Selasa, 08 September 2015

KNPB Konsulat dan Solidaritas Mahasiswa Papua (SMP) Menggelar Ibadah mendukung Agenda Pertemuan Pasifik Islands Forum.


KNPB Konsulat dan Solidaritas Mahasiswa Papua (SMP) Menggelar Ibadah mendukung Agenda Pertemuan Pasifik Islands Forum.

Manado, Suara Wiyaimana Papua– Komiti Nasional Papua Barat (KNPB), Wilayah Konsulat bersama Solodaritas Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua di Sulawesi Utara,  mendukung penuh agenda Pasifik Islans Forum (PIF), yang akan berlansung di Ibu Negara Papua New Guinea, Port Moresby.

Pantauan dari, Suara Wiyaimana papua bersama seluruh mahasiswa papua yang tergabung dalam Komite Nasional Papua Barat, (KNPB-Konsulat), Solidaritas Mahasiswa Papua (SMP), dan Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua-Sulut (IMIPA), mengelar ibadah pada Senin (7/9/2015), di Manado.

Pada jam, 10 tepat, masa dari kota Tomohon, Tondano, Minahasa Utara tiba di Kota Manado dengan keadaan sehat dan penuh semangat mamadati Asarama Putra Kamasan, Lima, Manado.  Masa dari setiap kota studi turun dengan menghiasi motif bintang kejora pada wajah, lengan dan pakaian. Ada pula yang menggenakan “Koteka” dan “Cawa” sebagai busana khusus Melanesia West Papua yang sebenarnya.

Kegiatan Ibadah dimulai dari jam satu siang, hingga jam lima sore berakhir dengan pentas budaya melanesia. Dalam renungan kotbah diambil dari Kitab keluaran yang dikisahkan, tentang nabi musa memimpin dan membawa bangsa Israel dari perbudakan menujuh tanah kanaan yaitu tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada bangsa Israel.

Kotbah dipimpin salah satu mahasiswa papua, yang sedang mengeyam pendidikan di Sulawesi Utara, Manado. Didalam kotbahnya, setiap orang menyadari bahwa, bangsa yang diperbudak, dijajah, dikapitalisasi dan dibantai pun Allah peduli sehingga wajib kita menatap wajah Allah yang sesunggunya menciptakan kita sebagai manusia serupa dan segambarnya yang sempurna menanti gerban kemerdekaan.

Setelah ibadah bersama dilanjutkan dengan pentas budaya diantaranya, dari Wilayah Mee-pago dengan pentas (Ugaa dan Waitaa), Wilayah Lapago (Sistem Perkawinan budaya-Melanesia Papua), drama dari wilayah Domberai, Puisi Pembebasan Bangsa Papua dari Wilayah Sairery, Yosim Pancar dari Wilayah Bomberay, dan diikuti dengan berbagai kegitan dari  Wilayah Haa-Nim, dan Mamta.

Dengan harapan dari generasi penerus papua bahwa, kami sebagai penyambung lidah rakyat untuk berbagai persoalan yang terjadi seperti yang kita lihat saat ini, yakni: ketidakadilan, kediskriminasian, perampasan kekayaan alam dan pembantaian yang terjadi di Tanah Papua selam ini. Untuk itu, sebagai kewajiban mahasiswa papua, terus menuntut hak kemerdekaan dari bentuk kapitalisme dan kolonialosme.

“Hak penentuan nasib sendiri adalah hak segala bangsa dimuka bumi dan itu adalah proses penyelamatan bangsa papua yang telah dan sedang berada dalam genggaman, kapilatime, dan kolonialisme menujuh kebebasan,” jelasnya.

Salah satu mahasiswa papua kepada, suara wiyaimana papua, disampaikan bahwa, kami adalah satu bangsa yang mempunyai identitas tersendiri dari bangsa-bangsa lain di muka bumi, sehingga bagi kami bangsa papua barat wajib menuntut hak kemerdekaan. Pesang ini lansung diterima dari asrama Kamasan putra, papua, di Manado.

Ibadah berlangsung ini, berjalam aman dan damai, kemudian dibacakan statemen politik oleh Ketua KNPB-Konsulat, Hiskia Meage. Akhir dari pembacaan stateemen politik dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari mewakili, Solidaritas Mahasiswa Papua (SMP), Mewakili IMIPA-Sulut, Mewakili Aktivis, Mewakili Perempuan Papua.

Berikut Empat pernyataan politik KNPB Konsulat disampaikan dalam rangka ibadah bersama mendukung agenda Pasifik Inslands Forum sebagai berikut.

Pertama, bebaskan Papua Barat untuk menyelamatkan masyarakat Pasifik dari kolonialisme dan kapitalisme. Kedua, bebaskan Papua Barat untuk menyelamatkan masyarakat Pasifik dari pemanasan global. Ketiga, rakyat PapuaBarat butuh bantuan rakyat Pasifik dari ancaman genosida. Keempat, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirimkan tim khusus untuk menyelidiki status politik Papua dan Papua Barat.

“Kami sangat mendukung Pasifik Island Forum dapat menerima West Papua melalui United Liberation Movement for West Papua sebagai obsever agar dapat berperan aktif dalam membicarakan dan menyelesaikan masalah-masalah di kawasan ini secara bersama-sama,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia Tengah.

Kegiatan Ibadah dan pentas budaya pada hari senin, berakhir dengan waita bersama di depan asrama kamasan Lima Kota Manado-Sulut. Kemudian mahasiswa dari setiap kota studi kembali ke-kota studi masing-masing dan ditutup dengan doa bersama. (Admin/KNPB Konsulat & SWP)

 Foto Bersama (Admin KNPB Konsulat & SWP


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar