TNI HADIR DENGAN SENYUMAN PALSU, ULURKAN TANGAN KIRI MEMBERIKAN MAKANAN, TANGAN KANAN MENGANCAM KAMI DENGAN SENJATA.
Negara hadir sebagai malaikat sambil merampas sumber kehidupan dan sumber produksi makanan bergizi atas nama Pembagunan, hilirisasi dan program perampokan strategi negara PSN.
Negara melalui TNI seakan malaikat penyelamat Bangsa Papua. Negara hanya berupaya menutupi kejahatan dan Perampokan sumber daya alam dengan makanan instan yang tidak mengandung nutrisi baik untuk anak-anak sekolah yang baru bertumbuh dan berkembang.
Negara memberi makanan instan dengan dalil makanan bergizi yang isinya palsu dan mengancam kesehatan anak-anak dikemudian hari. Seakan orang tua anak-anak itu tidak pernah memberikan makanan bergizi kepada anak-anak mereka selama ini. Makanan instan itu tidak membuat anak-anak sehat dan cerdas otak.
Program makan siang gratis ini kontradiksi berdasarkan filosofi pendidikan komunal di Papua.
program makan siang gratis ini membentuk mentalitas anak-anak yang instan berpikir yang pragmatis dan tidak berpikir keras dan kritis sejak dini.
Karena program makan siang gratis membentuk mental mereka berpikir mudah dan praktis tanpa harus berpikir keras untuk kembangkan kemampuan berpikir kreatif dan produktif dengan potensi dimiliki.
Seharusnya program makan siang gratis difungsikan pendidikan gratis dari SD sampai SMA bahkan perguruan tinggi supaya makan siang gratis tanggung jawab orang tua.
Pemerintah meningkatkan program pemberdayaan ekonomi kerakyatan supaya orang tua anak -anak sekolah punya pendapat dan sumber produksi makanan bergizi.
Sangat ironis pemerintah merampok sumber daya alam masyarakat atas nama negara menjalankan program makan siang gratis adalah program penghianatan terhadap masyarakat.
Terkesan masyarakat selama ini kasih makan anak-anak mereka dengan makanan tidak bergizi tidak sehat.
Hal ini menciptakan perpecahan dalam keluarga terutama pendekatan orang tua terhadap anak-anak mereka di rumah. Karena mereka bisa saya berpikir bahwa TNI itu baik, pemerintah baik kasih mereka makanan enak bergizi kalau orang tua hanya tidak memberikan makanan tidak bergizi tidak enak lagi.
Dampaknya kasih sayang orang tua terhadap anak dan sebaliknya kasih sayang anak terhadap orang tua hilang. Mereka tidak lagi mendengar dan menghargai orang tua di rumah sehingga kehamonisan bisa retak.
Hal yang sangat disayangi adalah untuk menutupi kejahatan pemerintah merampas hak hidup dan sumber produksi makanan bergizi TNI hadir sebagai malaikat dengan program makan siang gratis.
Ini terindikasi upaya menutupi kejahatan dengan program Pembangunan Strategis Nasional PSN dan operasi militer mengakibatkan pengungsi di Papua. Kehadiran TNI di sekolah ini secara fisik maupun psikis mentalitas anak-anak dipengaruhi karena kehadiran militer dengan persenjataan lengkap di sekolah.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah program makan siang gratis ini layak dijalankan oleh Militer ( TNI) sesuai program nasional dan TNI jadi konsumsi berdasarkan SOP kerja dengan kementrian tergait.
Seharusnya yang layak jalankan program makan siang gratis adalah Pemerintah legislatif dalam hal ini kementerian pendidikan, kementerian Sosial dan kementerian kesehatan dan guru di sekolah.
Namun di Papua program makan siang gratis dikendalikan oleh militer (TNI) dengan peralatan lengkap seakan berada di Medan perang.
Ini upaya menutupi kejahatan militer Indonesia di Papua dimana kekerasan militer melahirkan korban sipil sampai dengan ribuan orang mengungsi di hutan. Seakan mereka ini penyelamat pada hal sirigala berbulu domba untuk menutupi operasi militer Indonesia di Papua selama ini.
Hal ini juga dilihat sebagai operasi militer karena mereka datang dengan peralatan lengkap hadapi rakyat dan di lingkungan sekolah . Aktivitas militer di ruang rakyat sipil hadir dengan perlengkapan militer sama dengan operasi militer di suatu wilayah sudah ditetapkan sebagai daerah Darurat sipil dalam pengawasan militer.
Ini hanya strategi negara dalam rangka kolonialisme Pendudukkan dan Kolonialisme Ekploitasi sumber daya alam di Papua. Apa yang terjadi di Papua saat ini adalah wajah neokolonialisme.
Penulis : Aktivitas Kemanusiaan
0 komentar:
Posting Komentar