Almarhum Musa Mako Tabuni (kiri) saat berorasi di depan ribuan massa rakyat Papua semasa hidupnya. Foto: Dok MS |
Oleh: Mikael Kudiai
MUSA MAKO TABUNI dikenal
dengan tokoh Papua yang berani membela kaum tertindas bangsa Papua. Mako, itu
nama yang biasa dipanggil orang secara luas. Mako menjadi salah satu sang
pembela pembebasan bangsa Papua karena berbagai cara dan perjuangan yang
dibuatnya dalam memperjuangkan kesamaan dan kesederajatan pembebasan bangsa
Papua dengan cara yang damai.
Mako Tabuni di
masyarakat luas mengenalnya dengan sang revolusioner yang sejati. Ada banyak
hal yang sudah dibuatnya selama dia masih hidup. Cara berpidato, orasi-orasi
politik yang selalu nyaring berbunyi di berbagai aksi-aksi yang sering
dilakukan oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Mako Tabuni menjadi Ketua Umum KNPB memimpin organ gerakan pembebasan bangsa dengan menggunakan cara yang sederhana dan membuat banyak terobosan baru dalam perjuangan pergerakan merebut pembebasan Papua barat.
Mako Tabuni menjadi Ketua Umum KNPB memimpin organ gerakan pembebasan bangsa dengan menggunakan cara yang sederhana dan membuat banyak terobosan baru dalam perjuangan pergerakan merebut pembebasan Papua barat.
Damai dalam
perjuangannya membuat banyak sekali masyarakat Papua yang merasa kehilangan
adik, kakak, sahabat, teman dekat, saudara kandungnya sendiri. Dia disapa
sebagai tokoh pemberani dan revoludsioner dalam perjuangannya.
Berikut adalah
perjalanan hidupnya dari lahir, masa sekolah, hingga tempat besarnya dan
terakhir pembunuhan terhadap sang pahlawan pembela pembebasan bangsa Papua.
Kelahiran dan Masa
Pendidikan
Musa Mako Tabuni
lahir di Kampung Pyramid, Jayawijaya, Papua pada 24 April 1976. Tempat
kelahiran Mako merupakan salah satu kampung yang menjadi basis perlawanan
rakyat Papua terhadap operasi dan pendudukan militer yang dilakukan oleh
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada tahun 1977.
Mako menghabiskan
masa kecilnya dengan cerita-cerita derita konflik keluarga Papua.
Semasa Sekolah
Dasar (SD), Mako sering mendengarkan cerita dari para orang tua, termasuk orang
tuanya sendiri, tentang perlawanan orang-orang Papua terhadap kekuatan militer
Indonesia. Mako kecil, tumbuh sebagai anak-anak yang hidup di daerah konflik.
Ia secara langsung merasakan derita sebagai anak-anak Papua.
Ia mendapatkan cap
dan stigma sebagai anak pemberontak. Setiap tanggal 12 atau 13 Agustus sampai
18 Agustus, ia menyaksikan bapaknya digiring dan ditahan di Polres Distrik
Asologaima, Jayawijaya, Papua.
Sejak Orde Baru,
negara melalui militer memberlakukan hukuman itu bagi mereka yang ikut atau
orang tuanya tersangkut dalam makar atau merongrong kekuasaan negara, seperti
cap komunis di Jawa.
Karena masih
kecil, Mako tak mengerti mengapa ayahnya mesti ditahan setiap menjelang tanggal
17 Agustus, hari kemerdekaan Republik Indonesia. Ia juga tidak mendapatkan
jawaban tiap kali ia bertanya.
Hingga di suatu
saat, di bulan Agustus, di mana Mako sudah duduk di kelas 5 SD, Mako pergi ke
dalam sel penjara di Koramil Distrik Asologaima, Kabupaten Jayawijaya, untuk
bertemu dan mengantar makanan buat bapaknya. Dan di situlah bapaknya
menjelaskan mengapa dia ditahan dan rakyat Papua melawan.
