Rakyat Papua menghadiri syukuran di halaman Kantor ULMWP, Wamena. (Elisa Sekenyap/SP) |
WAMENA, SUARAPAPUA.com — Seribuan lebih rakyat Papua Barat di
wilayah Lapago hadiri ibadah syukuran atas diakuinya United Liberation
Movement for West Papua (ULMWP) di forum Melanesian Spearhead Group
(MSG). Ibadah diadakan di halaman Kantor ULMWP Dalam Negeri di jalan
Trikora komplek Maplima Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (6/2/2017)
kemarin.
Informasi yang dihimpun suarapapua.com,
capaian terakhir ULMWP yang disyukuri rakyat Papua Barat diantaranya,
perlakuan protokoler MSG terhadap ULMWP, penyediaan ruang kerja khusus
untuk ULMWP di Sekretariat MSG, Indonesia maupun ULMWP duduk setara
dalam setiap pengambilan foto menggunakan seragam yang sama.
Selain
itu, Indonesia dan ULMWP duduk berhadapan dalam ruang di setiap agenda
pertemuan, Indonesia dan ULMPW juga diberikan kesempatan menyampaikan
pidato pembukaan maupun penutupan pertemuan tingkat pejabat dan menteri,
serta telah melunasi iuran wajib sebagaimana layaknya anggota MSG.
MSG
adalah organisasi regional Negara-negara Pasifik yang mayoritasnya
merupakan Negara-negara ras Melanesia. Anggota tetap MSG adalah PNG,
Fiji, Solomon Island, Vanuatu dan FLNKS, sementara Indonesia berstatus
anggota tidak tetap dan ULMWP sebagai observer.
Dalam acara syukuran itu juga dilakukan pengukuhan 31 pengurus Dewan Adat Daerah (DAD) di wilayah Lapago.
Usai
pengukuhan dilakukan pembacaan pidato Sekjen ULMWP, Octovianus Mote
oleh pendeta Theo Wetipo. Dimana ia menyatakan bahwa dalam usia muda
ULMWP telah berhasil mencapai kemajuan politik yang luar biasa.
Ia
berpendapat bahwa dengan kemajuan itu musuh ketakutan karena tidak bisa
lagi kendalikan gerakan perlawanan Papua Merdeka di kawasan Pasifik
maupun dunia internasional.
Pidato Oktovianus yang dibacakan Pdt.
Theo juga mengklaim bahwa isu Papua Merdeka yang diperjuangkan ULMWP
bukan saja menjadi agenda MSG, tetapi juga menjadi agenda Negara-negara
Pasifik, seperti negara-negara di Mikronesia dan Polinesia, termasuk
Australia dan dunia internasional.
“Hal ini terbukti menguatnya
masalah Papua Barat di pertemuan tahunan kepala negara-negara Pasifik di
Pohn Pei, ibu kota Negara Federasi Mikronesia. Komunike mereka
menyatakan masalah HAM Papua Barat akan selalu ada didalam agenda
pertemuan tahunan mereka,” kata pidato itu.
Termasuk kerja keras
Manashe Sogavare, Perdana Menteri Solomon Island yang berinisiatif
membentuk Pacific Island Coalition on West Papua (PICWP) yang telah
membuahkan 7 kepala Negara Pasifik berpidato di depan Sidang Umum PBB
tahun 2016.
“Hal-hal ini perlu dipahami baik agar tidak terpancing isu murahan yang disebarkan Indonesia,” ujarnya.
Sementara
itu, Dominikus Sorabut, Sekretaris Dewan Adat Lapago dalam pidatonya
bersyukur karena ibadah pengucapan syukur ini bertepatan dengan hari
ulang tahun Pekabaran Injil (PI) di Tanah Papua yang ke-162 tahun.
“Ibadah
syukuran rencana dilakukan tanggal 5 kemarin, tetapi karena bertepatan
dengan hari Minggu, sehingga kita mundur satu hari. Kita juga perlebar
sayap gerekan perjuangan dengan mengukuhkan pengurus Dewan Adat Daerah,”
kata Dominikus.
Sedangkan untuk keanggotaan ULMWP di MSG, tegasnya, secara de facto sudah diterima sebagai anggota MSG, namun secara de jure akan disesuaikan dan proses ini akan dilakukan dalam waktu dekat.
Untuk itu, lanjut Domin, seluruh rakyat Papua Barat terus berdoa supaya kuasa Tuhan terus berkarya seperti yang telah terjadi.
Ibadah
syukuran berlangsung dibawah pengawasan aparat Kepolisian dari Polres
Jayawijaya. Polisi mengawalnya hingga acara selesai.
Pewarta: Elisa Sekenyap
0 komentar:
Posting Komentar