Foto: Senja Bersejarah, Victor Yeimo, Penjara Abepura /Dok. VY. |
Senja meredup perlahan.
Sejarah anak negeri ikut meredup perlahan meninggalkan singgah sananya.
Satu-satu kian layu termakan waktu. Andai saja sejarah pengorbanan dapat
dirangkai dan disunting, mungkin saja dinding maya terlihat indah menawan.
Ternyata sejarah tidak
secantik gaya anak dinding maya. Bila saja sejarah dapat berbicara, mungkin ia
akan bertanya: pernahkah engkau rasakan rasanya menjadi aku? dan bila
sejarah yang kita kenakan adalah sebuah baju yang berlumur darah, maukah engkau
memeluknya disaat ia meminta dipeluk?
Sejarah kita sepertinya tidak
semahal pinang ojek. Barang jualan di jalan yang dapat dibeli murah, dikunyah
dan diludah sembarang. Jika begitu, apakah yang harus dibanggakan dalam
dirimu? Bukankah gelar di lagu "aku Papua" hanya lyrik tanpa makna,
dan nada tanpa musik? Hari kita seperti sepotong senja yang menghampiri, hilang
disambut kelam malam.
Setiap sejarah takan hilang
termakan waktu. Kesombongan dan huru hara kekinian tak akan menghempas pergi
bila setiap waktu kita bercinta dengan sejarah. Cinta sejarah akan selalu
melahirkan generasi yang bangga sejarah. 1 Juli 1971, kan terpatri di hati anak
bangsa! Viva OPM, Viva the Proclamator, Viva the Republic of West Papua.
Penjara Abepura 1 Juli 2014
VIKTOR F. YEIMO,
Ketua Umum KNPB
0 komentar:
Posting Komentar