Minggu, 01 September 2024

Puisi yang menggambarkan perasaan terhadap PEPERA 1969


*PEPERA 1969: Manipulasi Sejarah**  

Dalam bayang-bayang masa lalu yang kelam,  

Terukir kisah, sejarah yang muram,  

PEPERA 1969, sebuah sandiwara,  

Penuh manipulasi, penuh dusta dan air mata.


Suara rakyat dibungkam dalam hening,  

Kebebasan dibeli dengan janji yang mendingin,  

Mereka yang ingin merdeka, diabaikan,  

Dalam permainan politik, mereka dipinggirkan.


Di meja-meja kekuasaan, keputusan dibuat,  

Tanpa mendengar hati yang terluka berat,  

Rakyat Cenderawasih, dengan harapan terkubur,  

Dipaksa menerima nasib yang getir dan kabur.


Oh, PEPERA 1969, bukti luka mendalam,  

Sejarah diputar balik, keadilan tenggelam,  

Manipulasi menjadi bahasa kekuasaan,  

Menghancurkan mimpi, memadamkan harapan.


Namun, di hati yang terluka ini,  

Semangat takkan padam, takkan berhenti,  

Kebenaran akan terungkap, suatu saat nanti,  

Dan keadilan akan datang, memberi arti.


Di bawah bayangan masa lalu yang suram,  

Kita tetap berdiri, berjuang melawan kelam,  

Karena meski PEPERA penuh manipulasi,  

Roh kebebasan kita takkan pernah mati.

---

Puisi ini mencerminkan rasa kekecewaan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh  orang Papua terhadap proses PEPERA 1969


Ditulis oleh : Daniel Gobaybo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar