![]() |
Natalius Pigai, Komisioner Komnas HAM RI. (IST) |
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com—
Komisioner Komnas HAM RI, Natalius Pigai mendesak kepolisian mengusut
tuntas kasus penembakan terhadap seorang warga Distrik Sugapa, Kabupaten
Intan Jaya, Papua yang dilakukan oleh Brimob, Sabtu (27/8).
“Terkait
peristiwa penembakan yang menewaskan satu orang oleh kesatuan anggota
Brmob di Intan Jaya, kami telah menyampaikan secara langsung kepada
Kapolri dan Kapolda Papua supaya turunkan tim untuk proses penegakan
hukum, baik displin, pidana, maupun kode etik,” tegas Natalius dalam
keterangannya kepada Media Indonesia, Senin (29/8/2016) seperti dikutip
suarapapua.com dari mediaindonesia.com.
Selain itu, ia juga meminta pihak keamanan agar mampu memberikan jaminan kedamaian pascaperistiwa tersebut.
“Demikian pula pemerintah daerah agar dapat menyelesaikan persoalan ini bersama keluarga korban,” sambung Natalius.
Hal
lain yang tidak kalah penting, kata dia, adalah penertiban ojek-ojek
dan peredaran minuman keras yang seringkali memicu konflik.
“Kejadian
yang melibatkan tukang ojek atau akibat miras memang banyak di Papua
sehingga kami minta agar ini betul-betul ditertibkan,” tegasnya.
Sementara
itu, Natalis Tabuni, bupati kabupaten Intan Jaya Papua mengatakan
dirinya akan tiba di Sugapa pada hari ini, Senin 29 Agustus 2016.
Tabuni
mengatakan, penembakan terjadi saat dirinya sedang berada di luar
Papua, sedang mengurus partai untuk pencalonana kembali dirinya pada
periode mendatang di kabupaten Intan Jaya.
“Benar. Saya dengar
masalah penembakan yang terjadi di Sugapa saat saya ada di Jakarta.
Sekarang saya ada di Nabire. Saya bersama rombongan akan naik ke Sugapa
hari ini,” ungkap Tabuni kepada suarapapua.com dari Nabire, Senin
(29/8/2016).
Sebelumnya,
Anggota DPR Papua, LAurenzus kadepa kepada media ini
mengatakan, Kapolda Papua harus dengan berani dan tegas mengungkap oknum
anggota Brimob yang telah menembak mati satu pemuda di Intan Jaya.
Selain itu, kata Kadepa, Polda Papua juga harus memberikan sangsi yang
berat sesuai dengan perbuatannya.
“Penembakan yang dilakukan
brimob terhadap warga di Intan Jaya adalah perlakuan biadab dan tidak
manusiawi. Polda harus harus Bertanggungjawab. Kapolda Papua harus tegas
siapapun oknum Brimob sebagai pelaku dan harus memberikan sangsi sesuai
perbuatannya,” tegasnya.
Kadepa juga empertanyakan, kenapa aparat
selalu hadapi orang Papua dengan senjata di tiap saat, saat bertemu dan
berhadapan lansung dengan masyarakat.
“Apakah masyarakat ini
musuh negara? Kepolisian harus intropeksi diri. Kini citra kepolisian di
mata rakyat tak ada artinya. Sudah tidak lagi dipercaya sebagai
pelindung dan pengayom masyarakat,” katanya.
Maka, dirinya sebagai
wakil rakyat di DPR Papua meminta agar para bupati di daerah harus
sadar akan tugas sebagai amanah. Karena selama ini para bupati senangnya
berada di Jayapura dan Jakarta. Jarang berada di daerah. Sehingga, kata
dia, banyak kasus penembakan yang menewaskan orang Papua terjadi saat
mereka (bupati ) tak berada di daerah.
“Saya
minta para Bupati harus sadar akan tugas sebagai amanah. Kini
masyarakat ibarat anak ayam kehilangan induknya. Kebiasaan para bupati
di Papua lebih jarang sekali berada dgn masyarakat di kabupatennya
sebagai seorang bupati, sebagai kepala daerah. Menjaga wibawa di
masyarakat amat penting, kenapa tahu jaga wibawa dikalangan elit saja,
pada sesama pejabat atau di jakarta saja,” ujar Kadepa.
Pewarta: Arnold Belau
0 komentar:
Posting Komentar