Peserta Workshop participants. Foto: ACoM Media |
Salomon, MAJALAH SELANGKAH -- Jumat, 20 Februari 2015, pada hari Keadilan Sosial Dunia, masyarakat Republik Fiji mendeklarasikan Gerakan Solidaritas Fiji untuk Pembebasan Papua Barat (Fiji Solidarity Movement for West Papuas Freedom). Deklarasi ini ditandai dengan demo damai dan long march dari pasar Loak menuju Taman Sukuna, Suva, Fiji. (Baca: Solidaritas Fiji untuk Pembebasan Papua Barat Diluncurkan di Hari Keadilan Sosial).
Satu bulan setelah itu, tepatnya, Jumat 20 Maret 2015, Gereja Anglikan Melanesia di Salomon membentuk "Solidaritas Kepulauan Salomom untuk Pembebasan Papua Barat" atau Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedom.
Satu bulan setelah itu, tepatnya, Jumat 20 Maret 2015, Gereja Anglikan Melanesia di Salomon membentuk "Solidaritas Kepulauan Salomom untuk Pembebasan Papua Barat" atau Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedom.
Solidaritas ini lahir dari konsultasi satu hari untuk membahas dan menyoroti isu-isu tentang perjuangan Papua Barat untuk kebebasan dan kemerdekaan dari Indonesia pada Jumat 20 Maret 2015 lalu.
Konsultasi ini diselenggarakan oleh Dewan Gereja Pasifik (PCC) dan Gereja Anglikan Melanesia (ACOM) di Katedral St. Barnabas di Honiara.
Dirilis anglicannews.org, 26 Maret 2015, konsultasi ini merupakan tindak lanjut dari workshop yang diadakan pada Juni 2014 dengan tema: Memikirkan kembali Rumah Tangga Allah di Kepulauan Solomon: Pelatihan Pengelolaan dan Kepemimpinan yang difasilitasi Aisake Casimira PCC dan Mr Sirino Rakabi dari Ekumenis Pusat Penelitian, Pendidikan dan Advokasi (ECREA) dari Fiji.
Keanggotaan Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedom terdiri dari wakil-wakil dari gereja, organisasi dan kelompok yang hadir selama konsultasi, yakni SICA [Solomon Islands Christian Association] and SIFGA [Solomon Islands Full Gospel Association] anggota gereja, organisasi masyarakat sipil, kelompok-kelompok termasuk Forum Solomon Islands International (FSII), Free West Papua Movement in the Solomon Islands, S.I. Grassroots for West Papua, ACOMs Commission for Justice, Reconciliation and Peace (CJRP), ACOM Mothers Union, Young Womens Parliamentary Group, Voice Blo Mere, and, the Development Services Exchange (DSE) mewakili LSM dalam negeri.
Konsultasi juga menegaskan dukungannya atas kemerdekaan Papua Barat. "... secara aktif mendukung perjuangan kemerdekaan politik rakyat Papua Barat" dan "... berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan Papua, hak yang melekat untuk menguntungkan politik penentuan nasib sendiri dan kebebasan sejati."
Disebutkan di sana, agenda Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedomantara lain adalah mendorong Pemerintah Salomon untuk memberkan dukungan atas aplikasi Papua Barat untuk MSG. Selian itu, mereka juga meminta pemerintah Salomon untuk membuat sikap yang jelas dalam mendukung Papua Barat.
Prinsip mendasar Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedom adalah Keluaran 3: 7 8:
Konsultasi ini diselenggarakan oleh Dewan Gereja Pasifik (PCC) dan Gereja Anglikan Melanesia (ACOM) di Katedral St. Barnabas di Honiara.
Dirilis anglicannews.org, 26 Maret 2015, konsultasi ini merupakan tindak lanjut dari workshop yang diadakan pada Juni 2014 dengan tema: Memikirkan kembali Rumah Tangga Allah di Kepulauan Solomon: Pelatihan Pengelolaan dan Kepemimpinan yang difasilitasi Aisake Casimira PCC dan Mr Sirino Rakabi dari Ekumenis Pusat Penelitian, Pendidikan dan Advokasi (ECREA) dari Fiji.
Keanggotaan Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedom terdiri dari wakil-wakil dari gereja, organisasi dan kelompok yang hadir selama konsultasi, yakni SICA [Solomon Islands Christian Association] and SIFGA [Solomon Islands Full Gospel Association] anggota gereja, organisasi masyarakat sipil, kelompok-kelompok termasuk Forum Solomon Islands International (FSII), Free West Papua Movement in the Solomon Islands, S.I. Grassroots for West Papua, ACOMs Commission for Justice, Reconciliation and Peace (CJRP), ACOM Mothers Union, Young Womens Parliamentary Group, Voice Blo Mere, and, the Development Services Exchange (DSE) mewakili LSM dalam negeri.
Konsultasi juga menegaskan dukungannya atas kemerdekaan Papua Barat. "... secara aktif mendukung perjuangan kemerdekaan politik rakyat Papua Barat" dan "... berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan Papua, hak yang melekat untuk menguntungkan politik penentuan nasib sendiri dan kebebasan sejati."
Disebutkan di sana, agenda Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedomantara lain adalah mendorong Pemerintah Salomon untuk memberkan dukungan atas aplikasi Papua Barat untuk MSG. Selian itu, mereka juga meminta pemerintah Salomon untuk membuat sikap yang jelas dalam mendukung Papua Barat.
Prinsip mendasar Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedom adalah Keluaran 3: 7 8:
"Dan TUHAN berfirman: Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus."
"Konsultasi ini menegaskan bahwa secara moral dan etis yang salah untuk tetap diam ketika saudara-saudara kita dari Papua Barat menderita penindasan dan kekejaman atas hak asasi manusia di bawah penguasa kolonial menindas di depan rumah kita sendiri. Melanesia dan dunia harus bicara untuk menentang penindasan Indonesia di Papua Barat dan menyerukan kepada para pemimpin dan pemerintah mereka untuk rakyat dan bangsa Papua Barat mengalami keselamatan seperti yang dikehendaki Allah." (Yermias Degei/MS)
Sumber: "Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedom ...
Sumber: "Solomon Islands Solidarity for West Papua Freedom ...
0 komentar:
Posting Komentar