Add caption |
Paniai, MAJALAH SELANGKAH -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Paniai Provinsi Papua, Habakuk Pigai mengatakan, ratusan aparat polisi di Kepolisian Resosrt Paniai tak berfungsi apa-apa. Tugas polisi telah diambil alih oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan meresahkan warga Paniai.
"Saat ini, TNI ditugaskan bersenjata lengkap di terminal angkutan umum dan pasar Enarotali. Ini sangat meresahkan warga. Bahkan, TNI bertinda berlebihan atas warga masyarakat di sini," kata Pigai ketika menghubungimajalahselangkah.com, Senin (18/5/15).
"Kemarin sore, pas setengah enam, depan saya, TNI rendam dua warga atas nama Deky Yogi (23) dan Pelipus Nakapa (30) di tengah pasar. Mereka juga dipukul babak belur. Mereka ini tidak bersalah apa-apa? Saya tidak paham ada masalah apa ini," kata dia.
"Saya akan tanyakan kepada Bupati Paniai, apakah ini perintah Bupati atau perintah siapa? Kan, jaga pasar itu ada Pol PP dan polisi, kenapa TNI yang harus jaga. Masyarakat Paniai sudah trauma dengan kekerasan. Kalau dibiarkan, ini akan menelan korban lagi," kata dia.
"Saya minta Pangdam dan Polda serta Bupati Paniai atasi masalah ini. Ini sangat meresahkan. Masyaralat tidak bebas bekerja dan berjualan seperti biasanya di sini. Ada apa ini?" katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Adat Daerah Paniai, Jhon NR Gobay mengatakan, pihaknya khawatir kasus Paniai Berdarah jilid II bisa terjadi kembali di Kabupaten Paniai, Provinsi Papua bila keluhan para sopir angkutan umum di terminal Madi tak diatasi segera (Berita Paniai berdarah: # penembakan-di-paniai.)
"Saat ini TNI jaga terminal angkutan umum dengan senjata lengkap. Sopir-sopir mengeluh karena ada semacam aturan yang dibuat oleh TNI yang jaga di sana. Ada sopir yang mengeluh karena pernah direndam gara-gara tidak melapor ke TNI," kata Jhon kepada majalahselangkah.com, Jumat (15/5/15) lalu (baca: TNI Jaga Terminal Angkutan Umum, DAD Khawatir Paniai Berdarah Jilid II Kembali Terjadi). (GE/MS)
0 komentar:
Posting Komentar