Masyarakat sedang mengangkat jenazah Simon Degei - youtube |
Jayapura, Jubi – Rekaman video setelah peristiwa “Paniai Berdarah” yang menewaskan empat siswa telah dirilis hari Kamis (8/4/2015) oleh Minority Rights Group International (MRG) di London, Inggris.
Video berdurasi empat menit ini adalah video yang direkam oleh seorang warga setelah peristiwa penembakan yang terjadi pada tanggal 8 Desember tahun lalu di Enarotali, Paniai. Video ini juga memuat kesaksian beberapa korban.
Dalam video ini, seorang anak sekolah yang menjadi korban dan sedang dirawat di Rumah Sakit mengaku bahwa ia ditembak oleh tentara.
“Mau pulang sekolah, tentara yang tembak saya,” katanya.
Demikian juga seorang ibu yang tertembak tangannya.
“Tentara tembak senjata, kena tangan,” kata ibu ini.
Seorang pegawai yang tertembak juga memberikan kesaksian atas peristiwa penembakan tersebut.
“Pegawai dan kepala kampung kami jaga ditengah-tengah. Baru kepala kampung Awabutu dengan beberapa pegawai, kena tembak,” katanya.
Claire Thomas, Wakil Direktur MRG saat merilis video ini mengatakan Presiden Jokowi telah merusak janjinya untuk Papua.
“”Jika Jokowi serius tentang pelaksanaan reformasi politik di Indonesia, ia harus memastikan bahwa militer terbuka untuk pemeriksaan publik dan aktor-aktor negara yang melakukan kejahatan terhadap orang Papua diadili. Penyelidikan penembakan siswa di Paniai akan menjadi tes penting komitmen Jokowi terhadap hak asasi manusia di Papua Barat,” kata Claire Thomas.
Video Paniai Berdarah bisa disaksikan disini “New footage of West Papua massacre casts spotlight on military abuses”. (Victor Mambor)
0 komentar:
Posting Komentar