papua kedalam negara Indonesia yang mulai terjadi dari tahun 1963
hingga 1969 yang dilaksanakan Penentuan Pendapar Rakyat (PEPERA) di Tanah Papua.
Setiap individu, keluarga,
suku dan terutama bagi bangsa papua pada umumnya pastikanlah diri pribadi,
keluarga dan suku menjadi pemilik atau penghuni tanah papua. Kita semua tidak
mudah saling menghianati dan menjual sesama anak bangsa dalam medan perjuangan ini.
Jika setiap anak bangsa yang masih atau telah bergabung dalam barisan milisi
merah putih segera keluar dari kepentingan Imprealisme dan kolonialisme diatas
negeri ini. Bagi yang masih mrnghianati dan menjual sesama anak bangsa, tentu
mereka mendapatkan kutukan dari Allah, alam papua dan manusia papua sendiri
melalui seruan doa dari bangsa papua. Dan para penghinat dan penjual manusia
papua akan terasa gelisah dalam hidup dan kehidupan mereka hingga akan mati
tanpa jejak kaki diatas tanah ini bersama Indonesia sebagai aktor pemusnahan
etnis melanesia papua.
Allah moyang bangsa papua
yang menciptakan manusia dapat mengutuki setiap individu, keluarga dan suku
yang masih mempertahankan kedaulatan Indonesia. Sepanjang sejarah perjuangan
bangsa papua, tidak ada hubungan baik dengan negara kolonial ini. Jadi mereka
yang masih menjalin hubungan baik denga negara kolonial ini, mungkin karena
sebagian diantara sesama bangsa papua sesuap dengan kepentingan perut diatas
negeri ini. Kiranya perjuangan melawan penjajahan, pembantaian dan perampokan
diatas negeri ini, Allah moyang bangsa papua barat pasti akan memerdekakan
bangsa papua dari praktek Imprealisme, kapitalisme dan kolonialisme diatas
negeri ini. (T. G / SWP).
Disposkan: Suara
Wiyaimana Papua
0 komentar:
Posting Komentar