Sabtu, 25 Februari 2017

Menjaga Kekudusan

"Menjaga Kekudusan"

 Ayat bacaan: Yosua 3:5

“Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.”


Hidup menjaga kekudusan tidak pernah mudah. Jaman dahulu saja masalah kekudusan sudah menjadi hal sulit dilakukan oleh manusia, terlebih hari-hari ini dimana ada begitu banyak media yang menawarkan segala sesuatu yang bisa merusak kekudusan dengan begitu mudahnya. Jika dahulu orang harus mengeluarkan biaya besar untuk memperolehnya, hari ini semua tersedia dengan sangat murah atau bahkan gratis. Menjaga kekudusan semakin lama semakin dianggap kuno oleh manusia. Orang tidak lagi kagum akan orang-orang yang hidup mempertahankan kekudusan, tetapi malah menertawakan dan menganggap mereka bodoh atau kurang gaul. Dunia terus menawarkan segala sesuatu yang bisa merusak kekudusan kita dalam berbagai bentuk yang biasanya membawa kenikmatan bagi daging kita tetapi sangatlah mematikan bagi perjalanan hidup kita. Sementara orang mau enaknya saja, mereka ingin tetap bisa diberkati dan mendapatkan limpahan dari Tuhan sepanjang hidupnya namun menolak untuk menjaga kekudusan. Apakah itu mengenai sesuatu yang berhubungan dengan nafsu, atau tidak menjaga mulut untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, umpatan, cacian, gosip atau makian, semua itu siap mencemarkan hidup kita dan karenanya kita pun bisa luput dari perbuatan-perbuatan ajaib yang berasal dari Tuhan. Terang dan gelap tidak akan pernah bisa bersatu. Mengharap berkat Tuhan tanpa menjaga kekudusan tidaklah mungkin.
 
Ketika bangsa Israel dipimpin oleh Yosua kita bisa melihat sebuah pesan penting yang ia sampaikan kepada bangsa yang dipimpinnya. “Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” (Yosua 3:5). Ingin melihat kuasa Tuhan yang ajaib? Kunci utamanya adalah dengan menjaga hidup dalam kekudusan. Jika kita menguduskan diri, kapan perbuatan ajaib Tuhan itu hadir? Ayat tersebut berkata: besok. Artinya dalam waktu yang singkat kita akan berkesempatan melihat kuasa Tuhan turun melakukan mukjizat-mukjizat yang ajaib apabila kita memutuskan untuk hidup kudus sekarang juga. Yosua tidak mengatakan, berusahalah atau cobalah siapa tahu kamu bisa kudus, tapi Yosua tegas berkata: Kuduskanlah dirimu! Ini menunjukkan bahwa seruan untuk hidup kudus ini bukanlah hanya sebatas himbauan atau saran, tetapi merupakan sebuah perintah yang harus ditaati secara serius. Ini adalah sebuah syarat mutlak untuk agar bisa melihat perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan secara nyata dalam hidup kita. 

Dan memang seperti itulah adanya. Alkitab banyak berbicara mengenai pentingnya menjaga kekudusan. Petrus mengingatkan: “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu.” (1 Petrus 1:14-15). Petrus pun melanjutkan: “sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (ay 16). Apa yang ia katakan mengacu pada kitab Imamat: “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.” (Imamat 19:2). Seperti halnya Tuhan yang kudus, kita pun seharusnya seperti itu pula. Segala ketidak kudusan yang kita lakukan akan menjauhkan atau memisahkan kita dari Tuhan. Sesuatu yang tidak kudus tidak akan pernah bisa bersatu dengan Tuhan yang kudus. 

Bagaimana caranya agar bisa hidup kudus? Dalam Ulangan 28:9 Tuhan berfirman demikian: “TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.Berpegang pada FirmanNya dan menghidupi FirmanNya secara nyata, itu akan membawa kita kepada sebuah kehidupan yang kudus yang berkenan bagiNya. Janji berkat yang hadir dalam Ulangan 28:1-14 pun baru akan bisa kita terima apabila kita melakukan tepat seperti apa yang Tuhan katakan. Paulus mengatakan “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24). Kita tidak akan bisa kudus apabila kita terus tunduk pada kedagingan kita yang akan selalu mengejar hawa nafsu dan keinginan-keinginan yang salah. Lebih lanjut Paulus mengatakan: “Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa. (Kolose 2:11). Kita perlu menanggalkan tubuh yang berdosa ini, menyalibkan segala kedagingan yang menghambat kita untuk kudus untuk bisa terhubung dengan Tuhan. Tetap memelihara dosa-dosa dan terus melakukan pelanggaran akan membawa kecemaran kepada diri kita. Sebuah anugerah menjadi ciptaan baru yang dianugerahkan Tuhan dengan menerima Kristus akan menjadi sia-sia jika kita tetap membiarkan pencemaran untuk terus mengotori kita. 

Rajin beribadah, berbuat baik, membantu orang lain, memberikan persepuluhan dan sebagainya hanyalah akan sia-sia tanpa komitmen kita untuk menjaga kekudusan. Firman Tuhan berkata: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1). Sebuah ibadah yang sejati pada hakekatnya adalah mempersembahkan tubuh kita sendiri yang telah kudus sepenuhnya kepada Tuhan. Itulah persembahan yang sejati, itulah ibadah yang sejati. Menjaga hidup dalam kekudusan merupakan syarat utama yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk dapat melihat perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan bagi kita. Karena itu marilah kita sama-sama menjaga kemurnian dan kekudusan hidup sampai akhir agar semua yang dijanjikan Tuhan baik di dunia hingga kekekalan nanti tidak akan luput dari kita.

Kekudusan merupakan kunci utama untuk mengalami mukjizat Tuhan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar