Ketua Umum KNPB, Victor Yeimo. Foto: Al Jazeera |
Jayapura, MAJALAH
SELANGKAH -- Kepolisian Papua, satuan Brigade Mobil (Brimob)
yang bertugas di wilayah Yahukimi Papua menembak mati seorang
Kepala Kampung bernama Obang Sengenil (48) dalam pembubaran paksa aksi
penggalangan dana untuk bencana alam di Vanuatu (baca: Vanuatu
Berduka, Duka Melanesia)
yang dilakukan rakyat Papua di Yahukimo yang dikoordinir Komite Nasional Papua
Barat (KNPB), Kamis (19/3/2015) lalu.
Selain Obang
Sengenil (48) yang ditembak mati, tiga lainnya masih melakukan perawatan
luka tembak adalah Titus Giban (39) merupakan kepala sekolah SD Suru-Suru, kena
tembak di rusuk dan tembus perut, Simson Giban (42) merupakan kepala kampung
Silikon Distrik Silimo, kena tembak di tangan kiri tembus punggung belakang,
Inter Segenil, (16) anak SMA di Yahukimo.
Sementara itu,
sejumlah orang ditangkap dan masih ditahan di Polres Yahukimo. Mereka yang
sempat terdata namanya adalah Elkius Kobak (23), Putih Bahabol (28), Era Kobak
(26), Yulius Payage (32) dan Pion Yelemaken (22) masih ditahan di Polres
Yahukimo.
Pada peristiwa
itu, dikabarkan pula senjata laras pendek milik Ipda Budi dinyatakan telah
dirampas masa yang marah atas tindakan Brimob. Namun, senjata api milik Kasat
Intel Polres Yahukimo itu sudah dikembalikan sejak Sabtu, (21/3/2015) Pukul
10.00 waktu setempat.
Ketua Umum KNPB, Victor Yeimo menanggapi keras aksi penembakan di Yahikimo dalam wawancara elektronik bersama majalahselangkah.com, Minggu (22/3/15).
Ketua Umum KNPB, Victor Yeimo menanggapi keras aksi penembakan di Yahikimo dalam wawancara elektronik bersama majalahselangkah.com, Minggu (22/3/15).
Victor
mempertanyakan pemberitaan media masa yang terkesan meliput dan membesarkan
pistol yang dirampas daripada 1 satu orang yang tewas ditembak dan 3 lainnya.
"Kenapa media
lebih meliput dan membesar-besarkan satu pistol yang dirampas? Sedangkan 6
orang yang ditembak, lalu satu warga yang mati, dan belasan yang dipenjara
tidak diliput? Apakah bagi Indonesia orang Papua adalah hama dalam NKRI
yang harus dibasmikan?" tanya Victor.
"Kenapa
Polisi yang merupakan aktor perusak di Yahukimo tidak diliput media? Kenapa
kebanyakan media di Papua hanya bersumber dari Polisi, kenapa media tidak turun
ke bawah," kata Victor kritik kerja media di Papua.
Yeimo
menilai, Polisi di Papua adalah menjadi aktor perusak nilai diri
bangsa Papua yang solider dalam segala hal. "Rakyat menggalang dana untuk
kemanusiaan saudara-saudarinya di Vanuatu, tapi bila polisi bubarkan,
tangkap dan tembak rakyat, apakah ini tidak sama dengan binatang?" tanya
Yeimo.
Victor
mempertanyakan, kenapa Polisi terus menerus sibuk pada aksi perjuangan KNPB?
"Sudah 6
tahun KNPB di Papua, dan sudah berapa banyak aktivis KNPB yang dibunuh,
dipenjara, diintimidasi dan diteror Polisi kolonial Indonesia, bahkan KNPB
terus dikriminalisasi oleh Polisi kolonial yang didukung wartawan dan media pro
kolonial? Tetapi bukankah KNPB tetap ada bersama rakyat untuk berjuang dengan
cara yang damai dan bermartabat?" kata Victor.
"Saya pikir
Polisi harus berhenti dengan tindakan menangkap angin (upaya menghancurkan
gerakan damai KNPB yg tidak akan pernah berhasil)," tegasnya.
Victor
Yeimo menyerukan agar aksi kemanusiaan untuk saudara kita Vanuatu terus
harus dilakukan di seluruh tanah Papua, termasuk di Yahukimo. "Saya
menyeruhkan KNPB Yahukimo untuk menggalang dana kemanusiaan untuk bencana di
Vanuatu. Biarkan dunia tahu bahwa karakter polisi kolonial Indonesia di Papua
yang anti kemanusiaan," pinta Yeimo.
Diketahui, sebagai
bentuk solidaritas sesama Melanesia, Bangsa Papua yang terdiri dari masyarakat
sipil, LSM, mahasiswa, gereja, organisasi politik, dan pemuda di Jayapura telah
membentuk "Solidaritas Kemanusiaan Papua Barat untuk Vanuatu" di
Jayapura, Senin (16/3/15) lalu (baca: Solidaritas
PB untuk Vanuatu Dibentuk, Ini Agenda dan Rekening Bank ). (Yermias Degei/MS)
Sumber: Majalah Selangkah
0 komentar:
Posting Komentar