Saat Mako berusia
empat tahun, ibunya meninggal. Sejak itu, Mako dibesarkan oleh ayah dan dua ibu
tirinya hingga masuk Sekolah Dasar pada usia 7 tahun di SD YPPGI Pyramid pada
1984.
Lulus SD 1987 dan
melanjutkan ke SMP Negeri Kimbim lulus 1990, dan melanjutkan ke SMA Negeri
Kimbim Wamena. Dan pada 1994 Mako melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi di
Manado, Sulawesi Utara. Ia meraih gelar sarjana hukum pada 2006.
Masa Kariernya
Mako pulang ke
Timika, Papua tahun 2006. Di sana dia tersangkut sebuah kasus dan ditangkap
aparat keamanan dan masuk penjara selama setahun lebih, kemudian dibebaskan.
Selepas bebas dari
penjara di Mimika, Mako pulang ke Wamena menemui ayah dan saudara-saudaranya.
Saat itu Mako disarankan agar ikut testing masuk calon pegawai negeri, namun
ditolaknya.
Pada 2007, Mako ke
Jayapura bersama Buchtar Tabuni mendirikan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Sebelumnya, Mako juga membidani lahirnya Parlemen Jalanan (Parjal) dan Front
Pembebasan Nasional Papua Barat (FPNPB). Beberapa organisasi massa ini adalah
organ perjuangan Papua merdeka melalui jalan damai dan menjauhi perjuangan
tanpa kekerasan.
Isu-isu utama yang mereka usung di antaranya: menuntut peninjauan ulang pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 Papua, menolak pelaksanaan Otonomi Khusus di Papua, menuntut penutupan PT. Freeport Indonesia, adili pelaku pelanggar HAM di Papua dan menuntut pelaksanaan referendum di Papua untuk menentukan nasib sendiri yang ditengahi pihak ketiga.
Pada 2009, Musa Mako Tabuni, Buchtar Tabuni bersama beberapa teman mereka ditangkap dan dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan Abepura dan dibebaskan pada pertengahan 2011 dan meneruskan aksi-aksi mereka menanggapi berbagai kondisi ketidakadilan yang terjadi di tanah Papua.
Saudara kelima Mako mengatakan, Musa Mako Tabuni mengenal Buchtar Tabuni sejak sekolah di SMP Negeri Kimbim, Wamena. Sejak itu mereka berteman akrab selama pendidikan hingga mendirikan KNPB untuk memperjuangkan Papua tanah Damai tanpa kekerasan. Setelah keduanya mendirikan KNPB, Buchtar menjadi Ketua dan Mako menjadi Wakil Ketua I.
Musa Mako Tabuni menjadi sang pejuang muda tanpa kekerasan yang karismatik. Dia sangat merindukan adanya suatu pembebasan dan kedamaian yang diperjuangkan melalui cara-cara damai, hingga dengan membuat organisasi-organisasi yang mampu membangun perjuangan-perjuangan bangsa Papua dengan melalui cara damai. Perjuangan Mako berlanjut hingga tahun 2012.
Isu-isu utama yang mereka usung di antaranya: menuntut peninjauan ulang pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 Papua, menolak pelaksanaan Otonomi Khusus di Papua, menuntut penutupan PT. Freeport Indonesia, adili pelaku pelanggar HAM di Papua dan menuntut pelaksanaan referendum di Papua untuk menentukan nasib sendiri yang ditengahi pihak ketiga.
Pada 2009, Musa Mako Tabuni, Buchtar Tabuni bersama beberapa teman mereka ditangkap dan dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan Abepura dan dibebaskan pada pertengahan 2011 dan meneruskan aksi-aksi mereka menanggapi berbagai kondisi ketidakadilan yang terjadi di tanah Papua.
