PIMPINAN PARLEMEN MENERIMA STEKMEN POLITIK
STEKMEN POLITIK BANGSA PAPUA
BARAT, ATAS DUKUNGAN PEMBUKAN KANTOR OPM DI ASTURALIA
Hak penentuan nasib sendiri bagi
wilayah-wilayah yang belum berpemerintahan berdasarkan perjanjian Campera dan
semagat deklarasi dekolonisasi pada tanggal 20 desember tahun 1960
serta piagam perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan resolusi 1514
dan 1541 telah menjamin tentang hak penentuan nasib.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah gagal
melaksanakan amanat resolusi 1514 dan 1541 tentang hak pentuan nasib sendiri,
namun PBB Belanda dan Amerika serikat serta Indonesia melakukan kongkalingkong
dalam perjanjian rahasia pada tanggal 30 November 1962 yang kita kenal dengan
Roma agreement atau perjamjian roma.
Hal tersebut telah merugikan nasib Bangsa Papua
Barat, Rakyat Papua Barat tidak pernah diberikan kesempatan untuk menentukan
nasibnya secara bebas melalui Pepera 1969 namun yang terjadi hanya manipulasi
pembohongan dan rekayasa, hal ini dilakukan hanya karena kepentingan ekonomi
Amerika Serikat di Papua Barat.
Situasi keamanan dan Hak Asasi Manusia di teritori
West Papua mulai terganggu sejak Ir. Soekarno Presiden Republik Indonesai
mengambil inisiative bersama militer Indonesia melakukan upaya untuk merebut
wilayah koloni Nederlands Nieuw Guinea dan menguasai West Papua dari kekuasaan
Pemerintah kolonial Nederland tanpah hak dan inisiative tersebut ditentang oleh
Wakil Presiden Republik Indonesia Drs. Mohamad Hatta dengan alasan Ras dan
Kebangsaan yang berbeda serta kewajiban Pemerintah Republik Indonesia
menghormati Hak Penentuan Nasib Sendiri Bangsa Papua, namun Ir. Soekarno
Presiden Republik Indonesia tetap pada kehendaknya yang bertentangan dengan
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 26 Juni 1945, Resolusi Perserikatan
Bangsa-Bangsa nomor 1514(XV) tanggal 20 Desember 1960 dan alinea Pertama
Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Bangsa Papua Barat memiliki sejarah yang berbeda
dengan Indonesia dalam menentang penjajahan Belanda dan Jepang. Karena gerakan
Koreri di Biak dan sekitarnya, lahir pada awal tahun 1940-an aktif
menentang kekuasaan Jepang dan Belanda, tidak memiliki garis komando dengan
gerakan kemerdekaan di Indonesia ketika itu. Gerakan Koreri, di bawah pimpinan
Stefanus Simopiaref dan Angganita Manufandu, lahir berdasarkan kesadaran
pribadi bangsa Melanesia untuk memerdekakan diri di luar penjajahan asing. Pada
Konferensi Meja Bundar (24 Agustus - 2 November 1949) di kota Den Haag
(Belanda) telah menyefakati bersama oleh pemerintah Belanda dan Indonesia
bahwa Papua Barat tidak merupakan bagian dari negara Republik Indonesia Serikat
(RIS). Status Nieuw-Guinea akan ditetapkan oleh kedua pihak setahun kemudian.
Oleh karena itu Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
sebagai media Nasional , atas nama rakyat Papua Barat menyerukan kepada
masyarakat internasinal nagara-negara anggota PBB di muka bumi ini bahwa, kami
Bangsa Papua Barat bukan bagian dari Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI).
Maka Kami Bangsa Papua Barat masih memiliki hak untuk menetukan nasib sendiri
Self Determination ) sesuai dengan amanat perjajian New York Agreemant pada
tanggal 15 Agustus 1962 pada pasal 18 telah menjamin hak penetuan nasib
sendiri, karena pada saat pelaksanan pepera 1969 hak tersebut tidak
pernah digunakan oleh sebab itu hak itu masi berlaku sampai dengan saat ini.
Demi Hak penentuan Nasib sendiri Kami rakyat Papua
Barat melalui Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mendukung penuh pembukan
kantor OPM di Asturalia, dan kami juga mengharapkan masyarkat internasional
memberikan dukungan serta solidaritas masyarakat internasional melalui IPWP dan
ILPW serta kantor Free West Papua campaign di Asturalia dan di negra lain
sebagai tempat menjalurkan dukungan solidaritas masyarakat Internasional pada
umumnya lebih khusus kepada pemerintah dan masyarakat Asturalia.
Oleh karena itu pada hari ini tanggal 26 april
2014 kami rakyat Papua Barat Sorong sampai Merauke melalui media
nasional rakyat Papua KNPB menyampaikan dukungan terhadap pemukaan
Kantor Free West Papua Campaign dan pernyataan sikap politik seagai berikut :
1.
Kami seluruh komponen
rakyat Papua Barat Sorong Sampai Merauke mendukung penuh Pemukaan kantor Free
West Papua Campaign pada tanggal 27 april 2014 di Asturalia,
2.
Mendesak kepada
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera mengirim Pelopor khusus ke Papua Barat
untuk memperbagi kesalahan sebelumyan dan memerikan Rakyat Papua Barat untuk
Menentukan nasib sendiri melalui Referendum,
3.
Kami Komite Nasional
Papua Barat (KNPB) Menyeruhkan kepada seluruh rakyat Papua Barat Sorong Sampai
samarai untuk Boikot Pemilihan persiden Rebuplik Indonesia pada tanggal 09 juli
mendatang dan solusi segera Referendum di Papua Barat,
4.
Kami mendesak PBB segera
memberikan hak penetuan nasib ( self Determintion ) bagi rakyat Papua Barat
melalui mekanisme (Referendum)
5.
Kami rakyat Papua Barat
meminta kepada Solidarita Masyarakat internasional memberikan dukungan terhadap
hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua Barat.
6.
Kami rakyat Papua Barat
Menyampaikan terima Kasih kepada Masyarakat dan Pemerintah Asturalia
memberika Ijin pembukaan Kantor free west papua Campaign di Asturalia.
Demikian stekmen politik rakyat Papua Barat atas
dukungan pembukan kantor OPM di Asturalia pada tanggal 27 april 2014 atas
perhatian dan barpartsipasi dari solidaritas masyarata internasional kami
rakyat Papua Barat tak lupa kami haturkan berlimpah terima kasih Tuhan Ysus
memberkati.
SALAM REVOLUSI “ KITA HARUS MENGAHIRI”
Badan Pengurus Pusat
KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT
(BPP-KNPB)
AGUS KOSAY ONES
SUHUNIAP
Ketua I Sekertaris
Umum
Menindak Lanjuti Oleh Lembaga Politik :
DEWAN NEW GUNEA RAAD
PARLEMEN NASIONAL WEST PAPUA (
PNWP)
BUCHTAR TABUNI
Ketua
Tembusan
kepda Yth :
1.
International Parlementarian for West Papua (IPWP)
2.
International lawyer for west papua (ILWP)
3.
Free west Papua Campaign (FWPC)
4.
Parlemen Nasional West Papua (PNWP)
5.
Arsib
Sumber: nestasuhunfree.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar