LAPORAN WARGA TAMBRAUW, 106 ORANG MENGUNGSI KE HUTAN
West Papua - 08 Desember 2024, 13:58WP
SORONG, SWP — Sedikitnya 106 warga sipil dari kampung Banfot, distrik Fef dan kampung Bamuswaiman, distrik Bamusbama, kabupaten Tambrauw, provinsi Papua Barat Daya, dilaporkan telah mengungsi pasca penembakan dan pembakaran kantor distrik Bamusbama.
Dalam laporan warga kabupaten Tambrauw yang diterima Suara Papua pada 7 Desember 2024, pasca kontak tembak yang terjadi 27 November 2024 antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XXXII RuMana dan Satuan Tugas (Satgas) BKO Brimob Polres Tambrauw serta pembakaran kantor distrik Bamusbama pada 1 Desember 2024 mengakibatkan operasi militer gabungan semakin meningkat, yang terus dilakukan di wilayah ibukota distrik Bamusbama menyebabkan warga sipil dari dua kampung mengungsi.
Masih dalam laporan yang sama, warga mengaku sangat ketakutan sebab aktivitas militer dan kontak senjata menciptakan rasa takut yang mendalam di kalangan warga sipil.
Selain itu, warga juga menyebutkan tidak ada upaya untuk melindungi warga sipil yang terdampak konflik baik dari pihak pemerintah dan pihak pembela Hak Asasi Manusia (HAM).
Sejumlah warga sipil kabupaten Tambrauw yang mengungsi pasca kontak tembak di distrik Bamusbama, 27 November 2024 lalu. (Supplied for Suara Papua)
Lanjut warga dalam laporan itu, hingga kini belum ada bantuan kemanusiaan yang diberikan kepada pengungsi, termasuk makanan, air bersih, obat-obatan, ataupun tempat berlindung.
Bersihkan Pembuluh Darah dalam 3 Hari, Lupakan Hipertensi!
Jika Pakai Trik Ini, Parasit akan Keluar dari Tubuh!
Ingin Hidup sampai 100 Tahun? Bersihkan Arteri Anda!
Berikut data korban warga sipil yang mengungsi menurut laporan masyarakat:
Kampung Banfot, distrik Fef
Korban cacat fisik: 1 orang
Janda: 2 orang
Anak-anak: 8 orang
Laki-laki dewasa: 7 orang
Perempuan dewasa: 4 orang
Kampung Bamuswaiman, distrik Bamusbama,
Orang buta: 2 orang
Korban cacat fisik: 3 orang
Ibu hamil: 1 orang
Anak kecil: 40 orang.
Laki-laki dewasa: 30 orang
Perempuan dewasa (ibu-ibu): 30 orang
Berdasarkan laporan itu, warga kabupaten Tambrauw yang mengungsi meminta kepada semua pihak untuk:
Pertama, mendorong pihak berwenang dan organisasi kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah konflik ke tempat yang lebih aman.
Kedua, mendesak distribusi bantuan darurat berupa makanan dan air bersih.
Ketiga, membutuhkan obat-obatan dan layanan medis.
Keempat, membutuhkan selimut, pakaian, dan perlengkapan dasar lainnya.
Kelima, memastikan penghormatan terhadap hak-hak warga sipil.
Keenam, memfasilitasi akses organisasi independen untuk memantau situasi di lapangan.
Ketujuh, menginisiasi dialog antara pihak yang terlibat untuk menghentikan tindak kekerasan.
Kedelapan, mendorong investigasi transparan atas operasi militer dan dampaknya pada warga sipil.
0 komentar:
Posting Komentar