Suasana waktu pemakaman di lapangan Karel Gobay (IST) |
Polda Papua Stop Hambat Proses Pengungkapan Paniai
Berdarah
Jakarta,
Jubi – Aktivis Hak Asasi Manusia Wilayah Meepago Oktovinaus Marko Pekei menilai
Kapolda Papua sedang berusaha menutupi penyelidikan kasus penembakan empat
pelajar di Paniai 8 Desember 2014 lalu. Bahkan ada upaya Kapolda berusaha
menghambat proses pengungkapan penyelidikan pengungkapan terhadap pelaku yang
dilakukan KOMNAS HAM Republik Indonesia.
“Kapolda
jangan menutupi kelalaian tugas penyelidikan atas kasus Paniai berdarah.
Menyimak ungkapan Kapolda Papua, Irjen (Pol) Drs. Yotje Mende yang mengajak
Keluarga Korban Paniai Berdarah (04 desember 2014) untuk menggali mayat korban
sebagaimana yang dirilis media lokal (13/2) lalu merupakan upaya untuk
menghambat proses,” kata Oktovianus Marko Pekei kepada Jubi melalui releasenya,
Sabtu (14/2).
Menurut
Pekei, polisi mestinya berperan aktif dalam proses peyelidikan hingga
mengungkap siapa pelaku pebembakan itu, bukan menghambat dengan pernyataan yang
tidak masuk akal. Sejak terjadi peristiwa berdarah di Enarotali, seharusnya
kepolisian selaku pihak penyidik mesti berperan untuk menyelidiki kasus
tersebut, termasuk peluru yang bernyasar ditubuh korban sebelum para korban
dimakamkan.
Katanya,
apalagi peristiwa tersebut terjadi di tengah kota sehingga telah disaksikan
publik, maka kepolisian setempat berkewajiban menyelidiki kasus tersebut, namun
kasus yang terjadi di depan mata aparat tersebut terkesan dibiarkan. Ketika
itu, pihak kepolisian terkesan tidak berani menyelidiki kasus ini terutama menyelidiki
peluru karena publik telah menyaksikan bahwa korban tewas akibat ditembak oleh
salah satu kesatuan aparat yang bertugas di Paniai.
Aparat
keamanan justru melemparkan kesalahan kepada pihak lain (TPN/ OPM) padahal
tidak ada TPN/OPM di TKP dan sekitarnya dan masyarakat luas menyaksikan bahwa
penembakan tersebut jelas-jelas dilakukan oleh aparat di depan masyarakat. Nah,
pertanyaannya, mengapa pihak kepolisian tidak berperan untuk menyelidiki peluru
yang nyasar di tubuh korban?
“Mengapa
Kapolda baru berbicara sekarang setelah keluarga korban telah memakamkan para
korban pada beberapa minggu lalu? Berbicara sekarang setelah korban sudah
dikubur kan aneh. Tetapi, Kapolda baru berbicara sekarang atas kasus tersebut
menunjukkan bahwa kepolisian Setempat tidak berperan menyelidiki kasus berdarah
ini sejak awal,” katanya serius.
Lanjut
Pekei, ungkapan Kapolda Papua dalam pemberitaan itu mennjukkan ketakutan pihak
Kepolisian atas penyelidikan yang sedang dilakukan oleh Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (KOMNAS HAM) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)
yang saat ini telah ke tempat kejadian peristiwa (TKP). Apalagi KOMNAS HAM
sempat menyampaikan kepada publik atas temuan sementara yang menunjukkan adanya
keterlibatan salah satu kesatuan aparat yang bertugas di Paniai.
Sementara
itu, aktivis mahasiswa, Agus Kadepa, kepada Jubi beberapa waktu lalu mengatakan
sangat tidak masuk akal kalau pihak pemerintah tidak bisa mengungkap siapa
pelaku penembakan empat mahasiswa itu. Negara sedang menutup kejahatannya
dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal. “Kalau tidak mau ungkap berarti
kan dia yang pelakunya,” tegas Kadepa dalam demontrasi memperinggati sebulan penembakan
itu di Abepura, Kota Jayapura. (Mawel Benny)
0 komentar:
Posting Komentar