Pulau Papua (Ist) |
Abepura,
Jubi – Warga asli Papua yang berdomisili di wilayah Keerom mengaku kehadiran
kelompok yang menamakan diri Kelaurga Nusantara menjadi ancaman kerukunan hidup
warga di Keerom. Keluarga Nusantara ini mengancam orang Papua yang berdomisili di
Keerom setiap kali ada masalah dengan orang asli Papua.
“Orang-orang yang datang ini lama-lama ancam kami kecuali orang dari
NTT dan Maluku. Mereka yang lain ada kelompok Keluarga Nusantara. Kelompok ini
dibawa Barisan Merah Putih. Kalau ada masalah dengan orang Papua, mereka turun
ancam orang Papua,” ungkap Hubertus Kwambre, Ketua Forum Kewaspadaan Dini,
Kabupaten Keerom, Papua, kepada Jubi, Kamis (6/11).
Kwambre mencontohkan beberapa peristiwa. Ia mencontohkan pasca
peritiwa pembunuhan ibu hamil atas nama Catur Widiastuty pada 6 September lalu.
Kelompok Nusantara ini datang mengancam dan membakar 21 rumah warga Papua.
“Peristiwa Arso Satu itu peristiwa yang ke sembilan,”katanya.
Pembakaran rumah kelompok Nusantara ini dibenarkan Pastor Ronny
Guntur, Dekan Dekenat Keerom, Gereja Katolik Keuskupan Jayapura. “Kelompok yang
menamakan diri keluarga Nusantara datang minta pelaku ke polisi. Polisi tidak
penuhi kehendak warga, lalu melampiaskan ke rumah warga,” ujarnya sebagaimana
yang dilangsir Jubi sebelumnya.
Pembakaran itu berjalan nomal, tanpa ada perlawanan warga pemilik
rumah lantaran pihak keamanan bersama warga nusantara mengancam. “Pihak aparat
menjaganya dengan senjata, masyarakat yang mau melawan diancam ditembak.
Masyarakat hanya menonton rumahnya di bakar,”ungkap Alue warga kota Arso,
kepada Jubi dua bulan lalu.
Kwambre menilai kelompok ini nampak menjadi satu kekuatan sipil
dengan dua kentingan. Kepentingan warga sipil bersama pemerintah Indonesia mempertahakan wilayah Papua dari ancaman disintegrasi namun ini juga bagian
dari penghabisan orang Papua. “Saya lihat ini ada upaya mempertahankan Papua
dari NKRI dan untuk membantai orang Papua,”ungkapnya serius. (Benny Mawel)
Sumber: http:tabloidjubi.com
0 komentar:
Posting Komentar