Suara Wiyaimana Papua, Tiga Orang DPO Bukan Anggota KNPB, Polisi Menyebut Angota KNPB Jayapura Itu Fitnah. 3 orang daftar pancarian DPO ini menurut kepolisian semuanya anggota KNPB jayapura adalah fitnah.
Tiga orang ini bukan anggota knpb, mereka ini kami tidak tau dan bukan anggota kami.
Kemudian kami juga menyampaikan kepada publik bahwa mereka yang dpo ini tidak terdaftar sebagai anggota knpb.
Selain intu kami perlu luruskan disini bahwah dalam mekanisme organisasi tidak ada namanya knpb Jayapura namun yang ada adalah KNPB Wilayah Numbay tidak ada knpb jayapura.
Selain intu kami perlu luruskan disini bahwah dalam mekanisme organisasi tidak ada namanya knpb Jayapura namun yang ada adalah KNPB Wilayah Numbay tidak ada knpb jayapura.
Polisi perlu kelarifikasi ke
buplik atas pembohongan ini, karena 3 orang ini bukan anggota knpb.
Polisi silakan mencari mereka dan menagkap mereka agar mereka
mempertanggung jawabkan secara hukum.
Kepolisian menyebutkan bahwa 3 orang ini anggota knpb ini fitnah dan pembohongan publik, dalam daftar keanggotan kami tiga orang ini tidak terdaftar sebagai anggota.
Kepolisian menyebutkan bahwa 3 orang ini anggota knpb ini fitnah dan pembohongan publik, dalam daftar keanggotan kami tiga orang ini tidak terdaftar sebagai anggota.
Polisi silakan tangkap mereka dan langsung tanyakan kepada mereka apakah mereka tiga anggota knpb atau bukan.
Kami sudah cek status mereka kepada KNPB Wilayah Sentani dan Knpb Wilayah Numbay tetapi mereka mengatakan bukan anggota mereka.
Oleh karena itu kami sampaikan kepada kepolisian dan kepada publik
papua khusus kota Jayapura bahwa, 3 orang yang menjadi daftar pencarian
orang (DPO) itu bukan anggota knpb.
BPP KNPB Pusat.
BPP KNPB Pusat.
Ones N. Suhuniap
Port Numbay, Tabloid
WANI -- Upaya kolonial Indonesia untuk menghambat dan menggagalkan
agenda perjuangan "Papua Merdeka" yang saat ini sedang eksis di dunia
internasional masih terus berlanjut.
Perkembangan situasi terakhir di Jayapura dan seluruh wilayah Papua
sangat memprihatinkan.
Minggu kemarin (15 Mei 2017), kolonial Indonesia memakai para pimpinan
gereja di Papua melalui Persekutuan Gereje-Gereja di Papua (PGGP) telah
melakukan aksi demo di Jayapura. Aksi tersebut dipimpin langsung oleh
uskup keuskupan Jayapura Mgr. Leo Laba Ladjar, O.F.M yang juga selaku
Ketua umum Persekutuan Gereje-Gereja di Papua.
Baca ini: (Buchtar Tabuni: Uskup Papua dan Ahok Siapkan Tempat di Luar
Papua untuk Menampung Massa PGGP)
Dalam aksinya mereka mendukung agar keutuhan NKRI dapat dijaga, merawat
Pancasila dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan seterusnya. Selain aksi
demo PGGP, beberapa kota besar di Papua, warga diajak oleh pihak
tertentu yang dipasang oleh kolonial Indonesia untuk melakukan aksi
menyalakan lilin pada malam hari.
Hal yang sama juga terus berlanjut. Tidak lama kemudian, setelah lima
hari aksi demonstrasi oleh PGGP, pada hari Sabtu (20 Mei 2017) telah
terjadi pembunuhan oleh OTK (Kolonial Indonesia) di perumnas II Waena
Jayapura, hingga menewaskan lima orang Papua yang tak bersalah.
Hal ini terlihat sangat jelas, bahwa ketika agenda perjuangan "Papua
Merdeka" makin eksis diatas awan, kolonial Indonesia sudah mulai
kehilangan akal sehat untuk untuk menghalanginya.
Perkembangan kemajuan lobi politik perjuangan Papua Merdeka yang sedang
diperjuangan oleh eksekutif The United Liberation Movement for West
Papua (ULMWP) saat ini telah pada tingkat Komite 24 PBB atau
(Dekolonisasi). Dengan demikian, maka beberapa waktu yang lalu, Dewan
Komite ULMWP menghimbau kepada seluruh rakyat West Papua diseluruh
wilayah West New Guinea untuk dapat mengetahuinya. Baca link postingan
berikut ini:
Baca ini: (Perlu dan Pentingnya Dewan Komite ULMWP Umumkan Perkembangan
Papua Merdeka di Tingkat Internasional)
Pasca Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. Joko Widodo
Pengalihan isu dan perhatian rakyat West Papua terkait Papua Merdeka
juga terjadi sebelum aksi demo PGGP dan peristiwa pembunuhan di Perumnas
II Waena. Hal tersebut terjadi melalui kunjungan Presiden Republik
Indonesia (RI) Ir. Joko Widodo ke Papua pada (10 Mei 2017).
Kunjungan Presiden RI ini berbarengan dengan laporan Universal Periodic
Review (UPR) Dewan HAM PBB, serta keberhasilan diplomasi eksekutif ULMWP
di tingkat dunia Internasional dan sampai pada berhasilnya melucurkan
International Supervised Vote for West Papua di gedung Parlemen kerajaan
Inggris, pada 3 Mei 2015 di United Kingdom (UK).
Kepanikan Indonesia terlihat sangat jelas. Ketika rakyat West Papua
sedang memfokuskan dirinya pada agenda Hak Penentuan Nasib Sendiri atau
(Self Determinations), tiba-tiba kolonial Indonesia mengalihkan fokus
rakyat West Papua dengan dengan berbagai cara.
Menyikapi hal tersebut di atas dan guna menghindari hal-hal yang tidak
kita inginkan bersama, maka Dewan Komite ULMWP, @BUCHTAR TABUNI melalui
akun halaman Facebook resminya menghimbau kepada seluruh rakyat bangsa
Papua agar:
Tidak terprovokasi dengan insiden pembunuhan berantai yang akan
memicu konflik horizontal (antar suku, Papua non Papua) yang dengan
sengaja di skenariokan untuk mengalihkan fokus perjuangan bangsa Papua
yang murni.
Rakyat bangsa Papua, tetap fokus pada agenda Hak Penentuan Nasib
Sendiri yg kini sudah mendapatkan dukungan dari dunia Internasional.
Rakyat bangsa Papua berkewajiban untuk saling mengingatkan sesama
orang Papua agar menghindari minum minuman beralkohol dan keluar malam.
Rakyat bangsa Papua wajib ciptakan siskamling dalam lingkungan
masing-masing agar tidak menjadi korban dari para pelaku kejahatan.
Kepolisian Polda Papua segera hentikan kebiasaan main hakim sendiri
dan menghilangkan nyawa manusia tanpa melalui proses pengadilan kepada
setiap warga yang di duga bersalah.
Demikian penyampaian dari Dewan Komite ULMWP, Buchtar Tabuni menyikapi
insiden pembunuhan berantai di tanah air West Papua.
Berikut ini postingan Buchtar Tabuni di akun halaman Facebook resminya.
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2017/05/himbauan-ulmwp-kepada-rakyat-west-papua-terkait-situasi-terkini-di-jayapura-papua.html#.WSLOQIuIdmc.facebook
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2017/05/himbauan-ulmwp-kepada-rakyat-west-papua-terkait-situasi-terkini-di-jayapura-papua.html#.WSLOQIuIdmc.facebook
Port Numbay, Tabloid
WANI -- Upaya kolonial Indonesia untuk menghambat dan menggagalkan
agenda perjuangan "Papua Merdeka" yang saat ini sedang eksis di dunia
internasional masih terus berlanjut.
Perkembangan situasi terakhir di Jayapura dan seluruh wilayah Papua
sangat memprihatinkan.
Minggu kemarin (15 Mei 2017), kolonial Indonesia memakai para pimpinan
gereja di Papua melalui Persekutuan Gereje-Gereja di Papua (PGGP) telah
melakukan aksi demo di Jayapura. Aksi tersebut dipimpin langsung oleh
uskup keuskupan Jayapura Mgr. Leo Laba Ladjar, O.F.M yang juga selaku
Ketua umum Persekutuan Gereje-Gereja di Papua.
Baca ini: (Buchtar Tabuni: Uskup Papua dan Ahok Siapkan Tempat di Luar
Papua untuk Menampung Massa PGGP)
Dalam aksinya mereka mendukung agar keutuhan NKRI dapat dijaga, merawat
Pancasila dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan seterusnya. Selain aksi
demo PGGP, beberapa kota besar di Papua, warga diajak oleh pihak
tertentu yang dipasang oleh kolonial Indonesia untuk melakukan aksi
menyalakan lilin pada malam hari.
Hal yang sama juga terus berlanjut. Tidak lama kemudian, setelah lima
hari aksi demonstrasi oleh PGGP, pada hari Sabtu (20 Mei 2017) telah
terjadi pembunuhan oleh OTK (Kolonial Indonesia) di perumnas II Waena
Jayapura, hingga menewaskan lima orang Papua yang tak bersalah.
Hal ini terlihat sangat jelas, bahwa ketika agenda perjuangan "Papua
Merdeka" makin eksis diatas awan, kolonial Indonesia sudah mulai
kehilangan akal sehat untuk untuk menghalanginya.
Perkembangan kemajuan lobi politik perjuangan Papua Merdeka yang sedang
diperjuangan oleh eksekutif The United Liberation Movement for West
Papua (ULMWP) saat ini telah pada tingkat Komite 24 PBB atau
(Dekolonisasi). Dengan demikian, maka beberapa waktu yang lalu, Dewan
Komite ULMWP menghimbau kepada seluruh rakyat West Papua diseluruh
wilayah West New Guinea untuk dapat mengetahuinya. Baca link postingan
berikut ini:
Baca ini: (Perlu dan Pentingnya Dewan Komite ULMWP Umumkan Perkembangan
Papua Merdeka di Tingkat Internasional)
Pasca Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. Joko Widodo
Pengalihan isu dan perhatian rakyat West Papua terkait Papua Merdeka
juga terjadi sebelum aksi demo PGGP dan peristiwa pembunuhan di Perumnas
II Waena. Hal tersebut terjadi melalui kunjungan Presiden Republik
Indonesia (RI) Ir. Joko Widodo ke Papua pada (10 Mei 2017).
Kunjungan Presiden RI ini berbarengan dengan laporan Universal Periodic
Review (UPR) Dewan HAM PBB, serta keberhasilan diplomasi eksekutif ULMWP
di tingkat dunia Internasional dan sampai pada berhasilnya melucurkan
International Supervised Vote for West Papua di gedung Parlemen kerajaan
Inggris, pada 3 Mei 2015 di United Kingdom (UK).
Kepanikan Indonesia terlihat sangat jelas. Ketika rakyat West Papua
sedang memfokuskan dirinya pada agenda Hak Penentuan Nasib Sendiri atau
(Self Determinations), tiba-tiba kolonial Indonesia mengalihkan fokus
rakyat West Papua dengan dengan berbagai cara.
Menyikapi hal tersebut di atas dan guna menghindari hal-hal yang tidak
kita inginkan bersama, maka Dewan Komite ULMWP, @BUCHTAR TABUNI melalui
akun halaman Facebook resminya menghimbau kepada seluruh rakyat bangsa
Papua agar:
Tidak terprovokasi dengan insiden pembunuhan berantai yang akan
memicu konflik horizontal (antar suku, Papua non Papua) yang dengan
sengaja di skenariokan untuk mengalihkan fokus perjuangan bangsa Papua
yang murni.
Rakyat bangsa Papua, tetap fokus pada agenda Hak Penentuan Nasib
Sendiri yg kini sudah mendapatkan dukungan dari dunia Internasional.
Rakyat bangsa Papua berkewajiban untuk saling mengingatkan sesama
orang Papua agar menghindari minum minuman beralkohol dan keluar malam.
Rakyat bangsa Papua wajib ciptakan siskamling dalam lingkungan
masing-masing agar tidak menjadi korban dari para pelaku kejahatan.
Kepolisian Polda Papua segera hentikan kebiasaan main hakim sendiri
dan menghilangkan nyawa manusia tanpa melalui proses pengadilan kepada
setiap warga yang di duga bersalah.
Demikian penyampaian dari Dewan Komite ULMWP, Buchtar Tabuni menyikapi
insiden pembunuhan berantai di tanah air West Papua.
Berikut ini postingan Buchtar Tabuni di akun halaman Facebook resminya.
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2017/05/himbauan-ulmwp-kepada-rakyat-west-papua-terkait-situasi-terkini-di-jayapura-papua.html#.WSLOQIuIdmc.facebook
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2017/05/himbauan-ulmwp-kepada-rakyat-west-papua-terkait-situasi-terkini-di-jayapura-papua.html#.WSLOQIuIdmc.facebook
Port Numbay, Tabloid
WANI -- Upaya kolonial Indonesia untuk menghambat dan menggagalkan
agenda perjuangan "Papua Merdeka" yang saat ini sedang eksis di dunia
internasional masih terus berlanjut.
Perkembangan situasi terakhir di Jayapura dan seluruh wilayah Papua
sangat memprihatinkan.
Minggu kemarin (15 Mei 2017), kolonial Indonesia memakai para pimpinan
gereja di Papua melalui Persekutuan Gereje-Gereja di Papua (PGGP) telah
melakukan aksi demo di Jayapura. Aksi tersebut dipimpin langsung oleh
uskup keuskupan Jayapura Mgr. Leo Laba Ladjar, O.F.M yang juga selaku
Ketua umum Persekutuan Gereje-Gereja di Papua.
Baca ini: (Buchtar Tabuni: Uskup Papua dan Ahok Siapkan Tempat di Luar
Papua untuk Menampung Massa PGGP)
Dalam aksinya mereka mendukung agar keutuhan NKRI dapat dijaga, merawat
Pancasila dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan seterusnya. Selain aksi
demo PGGP, beberapa kota besar di Papua, warga diajak oleh pihak
tertentu yang dipasang oleh kolonial Indonesia untuk melakukan aksi
menyalakan lilin pada malam hari.
Hal yang sama juga terus berlanjut. Tidak lama kemudian, setelah lima
hari aksi demonstrasi oleh PGGP, pada hari Sabtu (20 Mei 2017) telah
terjadi pembunuhan oleh OTK (Kolonial Indonesia) di perumnas II Waena
Jayapura, hingga menewaskan lima orang Papua yang tak bersalah.
Hal ini terlihat sangat jelas, bahwa ketika agenda perjuangan "Papua
Merdeka" makin eksis diatas awan, kolonial Indonesia sudah mulai
kehilangan akal sehat untuk untuk menghalanginya.
Perkembangan kemajuan lobi politik perjuangan Papua Merdeka yang sedang
diperjuangan oleh eksekutif The United Liberation Movement for West
Papua (ULMWP) saat ini telah pada tingkat Komite 24 PBB atau
(Dekolonisasi). Dengan demikian, maka beberapa waktu yang lalu, Dewan
Komite ULMWP menghimbau kepada seluruh rakyat West Papua diseluruh
wilayah West New Guinea untuk dapat mengetahuinya. Baca link postingan
berikut ini:
Baca ini: (Perlu dan Pentingnya Dewan Komite ULMWP Umumkan Perkembangan
Papua Merdeka di Tingkat Internasional)
Pasca Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. Joko Widodo
Pengalihan isu dan perhatian rakyat West Papua terkait Papua Merdeka
juga terjadi sebelum aksi demo PGGP dan peristiwa pembunuhan di Perumnas
II Waena. Hal tersebut terjadi melalui kunjungan Presiden Republik
Indonesia (RI) Ir. Joko Widodo ke Papua pada (10 Mei 2017).
Kunjungan Presiden RI ini berbarengan dengan laporan Universal Periodic
Review (UPR) Dewan HAM PBB, serta keberhasilan diplomasi eksekutif ULMWP
di tingkat dunia Internasional dan sampai pada berhasilnya melucurkan
International Supervised Vote for West Papua di gedung Parlemen kerajaan
Inggris, pada 3 Mei 2015 di United Kingdom (UK).
Kepanikan Indonesia terlihat sangat jelas. Ketika rakyat West Papua
sedang memfokuskan dirinya pada agenda Hak Penentuan Nasib Sendiri atau
(Self Determinations), tiba-tiba kolonial Indonesia mengalihkan fokus
rakyat West Papua dengan dengan berbagai cara.
Menyikapi hal tersebut di atas dan guna menghindari hal-hal yang tidak
kita inginkan bersama, maka Dewan Komite ULMWP, @BUCHTAR TABUNI melalui
akun halaman Facebook resminya menghimbau kepada seluruh rakyat bangsa
Papua agar:
Tidak terprovokasi dengan insiden pembunuhan berantai yang akan
memicu konflik horizontal (antar suku, Papua non Papua) yang dengan
sengaja di skenariokan untuk mengalihkan fokus perjuangan bangsa Papua
yang murni.
Rakyat bangsa Papua, tetap fokus pada agenda Hak Penentuan Nasib
Sendiri yg kini sudah mendapatkan dukungan dari dunia Internasional.
Rakyat bangsa Papua berkewajiban untuk saling mengingatkan sesama
orang Papua agar menghindari minum minuman beralkohol dan keluar malam.
Rakyat bangsa Papua wajib ciptakan siskamling dalam lingkungan
masing-masing agar tidak menjadi korban dari para pelaku kejahatan.
Kepolisian Polda Papua segera hentikan kebiasaan main hakim sendiri
dan menghilangkan nyawa manusia tanpa melalui proses pengadilan kepada
setiap warga yang di duga bersalah.
Demikian penyampaian dari Dewan Komite ULMWP, Buchtar Tabuni menyikapi
insiden pembunuhan berantai di tanah air West Papua.
Berikut ini postingan Buchtar Tabuni di akun halaman Facebook resminya.
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2017/05/himbauan-ulmwp-kepada-rakyat-west-papua-terkait-situasi-terkini-di-jayapura-papua.html#.WSLOQIuIdmc.facebook
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2017/05/himbauan-ulmwp-kepada-rakyat-west-papua-terkait-situasi-terkini-di-jayapura-papua.html#.WSLOQIuIdmc.facebook
Port Numbay, Tabloid
WANI -- Upaya kolonial Indonesia untuk menghambat dan menggagalkan
agenda perjuangan "Papua Merdeka" yang saat ini sedang eksis di dunia
internasional masih terus berlanjut.
Perkembangan situasi terakhir di Jayapura dan seluruh wilayah Papua
sangat memprihatinkan.
Minggu kemarin (15 Mei 2017), kolonial Indonesia memakai para pimpinan
gereja di Papua melalui Persekutuan Gereje-Gereja di Papua (PGGP) telah
melakukan aksi demo di Jayapura. Aksi tersebut dipimpin langsung oleh
uskup keuskupan Jayapura Mgr. Leo Laba Ladjar, O.F.M yang juga selaku
Ketua umum Persekutuan Gereje-Gereja di Papua.
Baca ini: (Buchtar Tabuni: Uskup Papua dan Ahok Siapkan Tempat di Luar
Papua untuk Menampung Massa PGGP)
Dalam aksinya mereka mendukung agar keutuhan NKRI dapat dijaga, merawat
Pancasila dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika dan seterusnya. Selain aksi
demo PGGP, beberapa kota besar di Papua, warga diajak oleh pihak
tertentu yang dipasang oleh kolonial Indonesia untuk melakukan aksi
menyalakan lilin pada malam hari.
