Kunjungan Dubes Amerika Dan Inggris Di Papua Layaknya Sebuah Sinetron - Suara Wiyaimana Papua
Headlines News :

.

.
Home » , » Kunjungan Dubes Amerika Dan Inggris Di Papua Layaknya Sebuah Sinetron

Kunjungan Dubes Amerika Dan Inggris Di Papua Layaknya Sebuah Sinetron

Written By Suara Wiyaimana Papua on Jumat, 22 Januari 2016 | Jumat, Januari 22, 2016

konspirasi kunjungan Duta Besar asing di Papua
HarianPapua.com – Papua bergema ketika dua Duta Besar (Dubes) asing berkunjung ke bumi Cenderawasih dalam rentan waktu yang tak berbeda jauh dan keduanya pun secara bersamaan berada di tanah Papua dalam sebuah balutan ‘Misteri’ yang penuh dengan tanda tanya.
Tapi tunggu, keberadaan kedua Duta Besar (Dubes) tersebut, yakni Moazzam Malik (Duta Besar Inggris untuk Indonesia) dan Robert O Blake (Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia) bukanlah merupakan sebuah kebetulan jika kita menilik kembali jejak tarik ulur kasus ‘kontrak karya’ PT Freeport yang hingga saat ini masih belum menemukan titik terang meskipun PT Freeport sendiri sudah mengajukan penjualan saham mereka kepada pemerintah Indonesia sebesar Rp 23 triliun dan juga pembukaan kantor Free West Papua Campaign di Inggris pada tahun 2013 silam.
PT Freeport Indonesia yang sejatinya adalah sebuah perusahaan tambang milik negeri Paman Sam (julukan Amerika Serikat) tersebut, mulai goyah ketika kontrak karya mereka akan berakhir pada tahun 2021 dan pemerintah Indonesia masih belum angkat bicara soal perpanjangan kontrak karya yang baru.
Hal tersebutlah yang memunculkan konspirasi terbesar tentang kehadiran Robert O Blake sebagai Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat di Papua meskipun sang Dubes sendiri mengatakan bahwa kehadirannya di Papua sendiri untuk membantu menyelesaikan permasalahan HAM yang terjadi hingga saat ini di Papua (konspirasi dukungan Amerika terhadap Papua Merdeka jika PT Freeport angkat kaki dari Indonesia).
Robert O Blake sendiri baru-baru ini melakukan rapat tertutup yang tidak mengijinkan media untuk meliputi jalannya rapat tersebut bersama dengan beberapa aktifis HAM Papua yang diantaranya termasuk Kepala Kantor Perwakilan Komnasham Papua, Frits Ramandey, Sekertaris Eksekutif Elemen Jaringan Kerja Rakyat, Sekter Manupandu, Sekertaris Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Papua, Yuliana Lamuluyo dan juga salah satu koordinator jaringan damai Papua, Neles Tebay di sebuah Restoran yang terdapat di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.
Berbeda dengan Moazzam Malik, Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia yang juga secara bersamaan hadir di Papua dan menyatakan bahwa pemerintahan Inggris mendukung bergabungnya Papua di tubuh NKRI yang dianggap sebagai sebuah ‘penipuan’ yang tak pernah ada jawabannya.
Jika pertanyaan tersebut memang benar adanya, jaringan Organisasi Papua Merdeka atau Free West Papua Campaign yang berkantor di Inggris sejak tahun 2013 silam dan dipimpin langsung oleh salah satu aktifis Papua Merdeka, Benny Wenda, perlu dipertanyakan.
Inggris juga sebelumnya secara terang-terangan mendukung bebasnya tanah Papua dari tubuh NKRI yang diakibatkan oleh derasnya pelanggaran HAM yang begitu berat dan tak pernah menemukan solusi terbaik hingga saat ini namun secara mendadak menyatakan bahwa mereka (pemerintahan Inggris) mendukung Papua untuk tetap berada di dalam lingkaran wilayah kedaulatan Negara Republik Indonesia.
Terlepas dari itu, Moazzam Malik, Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia juga sempat mengatakan bahwa pemerintah Inggris akan memberikan beasiswa gratis untuk jenjang S2 bagi masyarakat Papua yang berprestasi.
Isu beasiswa gratis tersebut ditanggapi miris oleh Pengamat politik dan hubungan internasional dari Universitas Al Azhar Indonesia, Adhe Nuansa Wibisono, yang mengatakan bahwa upaya pemberian beasiswa gratis tersebut berhubungan dengan dukungan pelepasan Papua dari NKRI.
“Tidak ada makan siang gratis yang diberikan dalam skema beasiswa tersebut. Dukungan Inggris terhadap pembukaan kantor perwakilan Papua Merdeka adalah bentuk intervensi atas kedaulatan politik dan urusan domestik Indonesia” kata Adhe dilansir via Rmol.
Apa sebenarnya maksud dan tujuan dari kunjungan kedua Duta Besar (Dubes) tersebut ?
Share this article :

0 komentar:

.

.

Pray For West Papua

Pray For West Papua

MELANESIANS IN WEST PAPUA

MELANESIANS IN WEST PAPUA

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

GOOGLE FOLLOWER

Traslate By Your Language

WEST PAPUA FREEDOM FIGHTER

WEST PAPUA

WEST PAPUA

VISITORS

Flag Counter
 
Support : WEST PAPUA | WEDAUMA | SUARA WIYAIMANA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Suara Wiyaimana Papua - All Rights Reserved
Template Design by WIYAIPAI Published by SUARA WIYAIMANA