Kamis, 16 Juli 2015

BENTUK IMPREALISME, KAPITALISME DAN KOLONIALISME HARUS HAPUSKAN DIATAS MUKA BUMI

SWP-News, Bentuk kapitalisasi, Imprealisasi dan kolonialisasi yang semakin gencar di belahan dunia, adalah bentuk tindakan yang tidak dapat mematuhi nilai-nilai kemanusia yang mengedepankan prinsip-prinsi kedaulatan yang berada dibawa satu nagara yang berdaulat. Negara berdaulat, tetapi menindas sewenang-wenang dan sering diantek-antek kaum imprealis/kapitalis melalui hubungan bilateral sepang hidup negara berdaulat ini.

Dalam hal ini, kepulauan ras melanesia, wilayah west papua tidak terluput dari pengalaman imprealisasi, kapitalisasi dan kolonialisasi semakin inklusif. Tak pernah kunjung berhenti atas ketamakan penguasa terhadap rakyatnya, sehingga bangsa papua menjadi binatang buruan atas kepentingan imprealisme dan kepitalisme bersama negara kolonial Indonesia.

Seringkali kita membenci terhadap Indonesia karena adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), yang begitu lama terjadi di Tanah Papua. Tetapi musuh perompok kakayaan kami masih dipertimbangkan untuk memeranginya.

Selama ini, kita membenci kepada kaum penjajah tetapi dibalik itu perampok besar masih mendukung atas kepentingan kedua negaranya. Penguasa negara asing yang sedang menguras kekayaan alam kita saat ini. Karena negara penjajah pun sering menghormati, mematuhi atas intruksi dari negara superpower. Bahkan penjajah Indonesia hidup selalu bertahluk dibawa kaki tangan imprealisme dan kapitalisme yang didonimasi oleh negara superpower (Amerika) selama ini.

Indonesia bertindak kebodohan terhadap rakyat-Nya, sehingga negara berdaulat itu dapat dikatakan sebagai salah satu negara konsumtif untuk kekayaan alam-Nya. Bertindak brutal yang tak bermoral, terhadap suatu bangsa dapat kutuki, oleh “Tuhan Yang Maha Esa”. Fenomena alam semakin tinggi berakibat pada rakyat yang tak berdoasa menjadi sasaran korban. Tak berkenan atas tindakan sewenang-wenang yang diterapkan oleh penguasa atau penjajah terhadap bangsa melanesia, papua barat selama ini. 

Tindakan dan kekerasan TNI/POLRI, disebabkan kurangnya proteksi dari penguasa itu sendiri, sehingga bangsa papua wajib menuntut hak kebebasan kepada pemerintah Indonesai, Amerika dan Belanda harus menyelesaikan persoalan papua, dibawa pengawasan perserikatan bangsa-bangsa (PBB).

Selama ini, Indonesia tak pernah menikmati hasil kekayaan alamnya, 100% sebagai sebuah negara yang berdaulat, etapi diatur oleh negara imprealis/kapitalis. Itulah sebabnya, derajat sebuah negara semakin menghilang atas nama negara menguntungkan negara lain. Negara berdaulat tak berdaya landasan hidupnya, karena dikantongi oleh sistem imprealisme dan kapitalisme secara terstruktur. 

Pemerintah Indonesia jangan heran, bila papua sudah mereka, karena dukungan dari rakyat nusantara menjadi kebersaamaa bersama dan kepedulian sesama umat manusia sebagai ciptaan yang mulia dalam kehidup sosial. Negara bentuk republik/NKRI tak dapat dikredibelkan oleh rakyat-nya, sehingga wacana pembubaran negara republik tinggal menunggu waktu. Kita adalah manusia yang paling mulia dan saling berafeksi sesama, sebagai umat beragama yang mempunyai “Tuhan Yang Maha Esa” sehingga nilai-nilai atau prinsip-prinsip prikemanusiaan terus bangkit dari berbagai kota di negara ini.

Diikuti perkembangan saat ini, rencananya akan membubarkan negara bentuk republik / NKRI, lalu akan membentuk Negara Rakyat Nusantara (NRN). Hal seperti itu sangat wajar karena kedaulatan penuh ada ditangan rakyat-nya. Bukan selalu diantek-antek oleh imprealis, kapitalis melalui invetasi asing menjadi akar pemicuh berbagai konflik di Tanah Air. Baik berkonflik agama, konflik sosial, dan konflik persoalan ideologi kebebasan suatu bangsa. Konflik-konflik itu semuanya distrategiskan atas kepentingan segolongan manusia yang tidak memiliki perasaan kemanusiaan.

Indonesia sering mengklaim bahwa, Sumber daya manusia (ADM) di Indonesia menjadi tolak ukur memerangi investasi asing, tetapi nyatanya hal-hal tentu masih diatur, dikapitalisasi dan didominasi atas kekayaan alamnya. Semua kebijakan pemerintah selalu mengharapkan kepada pemodal asing sehingga hubungan bilateral antara negara semakin meningkat.  Akibatnya, hutang negara terhadap negara lain masih tinggi.

“Disimaknya kehebatan dan intelektual orang Indoneia semakin dipermainkan oleh kaum imprealis dan kapitalis, sehingga negara ini tak memiliki landasan yang cukup solid sebagai sebuah negara yang berdaulat”. Realitanya.

Kita bersatu padu memerangi investasi asing seperti, PT. Freeport milik Amerika, karena adanya perusahaan bentuk korporasi, manusia papua dapat diperkosa, dibunuh, dibantai dan dirusak kekayaan alam terus-menerus sepanjang perjungan ini. 

Musuh abadi kita tidak hanya para penjajah Indonesia tetapi juga bagi kaum imprealis dan kapitalis. Dukungan kita masih terus bangkit dari rakyat nusantara dibawah presiden NRN, sehingga jangan sekalipun percaya pada kaum imprealisme, dan kapitalisme untuk pembebasan ini. Karena mereka datang membawa malapetaka bagi bangsa papua barat. Pengapusan proses penjajahan harus berusaha untuk menghilangkan bentuk kolonialisme diatas bumi Cendrawasih-Papua.  (Admin / SWP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar