Kami Sudah Bersatu Menentukan Nasib Bangsa Papua Barat |
"PENENTUAN NASIB
SENDIRI BUTUH KARISMA"
SWP-News, Mereka yang selalu
menegahkan keadilan demi kemanusiaan adalah punya kharisma yang telah
dianugrahkan oleh sang Pencipta dari semenjak kecil. Kharisma adalah pengolahan
diri seseorang dimana, orang tersebut terus menerus mengembangkan kelebihan
dirinya, yang bisa memancar keluar, membuat orang lain menjadi bisa
merasakannya. Dan kharisma dapat menciptakan sesuatu kepada umatnya agar
terciptanya kebebasan dan kemandirian bagi mereka yang hendak memisahkan diri
dari penjajahan.
Setiap
manusia mempunyai karunia dan talenta yang telah dianugrahkan oleh pencipta.
Tetapi tidak semua orang mempunyai kharisma untuk membuat sesuatu kepada
umatnya. Oleh karenanya, Mereka yang punya kharisma tentu akan berupaya dalam
cara apa pun, demi mengungkapkan kebenaran kepada umatnya. Barangkali, mereka
yang punya kharisma sering dipandang pengacau, provokator, diskriminator dan
makar. Itu kemungkinan berpandangan dari penguasa dunia, hanya demi merebut
kekuasaan sesaat.
Namun,
mereka yang punya kharisma tentu akan melawan serta semangat perjuangan mereka
tak akan berakhir hingga kapanpun. Perjuangan dalam penderitaan adalah suatu
kegiatan yang berdinamis dari kelompok komunitas. Walaupun mereka diancam,
dianiaya, dan diperbudak dengan berbagai tindakan secara sewenang-wenang.
Tetapi, itu tidak membuat mereka terlena dan putus asa dalam semangat
perjuangan mereka. Yang membuat komunitas lebih bersemangat dengan adanya
fundamental historis yang dijanjikan oleh para patriot yang berjasa, serta
penentuan nasib sendiri adalah solusi atas segala produk pemusnahan etnis.
Kharisma
dilandasi dengan kekuatan dan kebenaran demi menciptakan ketenteraman,
kedamaian dan kemerdekaan bagi umat yang diperbudak atau dijajah saat ini. Oleh
karenanya, Mereka tak akan menyerah dari penindasan, penjajahan, dan berbagai
tindakan brutal yang sementara terjadi di negeri Ufuk Timur. Kekerasan
terus-menerus terjadi pada suatu wilayah atau pun negara karena pandangan
diskriminasi rasial, bahkan sering dipandang primitif. Manusia adalah ciptaan yang
mulia untuk saling mengasihi, mengayomi dan menjaga sebagai bagian dari
kehidupan.
Dengan
suara batin para pejuang bersama kelompok komunitas menyampaikan bahwa,
penguasa dunia tidak ada tawar-menawar dalam bentuk apa pun, baik otonomi
khusus, UP4B dan Otonomi Plus. Mungkin tawar- menawar terjadi karena penguasa
dunia telah melakukan kesalahan atau pembunuhan terhadap bangsa lain. Mohon
maaf “penguasa dunia” kita bukan berada di pasar tawar-menawar dengan berbagai
program melalui mekanisme desentralisasi itu. Tak akan ada solusi yang bisa
menyelesaikan persoalan ideologi perjuangan papua selain penentuan nasib
sendri.
Oleh
karenanya, mereka yang punya kharisma tentu akan melawan dan tidak akan
menerima berupa barang-atau jasa yang ditawarkan dan diberikan oleh penguasa
dunia. Segala kebijakan melalui program desentralisasi sudah berlalu, dan apapun bentuk program tak pernah akan menyentuh kepada rakyat papua. Untuk itulah mereka hanya menuntut pengakuan dari penjajahan dan pembantaian.
Dengan demikian sekaligus dibuka ruang demokrasi seluas-luasnya bagi bangsa papua barat dengan menjamin
hak persamaan rakya secara demokratis. (Awimee G / Aktivis)
Redaksi: SWP-News
0 komentar:
Posting Komentar