KNPB
Konsulat dan Solidaritas Mahasiswa Papua (SMP) Menggelar Ibadah mendukung
Agenda Pertemuan Pasifik Islands Forum.
Manado,
Suara Wiyaimana Papua– Komiti Nasional Papua Barat (KNPB), Wilayah
Konsulat bersama Solodaritas Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua di Sulawesi
Utara, mendukung penuh agenda Pasifik
Islans Forum (PIF), yang akan berlansung di Ibu Negara Papua New Guinea, Port
Moresby.
Pantauan
dari, Suara Wiyaimana papua bersama seluruh mahasiswa papua yang tergabung
dalam Komite Nasional Papua Barat, (KNPB-Konsulat), Solidaritas Mahasiswa Papua
(SMP), dan Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua-Sulut (IMIPA), mengelar ibadah pada
Senin (7/9/2015), di Manado.
Pada
jam, 10 tepat, masa dari kota Tomohon, Tondano, Minahasa Utara tiba di Kota Manado
dengan keadaan sehat dan penuh semangat mamadati Asarama Putra Kamasan, Lima, Manado. Masa dari setiap kota studi
turun dengan menghiasi motif bintang kejora pada wajah, lengan dan pakaian. Ada
pula yang menggenakan “Koteka” dan “Cawa” sebagai busana khusus Melanesia West Papua
yang sebenarnya.
Kegiatan
Ibadah dimulai dari jam satu siang, hingga jam lima sore berakhir dengan pentas
budaya melanesia. Dalam renungan kotbah diambil dari Kitab keluaran yang
dikisahkan, tentang nabi musa memimpin dan membawa bangsa Israel dari perbudakan menujuh
tanah kanaan yaitu tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada bangsa Israel.
Kotbah
dipimpin salah satu mahasiswa papua, yang sedang mengeyam pendidikan di
Sulawesi Utara, Manado. Didalam kotbahnya, setiap orang menyadari bahwa, bangsa
yang diperbudak, dijajah, dikapitalisasi dan dibantai pun Allah peduli sehingga
wajib kita menatap wajah Allah yang sesunggunya menciptakan kita sebagai
manusia serupa dan segambarnya yang sempurna menanti gerban kemerdekaan.
Setelah
ibadah bersama dilanjutkan dengan pentas budaya diantaranya, dari Wilayah Mee-pago
dengan pentas (Ugaa dan Waitaa), Wilayah Lapago (Sistem Perkawinan
budaya-Melanesia Papua), drama dari wilayah Domberai, Puisi Pembebasan Bangsa
Papua dari Wilayah Sairery, Yosim Pancar dari Wilayah Bomberay, dan diikuti dengan
berbagai kegitan dari Wilayah Haa-Nim, dan
Mamta.
Dengan
harapan dari generasi penerus papua bahwa, kami sebagai penyambung lidah
rakyat untuk berbagai persoalan yang terjadi seperti yang kita lihat saat ini, yakni: ketidakadilan,
kediskriminasian, perampasan kekayaan alam dan pembantaian yang terjadi di
Tanah Papua selam ini. Untuk itu, sebagai kewajiban mahasiswa papua, terus menuntut hak
kemerdekaan dari bentuk kapitalisme dan kolonialosme.
“Hak penentuan nasib sendiri adalah hak segala bangsa dimuka
bumi dan itu adalah proses penyelamatan bangsa papua yang telah dan sedang berada dalam
genggaman, kapilatime, dan kolonialisme menujuh kebebasan,” jelasnya.
Salah
satu mahasiswa papua kepada, suara wiyaimana papua, disampaikan bahwa, kami adalah satu bangsa yang mempunyai identitas tersendiri dari
bangsa-bangsa lain di muka bumi, sehingga bagi kami bangsa papua barat wajib menuntut hak
kemerdekaan. Pesang ini lansung diterima dari asrama Kamasan putra, papua, di Manado.
Ibadah
berlangsung ini, berjalam aman dan damai, kemudian dibacakan statemen politik oleh Ketua KNPB-Konsulat, Hiskia Meage. Akhir dari pembacaan stateemen politik dilanjutkan dengan
sambutan-sambutan dari mewakili, Solidaritas Mahasiswa Papua (SMP), Mewakili
IMIPA-Sulut, Mewakili Aktivis, Mewakili Perempuan Papua.
Berikut Empat
pernyataan politik KNPB Konsulat disampaikan dalam rangka ibadah
bersama mendukung agenda Pasifik Inslands Forum sebagai berikut.
Pertama,
bebaskan Papua Barat untuk menyelamatkan masyarakat Pasifik dari
kolonialisme dan kapitalisme. Kedua, bebaskan Papua Barat untuk
menyelamatkan masyarakat Pasifik dari pemanasan global. Ketiga, rakyat PapuaBarat
butuh bantuan rakyat Pasifik dari ancaman genosida. Keempat, mendesak
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirimkan tim khusus untuk menyelidiki
status politik Papua dan Papua Barat.
“Kami
sangat mendukung Pasifik Island Forum dapat menerima West Papua melalui
United Liberation Movement for West Papua sebagai obsever agar dapat
berperan aktif dalam membicarakan dan menyelesaikan masalah-masalah di kawasan
ini secara bersama-sama,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia
Tengah.
Kegiatan
Ibadah dan pentas budaya pada hari senin, berakhir dengan waita bersama di depan
asrama kamasan Lima Kota Manado-Sulut. Kemudian mahasiswa dari setiap kota studi kembali
ke-kota studi masing-masing dan ditutup dengan doa bersama. (Admin/KNPB Konsulat & SWP)
Foto Bersama (Admin KNPB Konsulat & SWP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar