Masyarakat NDuga Mnengunsi Ke Hutan |
Wamena, Jubi - Pemerintah Kabupaten Nduga bersama DPRD setempat dan gereja maupun mahasiswa, telah membentuk tim dan dalam waktu dekat akan turun melihat kondisi masyarakat di Distrik Mbua, Yal, Dal, Yigi, Mbuyalma dan Nirkuri.
Wakil Bupati Nduga, Wentinus Nimiangge kepada wartawan di Wamena, Selasa (11/12/2018) mengatakan, kesimpang siuran informasi soal kondisi korban dan masyarakat sipil yang ada di sejumlah distrik itu, membuat pemerintah daerah akan turun untuk memastikannya.
“Kami akan turun secepatnya setelah berkoordinasi dengan Kapolres dan Dandim Jayawijaya, dan mereka siap membantu kita untuk ke Mbua sampai ke Yal sembari mengevakuasi warga masyarakat yang ada,” katanya.
Ia mengungkapkan tindakan yang dilakukan TPNPB sangat tidak diperkenankan, sehingga pemerintah daerah juga tak bisa membatasi jika terjadi suatu antara kedua belah pihak, dimana itu menjadi urusan pihak keamanan.
“TNI-Polri dan TPNPB mau saling serang silahkan, yang terpenting warga yang tidak bersalah harus segera dievakuasi untuk menyelamatkan mereka," kata Nimiangge.
Ia mengaku, hingga kini pemerintah daerah belum mengetahui pasti kondisi masyarakat yang ada di sejumlah distrik tersebut, karena keterbatasan mengenai sinyal untuk mendapatkan informasi.
“Laporan dari aparat distrik dan kampung sendiri pun belum kami dapatkan, sehingga apakah masyarakat masih berada di rumah mereka atau sudah menyelamatkan diri belum tahu, yang pasti ada rasa trauma,” ujar dia.
Begitu juga dengan adanya informasi tentang korban jiwa dari masyarakat sipil di Nduga, Wentinus Nimiangge berujar belum dapat memastikan apakah ada atau tidak. Makanya tim ini akan turun ke lokasi melihat langsung.
“Target kami untuk evakuasi warga, yang terpenting kita bertemu seluruh warga yang masih ada, namun kita tidak bisa lama juga disana, katanya.
Pendeta Elieser Tabuni yang juga ketua tim evakuasi mengatakan pihaknya juga melibatkan LSM, mahasiswa dan sejumlah tokoh , dengan tujuan mencari warga yang mengungsi entah kemana.
“Selain itu juga saat kejadian ada empat orang lagi yang belum ditemukan, ini juga sekalian kita cari tahu keberadaannya, “kata Pendeta Tabuni.
Ia juga mengaku belum dapat menyampaikan informasi atau temuan dari pihak gereja, dimana menunggu tim turun mendata dengan akurat apa dan siapa saja yang sebenarnya terjadi.
“Jika data dirasa sudah cukup, kami akan kembali dan duduk bersama lagi tentang data yang didapat di lapangan,” ujar dia. (*)
0 komentar:
Posting Komentar