Saudara kelima Mako mengatakan, Musa Mako Tabuni mengenal Buchtar Tabuni sejak sekolah di SMP Negeri Kimbim, Wamena. Sejak itu mereka berteman akrab selama pendidikan hingga mendirikan KNPB untuk memperjuangkan Papua tanah Damai tanpa kekerasan. Setelah keduanya mendirikan KNPB, Buchtar menjadi Ketua dan Mako menjadi Wakil Ketua I.
Musa Mako Tabuni menjadi sang pejuang muda tanpa kekerasan yang karismatik. Dia sangat merindukan adanya suatu pembebasan dan kedamaian yang diperjuangkan melalui cara-cara damai, hingga dengan membuat organisasi-organisasi yang mampu membangun perjuangan-perjuangan bangsa Papua dengan melalui cara damai. Perjuangan Mako berlanjut hingga tahun 2012.
Kronologi
Pembunuhan Musa Mako Tabuni
Salah satu warga
di sekitar lokasi kejadian bernama Indah mengatakan, sebelum Mako Tabuni
ditembak, ada tiga mobil yang berada di lokasi kejadian dan begitu Mako Tabuni
melintas di jalan raya menuju kampus Uncen Baru Perumnas III Waena, Distrik
Heram, ia langsung ditembak orang yang berada di salah satu mobil tersebut,
Kamis (14/06/12) sekitar 09.30 WIT.
"Jadi saat itu Mako Tabuni berjalan bersama beberapa rekannya. Namun saya tidak tahu pasti berapa kali ia ditembak. Hanya saja setelah ditembak, salah satu mobil dengan DS 447 AJ datang dan Mako Tabuni langsung dinaikkan ke mobil itu," kata Indah.
"Jadi saat itu Mako Tabuni berjalan bersama beberapa rekannya. Namun saya tidak tahu pasti berapa kali ia ditembak. Hanya saja setelah ditembak, salah satu mobil dengan DS 447 AJ datang dan Mako Tabuni langsung dinaikkan ke mobil itu," kata Indah.
Menurutnya,
melihat peristiwa itu, warga yang ada di sekitar lokasi kejadian langsung marah
dan mengamuk sehingga terjadilah pembakaran mobil, sepeda motor serta pengrusakan
rumah warga dan beberapa ruko.
"Jadi, saat melihat Mako tertembak, warga mengamuk dan menyerang rumah warga lainnya yang tidak tahu apa-apa," jelas Indah.
"Jadi, saat melihat Mako tertembak, warga mengamuk dan menyerang rumah warga lainnya yang tidak tahu apa-apa," jelas Indah.
"Ada tiga
mobil dari arah gapura Uncen. Satu mobil Hitam jenis Jeep DS.447 AJ," kata
JM, seorang saksi mata kepada tabloidjubi.com di lokasi kejadian, Perumnas III
Waena, Abepura, Kota Jayapura, Papua, Kamis.
Menurut JM,
seorang pria berpakaian preman turun dari salah satu mobil itu lalu melakukan
penembakan.
"Mereka
pakaian preman. Bawa sejanta laras panjang seperti yang bapak pegang ini,"
kata seorang pria yang berada di lokasi kejadian sambil menunjuk senjata
anggota Brimob Polda Papua yang mendengar penjelasannya.
Beberapa tembakan itulah yang menewaskan Mako Tabuni di hadapan warga masyarakat. "Siapa yang tega melihat kejadian tadi. Ia jatuh mati seperti binatang. Jatuh berputar-putar, darahnya tercecer," kata JM kepada tabloidjubi.com.
Pengakuan yang nyaris senada diungkapkan salah satu warga keturunan Tiong Hoa yang ada di sekitar lokasi kejadian. Menurutnya, ada beberapa polisi yang berbaju preman dan membawa senjata lalu menembak korban. Setelah itu mereka langsung kabur.
Beberapa tembakan itulah yang menewaskan Mako Tabuni di hadapan warga masyarakat. "Siapa yang tega melihat kejadian tadi. Ia jatuh mati seperti binatang. Jatuh berputar-putar, darahnya tercecer," kata JM kepada tabloidjubi.com.
Pengakuan yang nyaris senada diungkapkan salah satu warga keturunan Tiong Hoa yang ada di sekitar lokasi kejadian. Menurutnya, ada beberapa polisi yang berbaju preman dan membawa senjata lalu menembak korban. Setelah itu mereka langsung kabur.
"Jadi, yang
mengundang masalah sebenarnya adalah polisi. Saat itu sebuah mobil Avanza
berjalan di depan dan diikuti mobil Pick Up. Nah, orang bersenjata yang ada di
mobil Pick Up inilah yang melakukan penembakan. Melihat kejadian itu, warga
mengamuk dan melakukan tindakan anarkis," kata warga keturunan yang tidak
ingin disebutkan namanya.
Warga Tionghoa ini
juga menyayangkan lambatnya aparat keamanan datang ke lokasi kejadian yang
membuat massa brutal dan membakar beberapa kendaraan roda dua dan empat ruko,
dan beberapa rumah warga sekitar.
"Kejadian pengrusakan telah berlangsung sekitar satu jam barulah aparat datang. Jadi tugas polisi sebenarnya apa? Kami coba hubungi Polsek Abe, namun teleponnya diputus. Kalau memang aparat mau melakukan penangkapan harusnya di back up agar tidak terjadi hal seperti ini," keluhnya.
"Kejadian pengrusakan telah berlangsung sekitar satu jam barulah aparat datang. Jadi tugas polisi sebenarnya apa? Kami coba hubungi Polsek Abe, namun teleponnya diputus. Kalau memang aparat mau melakukan penangkapan harusnya di back up agar tidak terjadi hal seperti ini," keluhnya.
Salah seorang
warga India, Nabila menjelaskan hal yang sama. "Saya kaget karena bunyi
tembakan senjata dari belakan saya, dan saya melihat tiba-tiba di samping saya
ada orang terjatuh dan daranya tercecer mengalir di tanah, saya langsung lari
menyelamatkan diri dan saya melihat ke kebelakang, pelaku itu langsung
mengangkatnya ke mobil yang mereka tumpangi itu dan kabur," katanya dengan
nada ketakutan.
Dan ia menduga
mereka adalah Polisi preman. "Memang saya pikir mereka adalah Polisi
Preman, karena yang tertembak adalah pengurus KNPB yang dituduh sebagai
penembakan-penebakan itu adalah mereka, karena saya dengar dari teman-teman
bahwa yang tertembak adalah Mako Tabuni yang saya kenal sebagai Ketua I
KNPB," katanya.
Aktivis HAM
independen Sebby Sambom, saat dihubungi tabloidjubi.commenyampaikan
hal yang tidak jauh berbeda. Menurutnya, Mako ditembak saat makan pinang.
"Mereka ada lima orang ke putaran taxi (Perumnas III). 2 orang mau ke
Sentani. Salah satunya adik DK. Ia bilang Mako bahwa ada 2 mobil (satu avansa
putih) kejar mereka tapi Mako tidak hiraukan dan makan pinang yang mama-mama
jual disitu. Orang-orang itu turun dan tembak mako,"kata Sebby Sambom.
Informasi terpercaya dari RS Bhayangkara mengatakan enam peluru bersarang di tubuh Mako Tabuni hingga menyebabkan ia tewas. "Mako Tabuni tertembak 6 peluru di bagian perut, paha kanan dan kiri," kata sumber tabloidjubi.com di RS Bhayangkara melalui pesan singkat.
Informasi terpercaya dari RS Bhayangkara mengatakan enam peluru bersarang di tubuh Mako Tabuni hingga menyebabkan ia tewas. "Mako Tabuni tertembak 6 peluru di bagian perut, paha kanan dan kiri," kata sumber tabloidjubi.com di RS Bhayangkara melalui pesan singkat.
Dari data yang
dihimpun tabloidjubi.com di lapangan diketahui jika kerugian
mencapai ratusan juta rupiah dimana ada empat unit mobil terbakar, 26 unit
sepeda motor serta beberapa ruko dan rumah warga dirusak massa.
Penembakan dan Pembunuhan
Penembakan dan Pembunuhan
Sejak akhir Mei
hingga 14 Juni 2012 telah terjadi berbagai aksi penembakan oleh orang tak
dikenal di Jayapura. Aksi penembakan itu membuat seluruh warga Jayapura
ketakutan keluar rumah maupun bepergian kemana-mana. Aparat keamanan pun belum
mampu menangkap pelakunya.
Akhirnya, aparat
menuduh KNPB sebagai dalang penembakan itu dan menangkap Ketua KNPB Buchtar
Tabuni.
Dua minggu
kemudian, aparat keamanan berpakaian preman menembak mati Wakil Ketua I KNKPB,
Musaa Mako Tabuni di putaran angkutan umum Perumnas Tiga Waena, Jayapura
pada Kamis 14 Juni 2012 pukul 09.00 pagi.
Pada tanggal 14 Juni 2012, Mako tewas, ketika ia sedang berjalan di dekat rumahnya di Waena perunas 3, tanpa peringatan lebih lanjut oleh polisi Indonesia berpakaian preman, memicu protes dan kerusuhan besar-besaran dan kekerasan.
Pada tanggal 14 Juni 2012, Mako tewas, ketika ia sedang berjalan di dekat rumahnya di Waena perunas 3, tanpa peringatan lebih lanjut oleh polisi Indonesia berpakaian preman, memicu protes dan kerusuhan besar-besaran dan kekerasan.
Juru bicara polisi
mengatakan bahwa Mako ditembak karena dia menolak penangkapan, Namun, pandangan
polisi ditentang oleh saksi mata. Ini juga mengklaim bahwa Mako masih hidup
ketika ia memasuki rumah sakit polisi di Jayapura dan bahwa ia meninggal saat
dalam tahanan polisi. Dari tempat penembakan, jenazahnya dibawa ke Rumah
Sakit Bhayangkara Polri Kotaraja untuk diotopsi.
Melihat penembakan
Mako Tabuni, warga yang berada di lokasi kejadian marah dan secara spontan
membakar bangunan, rumah-rumah, toko, kios, bengkel, meubel, mobil dan motor
roda dua yang ada di sekitarnya.
Suasana mencekam
menyelimuti kota Jayapura, Abepura, Waena dan Sentani. Isu kerusuhan pun
menebar kemana-mana. Aparat keamanan gabungan TNI dan Polri digerakan menjaga
ketat di setiap titik yang dianggap rawan di seluruh wilayah Jayapura.
Pemakaman
Pada Jumat 15 Juni
2012 pukul 09.00 pagi jenazah Mako dibawa ke Pos 7 Sentani disemayamkan selama
sehari, dan keesokan harinya, Musa Mako Tabuni dimakamkan di pekuburan umum
Kampung Sereh Sentani, Kabupaten Jayapura pada Sabtu 16 Juni 2012 pukul 17.00
petang.
Ribuan kaum kerabat dan massa pendukungnya dari berbagai komponen rakyat Papua hadir dalam pemakaman itu. Mako dibunuh militer Indonesia, tetapi bukan karena dia mencuri, membunuh, korupsi uang rakyat atau memperkosa. Mako dijadikan sebagai tumbal oleh aparat keamanan Indonesia atas berbagai aksi penembakan misterius yang dilakukan oleh orang tak dikenal yang tak terungkap pelakunya.
Ribuan kaum kerabat dan massa pendukungnya dari berbagai komponen rakyat Papua hadir dalam pemakaman itu. Mako dibunuh militer Indonesia, tetapi bukan karena dia mencuri, membunuh, korupsi uang rakyat atau memperkosa. Mako dijadikan sebagai tumbal oleh aparat keamanan Indonesia atas berbagai aksi penembakan misterius yang dilakukan oleh orang tak dikenal yang tak terungkap pelakunya.
Mako dibunuh
dengan sangat tidak manusiawi, yang juga merupakan cara aparat keamanan
Indonesia untuk menghentikan perjuangan damai rakyat Papua Barat.
Kesedihan yang
mendalam dan deraian air mata mengiringi pemakaman Musa Mako Tabuni yang
digelari Pahlawan Nasional Papua Barat oleh pendukungnya di Sentani, Sabtu 16
Juni 2012 lalu. Prosesi pemakaman Mako dijaga ketat aparat gabungan TNI dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia selama dua hari di mata jalan masuk Jalan
Pos 7 Sentani. [3]
Respon Pemerintah
dan Lembaga-lembaga
Presiden Indonesia
Susilo Bambang Yudhoyono mengakui bahwa pasukan keamanan Indonesia telah
bereaksi berlebihan pada waktu itu tapi juga menyebutkan bahwa serangan itu
"dalam skala kecil dengan korban yang terbatas."
Dalam sebuah
pernyataan resmi, Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan bahwa Mako tewas
setelah ia meraih senjata dari polisi berusaha menangkapnya dan melarikan diri,
sementara juga menambahkan penyelidikan yang mengungkapkan bahwa Tabuni
memiliki pistol dengan peluru 18. Dia ingin untuk "menyebabkan kerusuhan
di provinsi", menurut polisi Papua Mayor Jendral Bigman Lumban Tobing.
Perwakilan dari
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, yang mewawancarai saksi
mata, menyatakan bahwa Tabuni tiba-tiba dan tak terduga ditembak mati oleh
penembak ununiformed saat berjalan sendirian di dekat sebuah kompleks
perumahan. Setelah kematian Tabuni, sekelompok besar marah pengunjuk rasa
mengamuk di Jayapura, banyak dari mereka membawa parang dan panah.
Toko ditutup
selama kerusuhan massa, dan banyak warga yang takut untuk meninggalkan rumah
mereka. Tapi seperti kemarahan memburuk, para pemimpin suku dan kemandirian
dari mendesak pengikutnya untuk mempertahankan disiplin, takut bahwa reaksi
kekerasan akan memberikan polisi Indonesia pembenaran yang mereka butuhkan
untuk menghancurkan gerakan kemerdekaan.
Tahanan politik
Selpius Bobii mengatakan, "Pembunuhan Tabuni adalah bagian dari skenario
untuk menghancurkan komitmen perjuangan Papua dengan jalan damai dan mendorong
orang Papua terhadap kekerasan. Jadi mari kita mengendalikan diri kita sendiri.
Jangan terjebak dalam skenario ini yang hanya akan melemahkan perjuangan damai
kami yang sekarang adalah bergema di seluruh negara kita dan hingga PBB."
KontraS juga
menilai tuduhan sebagai tersangka penembankan WN Jerman kepada Mako Tabuni
terlalu dini, dan dinilai sebagai klaim sepihak polisi yang justru akan merusak
citra Jakarta di mata warga Papua.
"Peristiwa
penembakan Mako Tabuni yang kemarin ini ada tiga mobil yang mendekati Mako
Tabuni dan langsung ditembak, Mako Tabuni keluar dan ditembak. Jadi pada saat
itu Mako Tabuni dianggap pelaku pembunuhan misterius, ternyata hasil
investigasi mengatakan tidak," jelas Koordinator Eksekutif KontraS, Haris
Azhar di Talk Show DPD RI dengan tema Perspektif Indonesia: Papua Semakin
Membara di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (15/6).
