FOTO SIMULASI REFERENDUM KNPB PUSAT DI JAYAPURA |
Sejarah
pahit bagi Rakyat Bangsa Papua barat adalah Perjanjian New York Agreement dan
Roma Agreement yang tidak melibatkan Bangsa Papua pada hal
Perjanjian-perjanjian tersebut adalah keberlansungan hidup Bangsa Papua. PEPERA
yang dimulai pada 14 juli 1969 adalah kegiatan ilegal NKRI diatas Bangsa Papua.
PEPERA
yang penuh teror, intimidasi dan manipulasi terhadap Rakyat Bangsa Papua
melalui kekuatan Militer NKRI itu di lakukan hanya menutupi mata Dunia bahwa
masalah papua telah selesai. namun bagi rakyat Bangsa PApua Barat Solusi
Terbaik Penyelesaian Masalah Papua Barat adalah Berikan kebebasan dan hak
Penentuan Nasib Sendiri sebagai Solusi demokratis bagi Rakyat Bangsa PApua
Barat.
Kita
menyaksikan taktik penghancuran Gerakan Atjeh Merdeka (GAM) oleh politik kolonialisme
Indonesia. Kekuatan politik GAM yang mengambil jalur kompromi melalui Parlemen
dihancurkan Jakarta melalui politik pecah belah dalam Partai Aceh (PA) dan
Partai Nasional Aceh (PNA).Tentu ini bikinan BIN dan Kopassus yang memanfaatkan
politisi Aceh yang haus kekuasaan. Kesepakatan Helsikie tidak di hormati Jakarta,
Otsus Atjeh pun berjalan setengah hati.
Orang
Papua yang mengejar kekuasaan politik Indonesia dalam Pileg 2014 kemarin harus
mengambil makna bahwa sistem berdemokrasi yang kacau balau adalah bukti
kebobrokan penyelenggaraan system politik colonial. Tidak akan pernah ada
sistem demokrasi yang baik dalam kekuasaan politik kolonialisme. Sebaliknya,
demokrasi yang bobrok tidak akan melahirkan politik dan politikus yang baik.
Dan sudah tentu, janji-janji perubahan dalam kolonial Indonesia hanya menjadi
ilusi semata.
Yang
memprihatinkan juga, praktek ini tidak hanya membodohi, memanipulasi dan
mengeksploitasi rakyat West Papua, tetapi membudayakan rakyat West Papua. Kalau
ini terus membudaya, sudah tentu konflik sesama keluarga, sesame suku dan
sesame bangsa Papua akan terbuka, persis seperti Afrika pada masa penjajahan
Eropa. Tujuan kolonialisme di West Papua mulai tercapai, yakni mempolarisasi
dan mengkandangkan manusia Papua untuk rebut dan ‘baku bunuh’ dalam sitem
politik kolonial Indonesia, sedang negeri yang kaya raya diduduki dan diambil
sepenuhnya oleh Indonesia.
Kondisi
ini tentu menjadi ancaman bagigerakan pembebasan nasional West Papua, yang
tidak hanya memiliki tujuan membebaskan teritori West Papua dari kungkungan
kolonialisme Indonesia, tetapi juga dalam membentuk sistem politik yang
demokratis dan terpimpin bagi rakyat West Papua kedepan. Kami sangat menolak
proses pembentukan kelas kapitalis birokrat colonial yang melahirkan
ketergantungan rakyat bermental materialistik. Inisuatu proses degradasi
martabat dan harga diri orang Papua diatas tanah Papua.
Sudah terlalu jauh kita terbawa dalam sistem berpikir kolonial. Sudah saatnya kita membuka realita Papua yang terselubungSudah waktunya kita menentukan langkah kita, menentukan arah politik kita.Yah, kita sendiri, tanpa Indonesia.
Sudah terlalu jauh kita terbawa dalam sistem berpikir kolonial. Sudah saatnya kita membuka realita Papua yang terselubungSudah waktunya kita menentukan langkah kita, menentukan arah politik kita.Yah, kita sendiri, tanpa Indonesia.
Tuntutan
kita hari ini memintan jabatan dan kedudukan dalam brokrasi negara klonial
namun kita bebas untuk berdiri suatu negara yang berdaulat dan bermartabat
seperti bangsa lain.jika kita adalah suatu bangsa yang bermartabat maka kita
harus berdiri diatas tanah kita sendiri diatas kaki kita sendiri tanpa diatur
orang lain, termasuk indonesia. Maka indonesia negara yang menganut sistem
demokrasi oleh sebab itu kami menuntut agar memberikan ruang demokrasi
seluas-luasnaya untuk rakyat papua menetukan Nasib orang papua sendiri tanpa
paksaan oleh siapapun apakah hidup dengan indonesia atau merdeka. indonesia
harus terima secara jentelmen tuntutan orang papua yaitu Referendum, jika tidak
maka sisia pemerintah mengeluarkan uang milyaran rupia untuk membangun orang
papua itu mimpi siang bolong dan akan membagkrutkan negara indonesia sendiri.
Sudah 51 satu tahun NKRI di Papua apa yang Negara
ini buat untuk rakyat Papua
Barat ? Pertanyaan ini orang
papua harus menjawab secara jujur. Apa yang kita dapat dan apa yang harus
dibanggakan terhadap kekuasaan NKRI di Papua Barat, yang kita dapat selama kami
hidup bersama dengan Indonesia.
Kita harus akui bahwa hari ini kita dapat dari
Indonesia pembohongan perampasan penindasan pemusnahan diskriminasi rasial
marginalisasi dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomo politik
kesehetan dan lain-lain.
Penjajahan NKRI di Papua Barat secara sitematis
setelah reformasi di indonesi pada tahun 1998 sampai detik ini, setiap 5 tahun
rakyat papua barat ikut berpastisifasi dalam pesta demokrasi namun tidak pernah
ada perubahan tarap hidup orang asli papua (alias Orang Papua miskin dan
melarat diatas kekayaan alamnya yang melimpah.
Jika demikian mengpa kita terdiam diri dan membisu,
sedangkan orang pendatang terus menikmati dalam semua aspek kehidupan, apa kita
ini bangsa budak yang harus tunduk diam dan melarat di bawa kaki penjajah,
apakah kita takut untuk berbicara jujur katakana kepada semua bangsa yang ada di muka bumi ini bahwa kami adalah bangsa
yang bermartabat di muka bumi.
Kita mestinya tidak harus diam dan tunduk dibawa
kaki penjajah tapi kita harus bersuara mengatakan sejujurnya bahwa apa yang
terjadi di Papua Barat saat ini, sebenarnya
kita ini bangsa yang bermartabat, yang harus dijunjung tinggi oleh semua bangsa terhadap bangsa Papua Barat.
Kekuasaan ini dan penjajahan NKRI harus di
pertanyakan mengapa kita masih menjadi menjadi budak mereka, kekuasan dan
penindasan NKRI di papua harus dilawan dan diakhiri supaya kita orang papua
harus mengatur dirinya sendiri, yang saat ini orang papua barat menuntut adalah
oarang papua harus dihargai sebagai manusia yang bermartabat dan
memberikan kebebasan untuk menetukan nasib masa depan melaui Referendum.
FOTO SIMULASI REFERENDUM
0 komentar:
Posting Komentar