Aliansi Mahasiswa Papua saat menggelar aksi demo di depan konjend Amerika, Denpasar |
DENPASAR, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Bali menggelar aksi demontrasi di depan konsulat jendral (Konjen) Amerika Serikat di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar pada Senin (20/3/2017).
Kedatangan mereka untuk menyatakan sikap menolak keberadaan PT Freeport di tanah Papua.
Sebelum menggelar demo mereka melakukan longmarch dari parkir timur lapangan Renon Denpasar. Massa aksi terlihat mengenakan atribut khas Papua. Mereka juga membawa spanduk bertuliskan penolakan terhadap keberadaan PT Freeport di Papua.
Mereka juga membawa pamflet bertulis "Freeport wajib merehabilitasi lingkungan", "Freeport datang manusia - alam Papua hilang", "biarkan kami menentukan pilihan kami".
(Baca juga: Imigrasi: 115 Pekerja Asing Tinggalkan Freeport)
Dalam orasinya, kordinator aksi Gidion Logo mengatakan, selama 51 tahun Freeport di Papua tidak memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
"Limbah PT Freeport Dibuang sembarang, tanah kami hanucur, manusia juga hancur perlahan," ucap Gidion.
Karena itu sudah saatnya Freeport angkat kaki dari tanah Papua.
(Baca juga: Tak Hanya soal Bisnis Tambang, Freeport Dinilai Punya Segudang Dosa )
Sementara Kordinator AMP Nipson Murib dalam orasinya mengatakan, aksi mereka adalah aksi damai. Tidak ada kepentingan apapun di balik aksi ini, hanya memperjuangkan nasib rakyat dan tanah Papua.
"Saat Freeport masuk alam rusak. Kami hidup dari bercocok tanam bukan dari emas," kata Murib.
Dia menyebut, di tanah Papuan juga terjadi intimidasi pada masyarakat lokal. Hutan jadi rusak akibat eksplorasi tambang dan limbah. Aksi ini berjalan di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian yang sudah berjaga-jaga sejak pagi di depan Konjen Amerika.
Baca juga: Pemerintah dan Freeport Disebut Merampas Hak Tanah Adat Suku Amungme
Penulis : Kontributor Bali, Robinson Gamar
Editor : Erlangga Djumena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar