KNPB News
Jayapura 2014. Komite
Nasional Papua Barat KNPB Pusat memperingati hari Aneksasi Bangsa Papua
Barat kedalam NKRI secara paksa dan sepihak oleh UNTEA, Belanda dan Indonesia
pada 01 Mei 1963 atas kepentingan ekonomi Amerika serikat.
Aksi memperingati
hari Aneksai tersebut di pusatkan di Sekertariat KNPB Pusat di kampung Vietnam
jalan kamwolker perumnas III Waena Numbay Jayapura.
Aksi peringatan tersebut dihadiri oleh Pimpinan 23 PRD, 7 Pimpinan Fraksi
Parlemen Nasional West Papua PNWP bersama Sekertaris Sekertaris jendral tanpa
Ketua Tuan. Buchtar Tabuni, karena saat ini DPO oleh Polda Papua.
Aksi yang
dimulai Pada Pukul 11.30 sampai dengan berakhir pada
pukul 15.35 tersebut dihadiri juga Pimmpinan teras KNPB pusat, seluruh
anggota KNPB, Para undagan, simpatiasan dan para Aktivis papua
merdeka lainya. Aksi dukungan tesebut berakhir dengan aman dan damai, walapun
Aparat kabungan TNI/POLRI seluruh sudut –sudut kota jayapura termasuk
di sekitariat KNPB pusat.
Pada
Pukul 12.30 WPB mulai dengan orasi - orasi politik dari
perwakilan BEM uncen, dilanjukan dengan perwakilan APM Beberapa Perwakilan
Parlemen Rakyat daerah ( PRD ) . Dalam orasinya mereka menegaskan bahwa, kami
rakyat Papua barat Integrasi Papua barat dalan NKRI karena Kekuasaan Negara
rebuplik Indonesia menguasai wilayah Papua Barat Ilegal. Oleh karena
itu Boikot pilpres 2014 dan solusi Referendum Babi Bapua Barat.
Selanjutnya
Ketua Paremen Nasional West (PNWP) Papua Tuan, Bucthar Tabuni menyampaikan
orasi politikanaya melalui Ponsel selulernya dari tempat
persembunianya menyampaikan pesan moral dan stekmen politik serta
ucapan terima kasih, Bucthar Tabuni Mengatakan Atas nama rakyat Papua PNWP
sebagai penanggung jawab polik menolak Pilpres 2014 dan solusi Referendum
sebagai solusi. Lebih lanjud Ketua mengatakan, saya sebagai PNWP
menhimbau Rakyat Papua Barat sorong sampai merauke Boikot Pilpres 09
juli 2014 dan solusi referendum dalam oasi politiknya.
Selain
itu lebih lanjut Bucthar mengatakan kami PNWP sebagai lembaga politik Bangsa
Papua Barat menolak dengan tegas Aneksasi Banga Papua Barat ke dalam NKRI
dengan Invasi militernya di Papua Barat. kemudian dalam orasi
terakhirnya Buchtar Tabuni mangatakan bahwa saya selaku pimpinan lembaga
politik atas PNWP menyampaikan terima kasih kepeda Pengurus Bem Unveritas
Cendrawasih bersama seluruh mahasiswa Uncen dan Komite nasional Papua Barat KNPB
yang selama 5 bulan lebih saya DPO, namun BEM uncen dan
KNPB masih eksis mempertahakan Ideologi pejuangan.
Sebelum
mengahiri sambutanya ada beberapa pesan moril kepada seluruh rakyart Papua dan KNPB
bahwa saat secara fisik saya tidak sama saat ini tetapi, Roh, jiwa dan raga
selalu ada bersama rakyat Papua Barat dan para pejuang Papua Merdeka di sipil
kota. lebih Buchtar mengatakan dalam waktu yang terlalu lama lagi saya akan
bersama rakyat di sipil kota tegasnya.
Kemudian
orasi berikutnya disampaikan oleh Ketua I KNPB pusa Agus Kosay dalam
megatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal melaksanakan proses
dekolonisasi di West New Guinea (West Papua). Sebaliknya, PBB
berhasil menjebloskan West Papua kedalam kungkungan kolonial Indonesia sejak 1
Mei 1963.
Sudah 51
tahun lamanya PBB mengabaikan dan membiarkan West Papua terjajah dan menderita.
1 Mei 2014, rakyat West Papua memperingati dan menuntut Dewan Perwalian PBB
(Trusteeship Council) memenuhi hak penentuan nasib sendiri (the right of
self-determination) bagi bangsa Papua, diatas teritori West Papua.
Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) telah gagal melaksanakan amanat resolusi 1514 dan 1541
tentang hak pentuan nasib sendiri, namun PBB Belanda dan Amerika serikat serta
Indonesia melakukan kongkalingkong dalam perjanjian rahasia pada tanggal 30
November 1962.
Hal
tersebut telah merugikan nasib Bangsa Papua Barat, Rakyat Papua Barat tidak pernah
diberikan kesempatan untuk menentukan nasibnya secara bebas melalui Pepera 1969
namun yang terjadi hanya manipulasi pembohongan dan rekayasa, hal ini dilakukan
hanya karena kepentingan ekonomi Amerika Serikat di Papua Barat.
PBB,
Indonesia, Belanda dan AS seharusnya -dengan semangat dekolonisasi- mendorong
inisiatif kemerdekaan Papua yang diprakarsai oleh wakil-wakil bangsa Papua
(Parlemen West Papua) 1 Desember 1961, tetapi mereka justru melahirkan neo
kolonialisme Indonesia melalui peralihan kekuasaan administrasi dari kolonial
Belanda kepada kolonial baru, yakni Indonesia pada 1 Mei 1963.
Oleh
karena itu pada hari ini tanggal 01 Mei 2014 kami KNPB
sebagai media nasional Papua barat menyampaikan bahwa:
Kami
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Menyeruhkan kepada seluruh rakyat Papua
Barat Sorong Sampai Merauke untuk Boikot Pemilihan persiden Rebuplik Indonesia
pada tanggal 09 juli 2014 mendatang tidak dengan cara kekerasan
tetapi dengan sikap tidak turut terlibat dalam pencoblosan. karena Nasib Bangsa
Papua Barat harus ditentukan melui Referendum.
Kami
mendesak PBB segera memfasilitasi hak penetuan nasib ( self
Determintion ) bagi rakyat Papua Barat melalui mekanisme (Referendum)
Mendesak
kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera mengirim Pelopor khusus ke Papua
Barat untuk memperbagi kesalahan sebelumyan dan memerikan Rakyat Papua Barat
untuk Menentukan nasib sendiri melalui Referendum Dan Solidarita
Masyarakat internasional memberikan dukungan terhadap hak penentuan nasib
sendiri bagi rakyat Papua Barat.
Kemudian selanjutnya pada
pukul 15 . 25 WPB Deklarasikan politik hasil sidang Tahunan ke
II Parlemen Nasional West Papua (PNWP) pada tanggal
27-30 April 2014 di Holandia West Papua.
Berikut foto2
Sumber: http://nestasuhunfree.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar