Korban penembakan brutal di Lapangan Karel Gobai, Enarotali, Paniai (Foto: Ist) |
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com --- Institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak usah berspekulasi di media massa, apalagi mengelak dan menuding pihak lain sebagai pelaku, dalam insiden penembakan di Enarotali, Paniai, Senin (8/12/2014).
“Bukan komentar di media dengan nada ancaman, tetapi kasus
penembakan itu harus segera diungkap, siapa pelakunya, peluru milik siapa, kan
minggu lalu ada tim investigasi, dari TNI maupun Polri. Harap itu diungkap ke
publik,” ujar Anggota DPRP, Ruben Magai, kepada suarapapua.com, Senin (22/12/2014).
Ruben mengemukakan hal ini menanggapi ancaman dari Kapolda
Papua, Irjen (Pol) Drs. Yotje Mende yang hendak menggugat Ketua DPRP terpilih,
Yunus Wonda, terkait desakan untuk mengungkap pelaku penembakan warga sipil di
Paniai. (Baca: Aparat TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga Sipil di Kabupaten Paniai)
Yunus Wonda, sebagaimana dilansir media massa beberapa
hari lalu, menanggapi ancaman Kapolda, mengaku tak gentar karena suara wakil
rakyat lebih pada mengingatkan tugas kepolisian menyelidiki dan mengungkap
kasus penembakan tersebut.
Menurut Yunus, komentarnya tidak bermaksud menyudutkan
institusi Polri ataupun TNI. Tetapi hendak mengingatkan bahwa senjata sebagai
alat negara tidak disalahgunakan oknum anggota di lapangan, apalagi sampai
menembak orang tanpa alasan jelas.
Ruben berpendapat, Kapolda Papua seharusnya tidak
kebakaran jenggot dengan pernyataan Ketua DPRP.
“Ini kejadiannya sudah dua minggu lalu, kapan mau
diungkap? Kita semua, tidak hanya keluarga korban, sedang tunggu hasil
investigasinya. Apa hasil dari Polri dan TNI, perlu disampaikan. Sudah jelas
pada saat kejadian di lapangan, banyak peluru berhamburan,” tuturnya.
Kehadiran aparat keamanan, kata Ruben, mestinya melindungi
rakyat, bukan justru melakukan tindakan melanggar hukum, seperti menganiaya
atau bahkan membunuh dengan alat negara. (Baca: Pdt. Rumbino: Senjata Jangan Dipakai Sembarangan Tembak
Rakyat)
“Peluru dalam tubuh lima warga di Enarotali yang tewas
tertembak itu pelurunya Polri atau TNI, itu yang harus diungkap segera. Dari
situ kan jelas nanti siapa pelakunya dan pelaku harus dihukum, tidak boleh
tidak,” ujarnya dengan tegas.
Menuding TPNPB/OPM sebagai pelaku dalam insiden berdarah
di Lapangan Karel Gobai Enarotali, Senin (8/12/2014), menurut ketua sinode
Gereja Kingmi di Tanah Papua, Dr. Benny Giay, harus dibuktikan dengan fakta.
Giay memaparkan data yang diterima, puluhan warga sipil
ditembak dengan senjata di Lapangan Karel Gobai, bukan di Togokotu. Lapangan
ini terletak di depan tiga kantor: Koramil, Polsek dan Kantor Distrik Paniai
Timur.
Penembakan brutal di hari itu menewaskan lima orang, dan
puluhan lainnya menderita luka serius. (Baca: Lagi, Satu Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri; Korban Jadi Lima Orang)
Tangisan umat Allah di Paniai, kata Giay, merupakan duka
mendalam orang Papua. Apalagi jelang Natal, yang mestinya sedang bersukacita
menyambut hari kelahiran Yesus.
“Kejadian ini sangat menyakitkan kami orang Papua, apalagi
terjadi di bulan suci umat Kristiani,” kata Giay. (Baca: Forum Pimpinan Gereja Papua Kecam Pembantaian 5 Warga Sipil di Paniai)
Ditekankan, tuntutan semua pihak adalah usut tuntas
insiden berdarah di Paniai. Institusi keamanan, lembaga negara dibawah
kepemimpinan Jokowi-JK, harus dapat mengungkap kasus penembakan tersebut.
MARY
Sumber: Suara Papua
0 komentar:
Posting Komentar