SWP-News, Bentuk
kapitalisasi, Imprealisasi dan kolonialisasi yang semakin gencar di belahan
dunia, adalah bentuk tindakan yang tidak dapat mematuhi nilai-nilai kemanusia
yang mengedepankan prinsip-prinsi kedaulatan yang berada dibawa satu nagara yang
berdaulat. Negara berdaulat, tetapi menindas sewenang-wenang dan sering
diantek-antek kaum imprealis/kapitalis melalui hubungan bilateral sepang hidup
negara berdaulat ini.
Dalam
hal ini, kepulauan ras melanesia, wilayah west papua tidak terluput dari
pengalaman imprealisasi, kapitalisasi dan kolonialisasi semakin inklusif. Tak
pernah kunjung berhenti atas ketamakan penguasa terhadap rakyatnya, sehingga bangsa papua menjadi binatang buruan atas kepentingan imprealisme dan kepitalisme bersama negara kolonial Indonesia.
Seringkali
kita membenci terhadap Indonesia karena adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM), yang begitu lama terjadi di Tanah Papua. Tetapi musuh perompok kakayaan kami masih dipertimbangkan untuk memeranginya.
Selama ini, kita membenci kepada kaum penjajah tetapi dibalik itu perampok besar masih mendukung atas kepentingan kedua negaranya. Penguasa negara asing yang
sedang menguras kekayaan alam kita saat ini. Karena negara penjajah pun sering menghormati, mematuhi atas intruksi dari negara superpower. Bahkan penjajah Indonesia hidup selalu bertahluk dibawa kaki tangan imprealisme dan kapitalisme yang didonimasi oleh negara superpower (Amerika) selama ini.
Indonesia
bertindak kebodohan terhadap rakyat-Nya, sehingga negara berdaulat itu dapat
dikatakan sebagai salah satu negara konsumtif untuk kekayaan alam-Nya. Bertindak brutal
yang tak bermoral, terhadap suatu bangsa dapat kutuki, oleh “Tuhan Yang
Maha Esa”. Fenomena alam semakin tinggi berakibat pada rakyat yang tak berdoasa menjadi sasaran korban. Tak berkenan atas tindakan sewenang-wenang yang diterapkan oleh penguasa atau penjajah terhadap
bangsa melanesia, papua barat selama ini.
Tindakan
dan kekerasan TNI/POLRI, disebabkan kurangnya proteksi dari penguasa itu
sendiri, sehingga bangsa papua wajib menuntut hak kebebasan kepada pemerintah
Indonesai, Amerika dan Belanda harus menyelesaikan persoalan papua, dibawa
pengawasan perserikatan bangsa-bangsa (PBB).
Selama
ini, Indonesia tak pernah menikmati hasil kekayaan alamnya, 100% sebagai sebuah
negara yang berdaulat, etapi diatur oleh negara imprealis/kapitalis. Itulah
sebabnya, derajat sebuah negara semakin menghilang atas nama negara menguntungkan negara lain. Negara berdaulat tak berdaya landasan hidupnya, karena dikantongi oleh sistem imprealisme dan kapitalisme
secara terstruktur.
Pemerintah Indonesia jangan heran, bila papua sudah mereka,
karena dukungan dari rakyat nusantara menjadi kebersaamaa bersama dan kepedulian sesama umat manusia sebagai ciptaan yang mulia dalam kehidup sosial. Negara bentuk republik/NKRI tak dapat dikredibelkan oleh rakyat-nya, sehingga wacana pembubaran negara republik tinggal menunggu waktu. Kita adalah manusia yang paling mulia dan saling berafeksi sesama, sebagai umat
beragama yang mempunyai “Tuhan Yang Maha Esa” sehingga nilai-nilai atau
prinsip-prinsip prikemanusiaan terus bangkit dari berbagai kota di negara ini.
Diikuti
perkembangan saat ini, rencananya akan membubarkan negara bentuk republik /
NKRI, lalu akan membentuk Negara Rakyat Nusantara (NRN). Hal seperti itu
sangat wajar karena kedaulatan penuh ada ditangan rakyat-nya. Bukan selalu
diantek-antek oleh imprealis, kapitalis melalui invetasi asing menjadi akar
pemicuh berbagai konflik di Tanah Air. Baik berkonflik agama, konflik
sosial, dan konflik persoalan ideologi kebebasan suatu bangsa. Konflik-konflik
itu semuanya distrategiskan atas kepentingan segolongan manusia yang tidak
memiliki perasaan kemanusiaan.
Indonesia
sering mengklaim bahwa, Sumber daya manusia (ADM) di Indonesia menjadi tolak ukur
memerangi investasi asing, tetapi nyatanya hal-hal tentu masih diatur, dikapitalisasi dan didominasi atas kekayaan alamnya. Semua
kebijakan pemerintah selalu mengharapkan kepada pemodal asing sehingga hubungan
bilateral antara negara semakin meningkat. Akibatnya, hutang negara terhadap negara lain masih tinggi.
“Disimaknya
kehebatan dan intelektual orang Indoneia semakin dipermainkan oleh kaum
imprealis dan kapitalis, sehingga negara ini tak memiliki landasan yang cukup
solid sebagai sebuah negara yang berdaulat”. Realitanya.
Kita
bersatu padu memerangi investasi asing seperti, PT. Freeport milik Amerika,
karena adanya perusahaan bentuk korporasi, manusia papua dapat diperkosa,
dibunuh, dibantai dan dirusak kekayaan alam terus-menerus sepanjang perjungan ini.
Musuh abadi kita tidak hanya para penjajah Indonesia tetapi juga bagi kaum imprealis dan kapitalis. Dukungan kita masih terus bangkit dari rakyat nusantara dibawah presiden NRN, sehingga jangan sekalipun percaya pada kaum imprealisme, dan kapitalisme untuk pembebasan ini. Karena mereka datang membawa malapetaka bagi bangsa papua barat. Pengapusan proses penjajahan harus berusaha untuk menghilangkan bentuk kolonialisme diatas bumi Cendrawasih-Papua. (Admin / SWP)
Musuh abadi kita tidak hanya para penjajah Indonesia tetapi juga bagi kaum imprealis dan kapitalis. Dukungan kita masih terus bangkit dari rakyat nusantara dibawah presiden NRN, sehingga jangan sekalipun percaya pada kaum imprealisme, dan kapitalisme untuk pembebasan ini. Karena mereka datang membawa malapetaka bagi bangsa papua barat. Pengapusan proses penjajahan harus berusaha untuk menghilangkan bentuk kolonialisme diatas bumi Cendrawasih-Papua. (Admin / SWP)
0 komentar:
Posting Komentar