Juara Melanesia Super Cup I, Solomon Warriors FC - vanuafoot.vu |
Honiara, Jubi – Salah satu poin dalam Komunike Melanesia Spearhead Group (MSG) adalah menghidupkan kembali Melanesia Footbal Cup.
Melanesia Football Cup, sebelumnya dikenal sebagai Piala Super Melanesia. Ini merupakan kompetisi regional di Melanesia yang melibatkan Fiji, Papua Nugini (PNG), Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Kaledonia Baru.
Edisi pertama Piala Super Melanesia ini melibatkan 3 tim, dari 2 federasi sepakbola di Melanesia, yakni Vanuatu (Tafea FC dan Amicale FC) dan Kepulauan Solomon (Solomon Warriors FC). Kompetisi ini diselenggarakan tanggal 27 September hingga 4 Oktober tahun 2014 di Port Vila, Vanuatu. Juara dalam edisi perdana ini adalah Solomon Warriors FC.
“Papua terlibat dalam Melanesia Football Cup? Bisa saja. Kami tahu, Papua Barat punya klub sepak bola terbaik di Indonesia dan Asia. Kami terbuka jika mereka mau berpartisipasi di Melanesia Football Cup. Klub itu, namanya Persipura kan? Mereka bisa membantu kami membangun kompetisi yang baik dan memajukan sepakbola di Melanesia,” kata Ketua MSG yang baru, Mannaseh Sogavare usai melaunching program Melanesia Football Cup di Hotel Heritage, Honiara, Kepulauan Solomon, 26 Juni lalu.
Sogavare, yang juga Perdana Menteri Kepulauan Solomon, menambahkan, karena saat ini Indonesia sudah berstatus Associate member yang mewakili lima provinsi di Indonesia, diantaranya Papua dan Papua Barat, maka sangat mungkin kerjasama di bidang olahraga seperti keterlibatan Persipura di Melanesia Football Cup bisa terwujud.
Sogavare, yang juga Perdana Menteri Kepulauan Solomon, menambahkan, karena saat ini Indonesia sudah berstatus Associate member yang mewakili lima provinsi di Indonesia, diantaranya Papua dan Papua Barat, maka sangat mungkin kerjasama di bidang olahraga seperti keterlibatan Persipura di Melanesia Football Cup bisa terwujud.
“Selain kerjasama dalam pembangunan ekonomi dan perdagangan, kerjasama dalam kebudayaan dan olahraga menjadi bagian dari hubungan MSG dengan Indonesia sebagai Associate Member,” kata Sogavare.
Pemerintah Indonesia, setelah mendapatkan status Associate Member berkomitmen untuk terus mempromosikan kerja sama yang erat dan konkrit dengan MSG untuk menggali potensi dan mengatasi tantangan pembangunan bersama.
“Peningkatan status Indonesia di MSG juga akan meningkatkan kerjasama konkret dengan negara anggota MSG. Nilai Perdagangan Indonesia dengan negara negara MSG yang saat ini mencapai US$ 260 juta akan dapat ditingkatkan lagi. Selain itu,kerjasama teknis di berbagai bidang yang selama ini berjalan seperti di bidang perikanan, handicraft making, seni budaya, dan diplomasi juga akan terus dipererat,” kata Wakil Menteri Luar Negeri RI, A.M. Fachir di Honiara usai keputusan para pemimpin MSG yang dituangkan dalam Komunike bersama para pemimpin MSG diumumkan.
Sampai dengan Mei 2015, lanjut A.M. Fachir, Indonesia telah melakukan kerjasama teknis untuk peningkatan kapasitas dengan negara anggota MSG sebanyak 130 program yang diikuti oleh 583 peserta. Namun Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia ini tidak menyebutkan kerjasama dalam bidang olahraga.
Namun Melanesia Football Cup ini masih mengalami tantangan dari induk olahraga terbesar di muka bumi ini, yakni FIFA. Hal ini yang membuat Fiji, sebagai salah satu anggota MSG dan juga anggota FIFA tidak mengirimkan klub mereka dalam Piala Super Melanesia tahun lalu.
Presiden Federasi Sepakbola Fiji Rajesh Patel mengatakan kepada Fijilive bahwa kebijakan FIFA menyarankan mereka terhadap berpartisipasi dalam turnamen yang mempromosikan pemisahan konfederasi sepakbola regional. Dalam hal ini, negara-negara Melanesia tergabung dalam Konfederasi Sepakbola Oceania (OFC) sehingga bisa dianggap ingin mendirikan Konfederasi Sepakbola regional Melanesia.
“Jika kita mengijinkan Suva FC untuk ikut Melanesia Super Cup, kita akan didenda. Kami hanya bisa berpartisipasi dalam turnamen yang disetujui oleh FIFA atau OFC,” kata Patel.(Victor Mambor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar