Pengukuhan 31 pengurus Dewan Adat Daerah (DAP) di wilayah Lapago. (Elisa/SP) |
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pimpinan United Liberation
Movement for West Papua New (ULMWP) menegaskan sikap politik dalam
perjuangannya membutuhkan dukungan seluruh rakyat alam semesta untuk
menggapai tujuan bersama.
Octovianus Mote, sekretaris
jenderal ULMWP mengatakan, dukungan rakyat dalam berbagai bentuk,
tentunya dengan doa, puasa, juga sumbangan dana untuk kemajuan
perjuangan bangsa Papua Barat.
Ia menjelaskan, dalam pertemuan
lalu wakil-wakil bangsa Papua berkumpul di Port Vila Vanuatu, meletakkan
dasar, menyerahkan Noken sesuai adat orang Melanesia dengan apa yang
bisa kita kumpulkan.
“Saat
menyerahkan noken itu, saya sudah berjanji bahwa dalam waktu dekat kami
akan kembali dengan noken yang isinya lebih banyak. Sekali lagi mulai
tahun ini, bangsa Papua sudah secara sah sudah ikut bertanggungjawab
atas urusan rumah tangga Sekretariat dan Program Kerja daripada MSG
sebagai rumah adat atau Nakamal bangsa-bangsa Melanesia,” ungkap Mote,
dikutip dari pidatonya pada kegiatan syukuran hasil kerja ULMWP tahun
2016, yang juga diterima media ini, kemarin.
Mencermati
perkembangan politik saat ini, seluruh rakyat bangsa Papua diminta
menggalang sumbangan yang selanjutnya digunakan dalam perjuangan.
“Dengan mengumpulkan uang agar kita isi dalam noken bangsa Papua dan
kita serahkan kepada Sekretariat MSG dalam waktu dekat,” pintanya.
Mote
atas nama ULMWP mengajak semua bangkit untuk tunjukkan kepada
saudara-saudara kita bahwa orang Papua tidak datang kosong. “Sekalipun
negeri kami dibawah jajahan Indonesia, kita mampu mengumpulkan dana guna
membiayai sekretariat MSG dan program kerja bangsa Papua melalui
pimpinan ULMWP sudah ikut merumuskan dalam pertemuan tahunan MSG.”
Disarankan,
sumbangan disalurkan melalui Tim Kerja ULMWP yang berada di Tanah Papua
maupun melalui bendahara ULMWP yakni Lewis Prai dan Bernarda Edowai di
Australia.
“Dukungan dana, doa dan puasa dari seluruh bangsa Papua
semakin kita butuhkan karena kemerdekaan bukan merupakan sesuatu yang
gratis, kita terima begitu saja dengan lakukan demo keliling apalagi
sekedar bicara di aneka sosial media. Ia bukan buah dari aduh pendapat
siapa yang memiliki konsep perjuangan terbaik melainkan ia merupakan
buah dari perjuangan yang serempak melalui publik Awareness, kampanye
penyiaran akan masalah Papua di seluruh dunia dan kerja-kerja lobby
secara diam ke berbagai negara di dunia,” ungkap Mote.
Kedua jalan
ini menurut dia, sama pentingnya dan perlu dilakukan secara bersamaan.
“Sekali lagi, kemajuan perjuangan sangat ditentukan oleh dukungan
gerakan doa dan puasa serta dana dari seluruh rakyat Bangsa Papua dan
pendukungnya.”
Dukungan tersebut semakin penting karena dalam
tahun ini ULMWP bukan lagi fokus membangun wadah organisasi ULMWP, juga
bukan hanya meyakinkan negara-negara Melanesia dan Negara Mikronesia dan
Polinesia di Pasifik, melainkan sudah bergeser ke dunia Internasional.
“Target
kita tahun ini sudah harus menjangkau Negara-Negara di belahan bumi
lainnya. Target ini merupakan keputusan bersama Eksekutif ULMWP dan Tim
Kerja dari tanah air dalam pertengahan tahun 2016 di Honiara, ibukota
Negara Solomon Island,” jelasnya.
Jika tahun lalu ada 7 negara
yang berdiri angkat masalah Papua, kata Mote, tantangan saat ini
jumlahnya meningkat di Sidang Umum PBB, September 2017. “Itulah ukuran
kemajuan politik kita dan kemajuan itu sekali lagi sangat tergantung
pada dukungan Anda dalam doa dan puasa secara bulat dan tidak
putus-putusnya.”
Selain itu, ULMWP ajak galang dukungan bagi
penentuan nasib sendiri bangsa Papua dengan ikut menandatangani dan
menyebarkan petisi melalui internet. “Dan yang amat penting adalah
sumbangan dukungan dana, karena sekali lagi kita perlu biayai para
diplomat kita keliling ke berbagai negara di dunia,” imbuh Mote.
Pewarta: Mary Monireng
0 komentar:
Posting Komentar