Tanggal 17 September 2023 sekitar jam 23.30, ibukota Kabupaten Nduga Kenyam, aparat kepolisian satuan Brimob melakukan pengrebekan Kantor Kelasis Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tana Papua Kenyam.
Dalam aksi pengrebekan atau pengepungan dari pihak kepolisian ini keterangan dari pihak korban sekaligus saksi mata "Bapak Pdt.Nataniel Tabuni" bendahara 1 Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua, bersama ketua Kordinator Penginjilan bersama-sama sedang tidur di kantor Kelasis Kenyam Brimop tanpa ada basa-basi atau berikan surat perinta langsung menyerbu pintu kantor Kelasis masuk didalamnya, kemudian naik ke lantai 2 ditempat yang kami sedang tidur mengintrogasi kami, tarik kami turun dan saat itu juga saya tanya mereka, kenapa malam-malam datang tangkap kami seperti pencuri, seketika saya bicara itu langsung mereka pukul saya dengan keras langsung gigi saya robo, Setelah itu pak ketua Kelasis berteriak dalam nama Yesus begini beliau turun dari lantai 2 kebawa, Brimop sudah kasih rusak pintu kamar yang diisi oleh anak Ev. Urbanus Kogeya, S.Th. saat itu juga bapak ketua Kelasis dipukul ditendang dengan sepatu laras hancur-hancur.
Dalam aksi tersebu menangkap anak-anak ketua Kelasis yang sedang bersama di kantor Kelasis dipukul hancur-hancur kemudian langsung dibawa kepolres Kenyam".
Nama nama yang ditangkap dan dibawa oleh polres Kenyam adalah;
1. Ev. Urbanus Kogoya, S.Th ( anak dari bapak ketua kelasis, baru 2 tahun lalu selesai Studinya)
2. Marko Kogoya anaknya Ketua Kelasis, bekerja sebagai tenaga honorer Dinas Lingkungan Hidup di Nduga.
3. Indisina Gwijangge, anak mantu Bapak Ketua Kelasis Kenyam.
4. Barini Gwijangge, pemuda
Kejadian ini melihat dari sisi kemanusiaan tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian Brimop dibawa komando Kabak OPS sangat tidak manusiawi terhadap pengurus inti Kelasis sampai dengan pengurus inti sinode Gereja KINGMI sekaligus merusak aset gereja yaitu kantor Kelasis.
Kejadian ini bukannya mengajak warga Papua mengindonesiakan justru memperbesar kebencian, ketidak nyamanan, ketidak percayaan rakyat Papua terhadap bangsa Indonesia.
Insiden tersebut dapat disaksikan langsung oleh ketua DPRD kabupaten Nduga, ketua pemuda koordinator nduga GKIP, dan termasuk pengurus GKIP Pusat yang sekaligus korban penganiayaan.
Akibat dari insiden ini masyarakat atau umat gabungan kristen yang terdiri dari Gereja Kingmi, GKII, GKI, BABTIS, PANTAKOSTA dan KATOLIK, duduk lakukan aksi protes di pusat perkotaan Kenyam.
Dalam aksi menyoroti pemerintah Indonesia bahwa tindakan ini tidak bermoral dan tidak berprikemanusiaan, apalagi memukuli menganiaya pimpinan gereja GKIP, tanpa menunjukan surat perintah.
Sekaligus mau sampaikan sikap kepada pemerintah dan aparat namun semua petinggi, Bupati, Kapolres, dan Dandim belum ada di tempat maka tunggu sampai mereka ada di tempat lalu menanyakan dan menyampaikan sikapnya.
Sumber : Naftali Tipagau (Facebook)
0 komentar:
Posting Komentar