Menurut keterangan
masyarakat setempat, dari ketiga mobil yang mendekati Mako Tabuni itu keluar
orang dengan berpakaikan sipil dan menembaki Mako. Polisi datang satu jam
setelah penembakan itu dan mengatakan ini pembunuhan misterius.
"Ternyata,
polisi tidak mendapat keterangan dari masyarakat setempat, bahwa berarti nggak
ada tindakan penegakan hukum saat itu. Ini ada klaim sepihak dari polisi
tentang siapa yang jadi pelaku. Tiba-tiba langsung mengeksekusi (itu pembunuhan
misterius)," imbuhnya.
Haris menilai
profil Mako Tabuni sengaja dibuat begitu buruk, dibilang memiliki senjata.
"Tetapi polisi mengatakan itu setelah jenazah ada di RS Bhayangkara. Saya
khawatir ini memperburuk citra pemerintah Jakarta dengan masyarakat
Papua," jelasnya. [4]
Sang Motivasi dan
Inspirasi Perjuangan
Musa Mako Tabuni
menjadi jalan dan tokoh kasismatik perjuangan pergerakan bangsa Papua dalam
perjuangan memperebut kesamaan hak dan pembebasan bangsa Papua.
Perjuangan yang
tak kenal lelah dan pantang mundur membuatnya tidak luput dari keputusan dan
prinsip yang dipegangnya dalam perjuangan secara damai.
Perjuangan secara
damai menjadi perjuangan dalam hidupnya sejak dia membentuk organisasi
pergerakan besar yang sekarang disebut sebagai KNPB. KNPB sekarang menjadi
suatu organisasi besar yang tersebar di seluruh Papua dan wilayah-wilayah di
seluruh tanah air Papua.
Sang motivasi dan inspirasi bagi bangsa Papua membuat lahirnya regenerasi perjuangan dalam meperjuangkan ideologi bangsa Papua. Orasi yang berapi-api yang selalu dikeluarkan olehnya dalam setiap aksi dan demonstrasi damai di seluruh tanah Papua membuat penerus bangsa tak luput untuk berjuang. Sang motivasi untuk kaum muda Papua untuk terus belajar dan berjuang demi tercapainya Papua tanah damai dan bebas dari penjajahan NKRI.
Sang motivasi dan inspirasi bagi bangsa Papua membuat lahirnya regenerasi perjuangan dalam meperjuangkan ideologi bangsa Papua. Orasi yang berapi-api yang selalu dikeluarkan olehnya dalam setiap aksi dan demonstrasi damai di seluruh tanah Papua membuat penerus bangsa tak luput untuk berjuang. Sang motivasi untuk kaum muda Papua untuk terus belajar dan berjuang demi tercapainya Papua tanah damai dan bebas dari penjajahan NKRI.
Sang inspiraror membuat banyak sekali lahir pejuang-pejuang muda dalam rongga pergerakan-pergerakan bangsa Papua dari berbagai dimensi dalam perjuangan. Ideologi yang tidak akan pernah hilang dan luput dari pergerakan nasional bangsa Papua Barat memegang erat tali perjuangan bangsa hingga menang dan merdeka.
Daftar Bacaan:
[1]
http://lovepapuablog.blogspot.com/2013/11/mako-tabuni.html (Tokoh: Mako Tabuni)
[2]
http://nkribiadap.blogspot.com/2012/06/kronologis-pembunuhan-mako-tabuni-oleh.html(KRONOLOGIS
PEMBUNUHAN MAKO TABUNI OLEH OT MILITER NKRI).
[3]
http://en.wikipedia.org/wiki/Mako_Tabuni (Mako Tabuni, From Wikipedia, the free
encyclopedia).
[4]
http://www.itoday.co.id/politik/tewasnya-mako-tabuni-perburuk-citra-jakarta
(Tewasnya Mako Tabuni Perburuk Citra Jakarta).
0 komentar:
Posting Komentar