Hal yang sama juga terus berlanjut. Tidak lama kemudian, setelah lima
hari aksi demonstrasi oleh PGGP, pada hari Sabtu (20 Mei 2017) telah
terjadi pembunuhan oleh OTK (Kolonial Indonesia) di perumnas II Waena
Jayapura, hingga menewaskan lima orang Papua yang tak bersalah.
Hal ini terlihat sangat jelas, bahwa ketika agenda perjuangan "Papua
Merdeka" makin eksis diatas awan, kolonial Indonesia sudah mulai
kehilangan akal sehat untuk untuk menghalanginya.
Perkembangan kemajuan lobi politik perjuangan Papua Merdeka yang sedang
diperjuangan oleh eksekutif The United Liberation Movement for West
Papua (ULMWP) saat ini telah pada tingkat Komite 24 PBB atau
(Dekolonisasi). Dengan demikian, maka beberapa waktu yang lalu, Dewan
Komite ULMWP menghimbau kepada seluruh rakyat West Papua diseluruh
wilayah West New Guinea untuk dapat mengetahuinya. Baca link postingan
berikut ini:
Baca ini: (Perlu dan Pentingnya Dewan Komite ULMWP Umumkan Perkembangan
Papua Merdeka di Tingkat Internasional)
Pasca Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. Joko Widodo
Pengalihan isu dan perhatian rakyat West Papua terkait Papua Merdeka
juga terjadi sebelum aksi demo PGGP dan peristiwa pembunuhan di Perumnas
II Waena. Hal tersebut terjadi melalui kunjungan Presiden Republik
Indonesia (RI) Ir. Joko Widodo ke Papua pada (10 Mei 2017).
Kunjungan Presiden RI ini berbarengan dengan laporan Universal Periodic
Review (UPR) Dewan HAM PBB, serta keberhasilan diplomasi eksekutif ULMWP
di tingkat dunia Internasional dan sampai pada berhasilnya melucurkan
International Supervised Vote for West Papua di gedung Parlemen kerajaan
Inggris, pada 3 Mei 2015 di United Kingdom (UK).
Kepanikan Indonesia terlihat sangat jelas. Ketika rakyat West Papua
sedang memfokuskan dirinya pada agenda Hak Penentuan Nasib Sendiri atau
(Self Determinations), tiba-tiba kolonial Indonesia mengalihkan fokus
rakyat West Papua dengan dengan berbagai cara.
Menyikapi hal tersebut di atas dan guna menghindari hal-hal yang tidak
kita inginkan bersama, maka Dewan Komite ULMWP, @BUCHTAR TABUNI melalui
akun halaman Facebook resminya menghimbau kepada seluruh rakyat bangsa
Papua agar:
Tidak terprovokasi dengan insiden pembunuhan berantai yang akan
memicu konflik horizontal (antar suku, Papua non Papua) yang dengan
sengaja di skenariokan untuk mengalihkan fokus perjuangan bangsa Papua
yang murni.
Rakyat bangsa Papua, tetap fokus pada agenda Hak Penentuan Nasib
Sendiri yg kini sudah mendapatkan dukungan dari dunia Internasional.
Rakyat bangsa Papua berkewajiban untuk saling mengingatkan sesama
orang Papua agar menghindari minum minuman beralkohol dan keluar malam.
Rakyat bangsa Papua wajib ciptakan siskamling dalam lingkungan
masing-masing agar tidak menjadi korban dari para pelaku kejahatan.
Kepolisian Polda Papua segera hentikan kebiasaan main hakim sendiri
dan menghilangkan nyawa manusia tanpa melalui proses pengadilan kepada
setiap warga yang di duga bersalah.
Demikian penyampaian dari Dewan Komite ULMWP, Buchtar Tabuni menyikapi
insiden pembunuhan berantai di tanah air West Papua.
Berikut ini postingan Buchtar Tabuni di akun halaman Facebook resminya.
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2017/05/himbauan-ulmwp-kepada-rakyat-west-papua-terkait-situasi-terkini-di-jayapura-papua.html#.WSLOQIuIdmc.facebook
Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2017/05/himbauan-ulmwp-kepada-rakyat-west-papua-terkait-situasi-terkini-di-jayapura-papua.html#.WSLOQIuIdmc.facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar