Sabtu, 05 September 2015

Inilah Kronologis Penembakan Tujuh Warga Versi Keuskupan Timika

Warga mengarak jenazah Yulianus Okoare (18) dan Imanuel Marimau (23), korban tewas akibat ditembak anggota TNI di Timika, Mimika, Papua, Jumat (28/8). Dua orang warga sipil tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam insiden yang terjadi pada Jumat (28/8). Jubi/Antara
Jayapura, Jubi – Gereja Katolik Keuskupan Timika secara resmi merilis kronologis penembakan terhadap tujuh warga sipil oleh oknum TNI dari kesatuan Kodim 1710 di Koperapoka, Timika, pada 27 Agustus 2015 lalu.

Dalam rilis yang diterima Jubi, Jumat (4/9/2015), yang ditandatangani Mgr. John Philip Saklil, Pr. disebutkan, sebelum kejadian itu, orang-orang Kamoro menggelar dua acara untuk mengucap syukur atas keberhasilan Leonardus Tumuka sebagai seorang putera suku Kamoro pertama yang meraih gelar doktor.

Pertama, menyelenggarakan malam kesenian adat suku Kamoro dengan menampilkan acara “tifa duduk” (menabuh tifa dalam posisi duduk/kadang berdiri sambil menyanyikan lagu adat dan menari, yang biasanya berlangsung semalam suntuk).
Kedua, penyambutan secara umum/nasional berupa resepsi dengan mengundang para tokoh dari adat, agama dan pemerintah, PT. Freeport dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LEMASKO).

Acara pertama diselenggarakan di rumah serba guna milik gereja Katolik (bekas gedung Gereja Katolik Santo Fransiskus) di jalan Bhayangkara, Koperapoka Timika, pada tanggal 27 Agustus 2015.
Acara kedua sedianya akan diselenggarakan pada tanggal 28 Agustus 2015 di hotel Serayu Timika.

Dalam acara “tifa duduk” pada tanggal 27 Agustus 2015, terjadilah kejadian tragis, penembakan yang dilakukan oleh aparat militer terhadap 7 (tujuh) orang warga sipil. Lima orang luka-luka dan dua orang tewas seketika.

Kronologi Kejadian

Pertama, pihak gereja mengatakan, sudah dari jauh hari, acara dipersiapkan dalam sejumlah rapat/pertemuan yang diadakan di rumah keluarga Gerry Okoare. Dan dalam salah satu rapat itu diputuskan bahwa acara pesta adat akan dilaksanakan di Kompleks Gereja St. Fransiskus Koperapoka. Pada sore hari, 27 Agustus 2015, massa sudah mulai berkumpul di sekitar halaman gereja dengan segala persiapan pesta. Menjelang malam, masyarakat bersama aparat keamanan (polisi) menutup jalan masuk ke arah gereja di jalan Bhayangkara, karena tempat acara “tifa duduk” diadakan di halaman samping gereja, dekat Jalan Raya Ahmad Yani.

Kedua, pada 28 Agustus 2015, sekitar pukul 01.20 waktu setempat, sebuah motor yang berboncengan berusaha menerobos barikade jalan yang sudah ditutup. Para pemuda OMK (Orang Muda Katolik) yang berjaga menegur pengendara sepeda motor tersebut. Namun kedua orang itu tidak menerimanya dengan baik. Mereka turun dari sepeda motor dan terjadilah pertengkaran mulut. Kedua orang tadi sempat mengancam pemuda OMK dengan mamakai pisau sangkur sehingga memicu terjadinya kontak fisik (perkelahian).

Melihat perkelahian yang tidak berimbang (dua orang melawan belasan pemuda OMK), para tetua adat Kamoro turun tangan untuk melerainya, sebab dikhwatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kedua orang tadi dipukul hingga babak belur atau bahkan mati. Kemudian barulah diketahui bahwa kedua orang tersebut adalah anggota militer dalam keadaan mabuk. Sesudah situasi agak reda, kedua anggota tentara itu melarikan diri.

Ketiga, sekitar pukul 02.00 dini hari waktu Papua, datang lagi dua orang lain dengan menggunakan sepeda motor, tetapi bukanlah dua orang yang datang sebelumnya. Satunya menenteng senjata api laras panjang. Mereka turun dari motor dan langsung menuju ke pintu masuk halaman gereja. Melihat gelagat mereka, sejumlah pemuda OMK mencoba untuk menghalangi mereka. Namun dengan menodongkan senjata kepada pemuda OMK, mereka berteriak “siapa yang pukul anggota?” Banyak ibu serta anak-anak yang ketakutan berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat tembok pagar gereja.

Katanya, kedua orang itu sempat masuk sampai ke dalam halaman gereja dengan posisi laras senjata yang diarahkan kepada massa. Namun sejumlah ibu yang masih ada di halaman gereja mengadakan perlawanan dan berusaha menghalau kedua orang itu sambil berteriak: “keluar, ini gereja”. Lalu, dibantu oleh anak-anak muda OMK, para ibu ini terus menghalau kedua orang tersebut ke luar halaman gereja, bahkan hingga ke pertigaan jalan Ahmad Yani. Saat itulah terdengar bunyi rentetan tembakan membabi buta. Dan bersamaan dengan bunyi tembakan tersebut, berjatuhanlah beberapa orang sipil, terhitung 7 (tujuh) orang korban.

Keempat, sekitar pukul 03.10 WP, para korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat (RSUD Mimika dan RSMM Timika).

Kelima, data terakhir dari para korban hingga hari ini, 01 September 2015: 2(dua) korban telah meninggal dunia, 1 (satu) orang dalam kondisi kritis dan 4 (empat) lainnya yang luka berat maupun ringan dalam proses perawatan.

Identitas Para Korban Meninggal

Pertama, Imanuel Herman Mairimau (23) korban meninggal kena tembakan di bagian leher tembus kepala. Ia meninggalkan seorang isteri dan anak. Kedua, Yulianus Okoware (23) Korban meninggal bagian perut tembus belakang.

Identitas korban luka-luka

Pertama, Thomas Apoka (24) terkena tembakan pada telapak kaki kanan. Sedang menjalani perawatan di RSUD Mimika. Kedua, Martinus Imaputa (17) seorang pelajar terkena tembakan pada dada kiri. Kondisi kritis sedang menjalani perawatan di Ruma Sakit Mitra Masyarakat Timika. Ketiga, Moses Emepu (24) terkena tembakan di paha kanan, menjalani perawatan medis di RUSD Timika. Keempat, Martinus Afukafi (24) terkena tembakan di pingan kiri, sedang menjalani perawatan di RMM Timika. Kelima, Amalia Apoka (wanita 19 tahun) terkena tembakan pada kaki kanan, menjalani berobat jalan.

Identitas Pelaku

Pertama, Makher berpangkat Serka anggota TNI kesatuan Kodim 1710. Pelaku sedang ditahan den POM Timika. Kedua, Ashaar berpangkat Sertu, anggota TNI Kodim 1710 sedang ditahan Den POM Timika. (Mawel Benny)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar